24. Untuk Sekian Kalinya

32 4 0
                                    

"Chloe kau kok bisa jatuh sih dari tangga" tanya Nanda kepada ku. lalu disambung oleh Karin "iyah Chloe, rasaku tadi kau keluar gerbang deh" ujar Karin dan kini mereka berdua menunggu jawabanku.

"Aku jujur nih nya tadi emang aku keluar gerbang mau nyamperin bang very... Cuman pas aku mau dekati dia ada cewe yang nyamperin dia dan udah keburu dia jadi aku balik deh. Niat nya mau naik ke atas aja jadi aku buru-buru ke tangga dan ternyata aku engga liat ada benda kecil di tangga ke pijak aku" Ucap ku menjawab pertanyaan teman ku dengan jelas.

Seketika hening saat mereka mendengar jawaban ku, dan Nanda mencairkan suasana.

"Oh jadi ini gegara sih bang very"

"Liat aja lu bang ver" Ucap Nanda dengan ngelantur mengambilkan air untuk ku.

Tak lama kemudian mereka pamit untuk balik ke sekolah dan mereka bilang akan kembali melihat ku nanti. Dan aku kini sendiri di ruangan yang cukup besar.

Aku menutup mata ku sejenak Namun, aku terbangun lagi saat mendengar suara bang very dari arah luar.

"Bang very?!!" Guman ku pada saat mendengar suaranya.

Aku bergegas bangun dari kasur ku melepaskan infus ku dan alat bantu nafas ku dengan paksa, aku mencoba berdiri meskipun terjatuh aku tetap mencoba nya dan aku dengan diam-diam melarikan diri dari rumah sakit.

"Tempat yang paling aman hanya lah rumah sendiri. "

Aku berlari meninggalkan rumah sakit, sementara itu bang very membuka pintu ruangan ku namun, gak melihat siapa pun di dalam termasuk aku, dia bertanya kepada semua suster dan mengatakan tak ada yang melihat nya.

Bang very berlari keluar dari rumah sakit mencari diri ku. Aku terus berlari sampai akhirnya terjatuh lagi dan ternyata bang very telah melihat diri ku.

Dia menghampiri ku dan mencoba membantu ku namun, aku menolak nya dan menyuruh nya untuk pergi karena aku bisa sendiri.

"Chloe..." Ujar bang very namun, aku tak membalas nya.

Aku mencoba bangun lagi dan mulai berjalan lagi, bang very terus mengikuti ku Dari belakang meskipun berkali-kali aku menyuruhnya untuk pergi.

Sampainya di rumah aku langsung menutup pintu ku tak membiarkan bang very ngomong sama sekali, dia masih berdiri di depan pintu ku dan dia mulai terduduk di depan pintu ku dan mulai menangis dan begitu dengan ku.

"Maaf" Ucap kami berdua dari balik pintu di antara kami.


Aku masih diam di depan pintu dan akhirnya aku bangun dan pergi menuju kamar ku, saat di kamar aku melihat ke arah jendela terlihat bang very yang baru saja pergi dari perkataan rumah ku tampak wajah nya yang sedih.

"Aku jahat yah bang? Maaf nya" Guman ku masih melihat ke arah jendela.

Aku mengganti baju ku segera agar ayah dan mamah ku tidak mengetahui apa yang terjadi dan tidak membuat mereka khawatir.

Setelah itu aku pergi ke kasur ku dan segera tidur... Berharap pikiran ku akan segera tenang.

Sudah hampir beberapa hari aku tak masuk sekolah dan juga mamah dan ayah sedang pergi keluar kota dan kembali bulan besok jadi aku benar-benar sendirian di rumah.

Saat aku sedang bermalas-malasan di tempat tidur ku tiba-tiba hp berdering begitu saja.

"Karin? Ngapain dia telpon"

Panggilan masuk....

Iyahh halo kenapa Rin

Ehh chloe lu kemana aja
Udah berapa hari lu engga masuk.

Bang very nyariin lu tau engga sih

Aku lagi malas sekolah Rin,
Besok aja deh aku sekolah lagi

Betol kau besok? Udah pada
Nanyain kabar mu nih

Iyahh...

Yaudah kalau gitu ku matiin dulu
Udah baris

Iyahh, byeee...

Panggilan berakhir...

Setelah panggilan dari Karin berakhir aku tetap melanjutkan ber malas-malasan ku di tempat tidur tidak tahu apa yang harus ku lakukan.

"Kalau aku keluar rumah sama aja nanti ketahuan di liat anak-anak yang sering bolos itu" Guman ku saat berpikiran ingin keluar rumah.

Karena tak tahu ingin melakukan apa aku menyibukkan diri dengan melakukan hobi ku pekerjaan rumah hingga bermain dengan kucing ku bernama 'Neyla'.

Dan semua yang ku lakukan berhasil menghilangkan kesepian ku di rumah hingga waktu menjelang sore.

Jangan lupa vote nya.
Tandai typo!

Very Subrata [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang