Sudah hampir tengah malam namun rony masih belum bisa tertidur. Kedatangan flaura cukup mengganggu pikirannya.
Memori tentang bagaimana ia dulu dicampakan begitu saja oleh flaura dan memori-memori kenangan yang lain dengan flaura yang kini ikut mendatangi pikirannya.
Kerongkongan rony terasa kering, ia butuh minum. Karena sejak tadi setelah makan bersama dengan keluarganya ia tak keluar kamar sama sekali, ia enggan bila harus bertemu atau berpapasan dengan flaura, jadi ia lebih memilih berdiam diri di kamar.
Rony turun ke lantai satu dan melangkah menuju dapur. Ia membuka lemari es dan mengambil sebotol air mineral didalamnya. Saat menutup kembali pintu kulkas ia terperanjat kaget saat melihat wajah flaura kini sudah ada dihadapannya.
"Aku mau ngomong sama kamu ron" ucap flaura pada rony, dan rony secepat kilap merubah ekspresi wajahnya, Dingin.
"Gue rasa ga ada hal yang perlu diobrolin" rony hendak melangkah melewati flaura, namun dengan cepat flaura menahan lengan rony. Rony menatap tangan flaura yang kini telah menggenggam pergelangan tangannya. Dan dengan satu tarikan rony melepaskan cekalan flaura.
"Banyak hal yang perlu kita obrolin ron"
Flaura menatap rony dengan pandangan sendu."Aku mau tau gimana kabar kamu selama ini" lanjutnya lagi
"Lo mau tau kabar gue ? Kabar gue selalu baik, bahkan saat lo ninggalin gue kabar gue baik-baik aja. Lo gausah khawatir"
"Aku juga mau ngejelasin kesalahapahaman yang dulu ron"
"Salah paham gimana maksud lo ? Salah paham saat gue liat lo berduaan sama mantan lo itu ? Padahal jelas-jelas lo udah pacaran sama gue. Atau salah paham soal lo besoknya mutusin gue dan bilang masih sayang sama mantan lo ?"
"Ga gitu ron, aku..."
"Udah gue gak mau denger, gak mau tau dan ga perduli soal apapun tentang lo"
Namun flaura masih belum menyerah, ia kembali memegang pergelangan tangan rony.
"Lepas, gue cape mau tidur" desis rony tajam. Yang membuat cekalan flaura melemah dan terlepas dari genggamannya.
****
"Lo gila ? Gue gak mau"
"Please ron, gue ada panggilan interview hari ini, gak bisa nemenin flaura" ucap raline kepada rony, ia tengah berada di kamar rony dan sedang meminta bantuan adiknya itu untuk menemani flaura survey apartemen yang akan flaura tempati.
"Ya undur ajalah"
"Gak bisa ron, kita udah tanggung janjian hari ini, pemilik apartmennya dari luar kota dan udah bela-belain dateng kesini, kita gak mungkin cancel"
"Yaudah suruh dia aja pergi sendiri, kenapa harus ditemenin sih"
"Lo tau sendiri kan keadaan flaura gimana, bahaya kalau dia pergi sendiri, akhir-akhir ini asmanya lagi sering kambuh."
Rony mengusap kasar wajahnya frustasi.
"Please ron, demi gue"
"Lo tau ga ? Sekarang gue lagi benci-bencinya sama lo" rony menyambar jaketnya dan berlalu pergi meninggalkan kakanya disana.
Sementara raline tersenyum simpul, mau bagaimanapun rony tak akan tega untuk tidak menuruti kemauannya.
Rony sudah berada didalam mobilnya dan sedetik kemudian pintu penumpang terbuka dan menampilkan wajah flaura disana, flaura masuk kedalam mobil dengan senyum yang sangat sumringah.
"Ron makasih yah kamu..."
"Ini kearah mana" potong rony cepat
Setelahnya flaura menjelaskan daerah apartemen yang akan dikunjungi. Suasana mobil hening tak ada yang bersuara lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMELY - [END]
Teen FictionSebenarnya hanya sebuah kisah klasik antara kamu dan aku, antara persahabatan kita, antara aku yang jatuh pada sahabatku sendiri. Salmafirla isvara Bagi salma rony itu galak, kalo ngomong suka ketus, kadang suka jaim, tapi baik banget. Sampe heran...