Salma melepas apron yang ia gunakan dan melipatnya dengan rapi lalu dimasukan ke dalam loker miliknya. Salma baru saja menyelesaikan pekerjaan paruh waktunya di sebuah coffe shop di Tokyo. Suasana di coffe shop cukup ramai bila weekend seperti ini.Salma dan diman sama-sama mengambil pekerjaan paruh waktu di tempat yang sama, mereka mengambil pekerjaan paruh waktu hanya di hari sabtu dan minggu, karena di hari itu mereka tidak ada jadwal perkuliahan.
Sebenarnya salma dan diman mendapatkan beasiswa dari salah satu program scholarship for international students in japan, tapi tidak sepenuhnya biaya hidup mereka di jepang ditanggung oleh beasiswa tersebut, Sehingga mereka berdua mencoba untuk bekerja paruh waktu, sebenarnya uang saku mereka lebih dari cukup, hanya saja mereka sepakat untuk melakukan segala kegiatan yang sebelumnya belum pernah dilakukan di Indonesia.
Bahkan mereka berdua sudah menyusun daftar tempat dan keinginan yang akan mereka lakukan selama di jepang. Pokoknya selama 6 bulan ini mereka akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin, mencari teman dan relasi sebanyak-banyaknya.
Salma menghampiri diman yang telah menunggunya di depan toko, sudah hampir sebulan mereka melakukan segala kegiatan di jepang bersama-sama.
Bahkan hampir setiap hari mereka membeli makan bersama atau sekedar masak bersama."Mau makan steak ? Tawar diman setelah salma berada di hadapannya.
Salma terlihat berpikir."Gue traktir."
"Dalam rangka ?"
"Sebulan kita disini." Sontak salma tertawa mendengar jawaban diman.
"Gue pengen traktir aja sal, mau ya."
"Ehm.. boleh, tapi nanti gantian gue yang traktir yah." Diman mengangguk dan akhirnya mereka jalan beriringan ke restaurant steak yang berada tak jauh dari tempat mereka bekerja.
Setelah memesan 2 porsi steak, mereka duduk di meja yang sebelah sisinya terpampang kaca besar yang dapat melihat ke arah luar, sehingga dapat terlihat semburat langit berwarna jingga sekarang.Setelah menunggu sekitar 20 menit, pesenan salma dan diman dihidangkan di di atas meja mereka berdua.
Diman langsung memotong steaknya menjadi potongan kecil-kecil setelah semua steaknya terpotong, ia menukar piringnya dengan piring salma.
Salma melihat diman dengan tersenyum manis.
"Thanks yah diman, padahal lo gak perlu repot-repot begini"
"Gue gak repot, ayo dimakan" balas diman tersenyum tak kalah manis.
Salma jadi teringat seseorang yang juga selalu melakukan ini padanya. Yang selalu memanjakan nya. Salma kira setelah ia di jepang ia akan benar-benar mandiri, melakukan semuanya sendiri, tapi ternyata di jepang pun ada yang memanjakannya seperti ini, hanya saja ini orang yang berbeda.
Diman yang melihat salma melamun menjetikan jarinya di depan wajah salma.
"Kok malah ngelamun"
"Eh, iya sorry dim"
"Mikirin apa ?" Salma diam.
"Ok gue ralat pertanyaan gue, mikirin siapa ?" Salma tak menjawab.
"Mikirin rony ?" Salma kaget. Diman bahkan bisa menebak dengan benar.
"Lo kenal rony ?"
"Gue gak kenal rony, tapi gue tau dia. Lagian siapa yang gak tau dia, dia kan mantan presiden BEM 2 periode." Salma manggut-manggut mengerti.
"Gue tau lo sahabatan banget sama rony, sekampus kayanya juga tau gak sih ? Dimana ada rony disitu pasti ada lo." Salma tidak tahu kalau mereka berdua sepopuler itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMELY - [END]
Teen FictionSebenarnya hanya sebuah kisah klasik antara kamu dan aku, antara persahabatan kita, antara aku yang jatuh pada sahabatku sendiri. Salmafirla isvara Bagi salma rony itu galak, kalo ngomong suka ketus, kadang suka jaim, tapi baik banget. Sampe heran...