Samudra Aldebaran, cowok tampan, penyendiri, kaku, tidak suka bersosialisasi, bukan tanpa alasan cowok itu membatasi diri tapi kemampuan aneh yang dia miliki membuat cowok itu menikmati kesendirian.
Namun kehidupan cowok itu berubah, kemampuan aneh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sinar perlahan membuka mata membelalak kaget merasakan tubuhnya sudah terikat di sebuah kursi, mulut tertutup lakban, punggung terasa ngilu akibat terkena pukulan balok, gadis itu gelisah mencoba meronta-ronta mendengar suara sepatu mendekat, Sinar memicingkan mata mencoba melihat siapa di sana ?, mata gadis itu membola sempurna melihat orang yang kini berada di hadapannya menggunakan jubah hitam menutupi seluruh tubuh.
"Mmmhhhh mmmhhhhh", gumam Sinar dengan air mata yang sudah berderai.
"HAHAHAHAHA"
Sinar mengatupkan bibir merinding mendengar suara orang itu terdengar seperti suara robot, bisa di pastikan orang di depannya menggunakan alat untuk menyamarkan suara, "Sinar, Sinar, mau gue lepasin ? Baiklah gue lepas lakbannya", gumam orang itu melepas lakban di mulut Sinar dengan kasar.
"Aaauuhhhsss, anjing, lo siapa bangsat ?", umpat Sinar langsung.
Seringai orang itu muncul di wajah terkekeh sinis, "tidak usah mengumpat Sinar, kematian lo ada di tangan gue sekarang, sebenarnya gue benci melakukan ini pada orang yang sehat hanya saja mulut lo tidak bisa di biarkan lebih lama lagi", marahnya.
Sinar mengidik ngeri, "lepasin gue, LEPASSS", teriaknya mencoba meneliti ruangan, mata gadis itu membelalak pasrah mengetahui dia di kurung di gudang sekolah yang berada paling belakang dekat pembuangan sampah, tempat menyimpan fasilitas sekolah yang sudah rusak.
PLAKKKK
"DIAM ANJING", teriak orang itu murka, sudut bibir Sinar telihat robek di ujung bibir, pipi terasa panas sekarang, "sebelum gue menguliti tubuh lo gimana kalau lo jawab pertanyaan gue dulu, lo kan yang membuat pertemanan kalian hancur,membuat Naomi tersisih, hanya karena ingin menjadi pusat perhatian para cowok di sekolah ? Benar apa yang gue katakan ? JAWAB!!!", bentak orang itu.
Sinar meringis, air mata gadis itu keluar begitu deras menganggukan kepala, "gue benci dengan Naomi, dia selalu di sayangi, sedangkan gue harus selalu tersisih di mana pun gue berada, di rumah, di sekolah gue juga merasakam hal yang sama, layaknya dunia hanya mengitari Naomi saja, apa kelebihan gadis itu, dia hanya orang miskin yang tidak tahu diri".
PLAKKK
"Ssstt auh"
"Mulut lo benar-benar harus di kasi pelajaran Sinar, gue tidak menyangka lo mengadu domba teman-teman lo sendiri agar saling menjauh dan renggang", ujar orang itu terdengar sinis dan datar.
"Oh iya, gue lupa, lo akan bebas jika Samudra menyerahkan diri pada polisi", lanjutnya bersedekap dada membuat Sinar membelalak menggelengkan kepala.
"Lo gila hah, Samudra sama sekali tidak bersalah", bentak Sinar, tawa orang itu pecah sampai memegang perut merasa lucu dengan apa yang Sinar katakan.
Orang itu menghentikan tawa menarik rambut Sinar kasar sampai gadis itu mengaduh kesakitan, "bukannya lo selalu menghadang Samudra, berharap dia di keluarkan atau di jebloskan kedalam penjara, kenapa sekarang lo membelanya ? Oh gue tahu lo suka dengan Samudra kan, mencari masalah dengan dia berharap di lirik, aiuuhhh", tebak orang itu tepat sasaran.
Sinar mengatupkan bibir yang sekarang terasa keluh tidak bisa membalas, "ck gue heran sama lo, semua cowok lo sukai, menjijikan", ujar orang itu mendorong gadis itu sampai jatuh ke bawah.
"Sekarang waktunya kita bermain Sinar, sebenarnya lo bukan kelinci permainan yang gue pilih hanya saja kelinci gue yang duanya akan gue lenyapkan setelah Samudra benar-benar kalut, gue jamin setelah lo mati orang tua lo akan menuntut Samudra bahkan lebih dari itu, aahhh gue tidak sabar menyaksikan, itu balasan telah menganggu kesenangan gue", ujar orang itu mengeluarkan pisau lipat yang masih terlihat mengkilap.
"Lepasas, gue mohon jangan bunuh gu___ sshhhtt", jerit Sinar merasakan benda tajam kini menggerogoti perutnya, darah segar keluar membasahi seragam, gadis itu meringis merasakan sakit yang luar biasa di area perut.
Bughhh
"AAAAAAAAAAAA"
Teriakan Sinar menggelegar orang itu tanpa perasaan menginjak perut tepat di luka gadis itu, "sakittt auhh", jerit lirih gadis itu sudah tidak kuat menahan rasa sakit, "bunuh gue saja anjing sshhtt", umpat sinar pelan.
"Oke itu kemauan lo", ujar orang itu semakin kuat menginjak menarik pisau yang masih berada di perut Sinar.
"AAAUUUHHHH".
Takk
Hanya satu kibasan cairan berwarna merah keluar dari kedua pergelangan Sinar yang ada di belakang punggung gadis itu, pandangan Sinar mengabur, perlahan menutup mata.
"HAHAHAHAHAAAA ini hadiahnya Samudra, semoga lo suka".
Tawa orang itu pecah penuh kepuasan menghirup aroma darah dari pisau di tangannya, "wah darah dari orang sehat ternyata lebih harum di bandingkan darah orang yang penyakitan, tapi kembali ke prinsip hidup akan gue hapuskan semua kesakitan di dunia ini agar yang sakit tidak merasakan lagi untuk selamanya", gumamnya menatap sinis mayat Sinar keluar dari ruangan menghubungi orang di seberang sana untuk melakukan perintahnya.