29. 🕵‍♂️

780 64 3
                                    

Biru perlahan tersadar meringis merasakan sakit yang kembali terasa di bagian perut apa lagi setelah menerima tendangan keras dari pelaku, diam-diam Biru mencoba membuka ikatan pada tangan cowok itu, Biru paham kenapa pelaku hanya mengikat tangann...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biru perlahan tersadar meringis merasakan sakit yang kembali terasa di bagian perut apa lagi setelah menerima tendangan keras dari pelaku, diam-diam Biru mencoba membuka ikatan pada tangan cowok itu, Biru paham kenapa pelaku hanya mengikat tangannya karena pelaku sudah tahu kondisi Biru yang tidak bisa melawan.

Tarra yang tengah berkeliling rumah sakit menyeritkan dahi melihat ruangan Biru terbuka lebar, mata pria itu membelalak kaget mengingat kejadian sebelumnya, pria itu berlari masuk begitu kaget melihat ruangan yang kosong, pria itu mendekati brangkas melihat ponsel tergeletak di sana menyalakan.

Mata pria itu membola sempurna membaca pesan di sana, dengan perasaan tidak menentu pria itu keluar berlari menuju ruangan mengambil peralatan yang kemungkinan berguna di situasi darurat, setelah siap Tarra keluar mencoba menghubungi Dirga di seberang sana.

Dirga yang di sibukan dengan laporan menyeritkan dahi melihat Tarra menghubunginya, penasaran pria itu mengangkat menghembuskan nafas.


"Gawat, Biru dan Samudra dalam bahaya, mereka di sekolah sekarang, Biru mendapat ancaman dari nomor asing__".

Belum selesai ucapan Tarra, Dirga mematikan panggilan keluar ruangan dengan wajah begitu panik, "lo harus selamat Samudra", gumamnya, pak Derbi yang tidak sengaja lewat mendengar mengikuti Dirga diam-diam.

Samudra akhirnya sampai di sekolah berlari mencoba mencari keberadaan Naomi dan Biru.

"NAOMI, BIRU", teriak Samudra menggelegar

Ting

Samudra merogoh ponsel melihat pesan dari momor asing tadi.

0852xxxxxxxx : gudang belakang

Samudra langsung berbelok berlari ke gudang belakang sekolah, tanpa berpikir panjang cowok itu mendobrak pintu masuk kedalam membelalak kaget melihat kondisi Naomi yang terlihat begitu kacau, Biru masih terlihat menutup mata di tempat, Samudra menggeram marah mengepalkan tangan mencoba mencari keberadaan pelaku di gudang yang minim pencahayaan.

"SAMUDRA AWAS"

Teriakan Naomi menggelegar di dalam gudang membelalak sedari tadi menangis melihat orang berjubah diam - diam mendekat di belakang Samudra dengan balok di tangannya.

Bughh.

"Sshhtt", Samudra meringis pelan menoleh menatap tajam kearah pelaku yang masih menggunakan jubah hitam, melihat Samudra mendekat hendak menyerang pelaku melempar serbuk ke wajah cowok itu.

"Sialan, pengecut", bentak Samudra mengucek mata, pelaku meleset mendekati Naomi menarik rambut gadis itu kuat mengerluarkan pisau lipat menodong tepat di lehernya.

"Samudra menyerahlah, serahkan diri pada polisi menggantikan gue, kalau tidak, satu kibasan saja gue bisa jamin Naomi akan mati seperti ayam di sembeli", ancamnya.

Naomi mengigit bibir bawah melihat wajah Samudra yang terlihat benar-benar putus asa, air mata gadis itu sama sekali tidak bisa berhenti keluar meringis merasakan sakit pada kepala karena tarikan pelaku pada rambutnya begitu kuat sampai terasa kulit kepala gadis itu sebentar lagi terkelupas.

Biru menghembuskan nafas lega berhasil melepas ikatan pada tangannya diam - diam membuka mata melihat kondisi, dada cowok itu bergemuruh hebat melihat wajah Samudra yang terlihat benar-benar menyerah dengan keadaan, Biru menggerakan tubuh pelan menahan rasa sakit tepat di perunya menendang pelaku dari samping sampai terjungkal kesamping untungnya pisau sama sekali tidak mengenai leher Naomi.

"Shhhttt sialan", umpat orang itu mengeluarkan pistol dari balik jubah mengarahkan pada Biru yang mencoba membuka ikatan Naomi, Samudra yang melihat itu membelalak kaget.


"BIRU AWAS".

DOR

"Aauuhhh"

Dirga, Tarra dan pak Derbi yang datang bersamaan membelalak mendengar suara tembakan, mereka saling pandang berlari kearah sumber suara sialnya jarak mereka lumayan jauh.

Biru tertegun berbalik membola sempurna melihat Samudra berdiri tepat di belangkanya menghadang peluru, perlahan cowok itu luruh ke bawah, "SAMUDRA", teriakan melengking dari Biru dan Naomi, ikatan Naomi akhirnya terlepas mendekat menangis melihat darah keluar tepat di bagian dada Samudra.

Belum puas, pelaku berdiri kembali menyodorkan pistol ke arah Biru, Samudra yang masih tersadar meringis menggelengkan kepala menggerakan tubuh yang sekarang terasa kaku

DOR

DOR

"Sshhhttt auhhh"

"SAMUDRA",

Bertepatan saat pelaku melepas pelatuk, Dirga masuk menembak tepat di kaki, hanya saja pelaku berhasil mengenai Samudra yang lagi - lagi menjadikan dirinya tameng untuk melindungi Biru, Tarra mendekat mencoba memberi pertolongan pertama pada Samudra, pria itu cemas melihat darah semakin banyak keluar dari dada cowok itu.

Pak Derbi mendekat meringkus pelaku yang terlihat meringis merasakan sakit tepat di betis, pak Derbi membuka jubah sampai terpampang wajah asli pelaku, semua membelalak kaget melihat siapa di balik jubah hitam itu, Naomi yang melihat begitu syok berdiri dengan kepalan tangan menguat.

PLAAAKKK

"Itu balasan atas tamparan yang lo berikan, NABILA", ucap Naomi begitu murka.

PLAKKK

PLAKKK

"Itu tamparan atas apa yang lo lakukan pada Samudra, dasar perempuan gila", ujar gadis itu, Dirga meringkus Nabila yang terlihat memberontak sesekali meringis, pak Derbi mengikuti Dirga dari belakang membawa Nabila ke kantor polisi.

"Uhukk"

Naomi menoleh melihat Samudra yang kini muntah darah, Tarra sudah menghubungi ambulance dari rumah sakit miliknya, "Sam, gue mohon bertahan hiks", tangis gadis itu pecah seketika bersimpuh di hadapan Samudra melihat cowok itu menutup mata, sedangkan Biru terduduk menatap kedepan dengan pandangan kosong seakan nyawanya sudah melayang berharap kejadian ini hanya mimpi buruk.

¤¤¤

The Search 🕵‍♂️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang