JTF; 06

3.7K 120 4
                                    

"Why don't you stop worrying about sounding smart and just be yourself?"
Monica Geller

Pagi ini perasaan Ellie tidak karuan, terlebih saat ia sampai di kantor. Semalaman ia sulit tidur karena terus mengingat Nate dan waktu mereka bersama. Rasanya ia tidak siap bertemu lagi dengan Nate.

Saat Ellie sampai di mejanya, ia melihat Nate sudah ada di ruangannya. Ellie sebenarnya tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Bersikap biasa selayaknya dua orang profesional atau melanjutkan apa pun hubungan mereka. Ellie merasa dirinya begitu bodoh karena mencium pria yang dikenalnya kurang dari 24 jam. Tapi siapa dia berpikiran seperti itu? Ellie bahkan bercinta dengan pria yang sama sekali tidak dikenalnya beberapa menit setelah bertemu.

Hari ini harusnya Ellie memberikan data naskah yang sudah disortirnya kemarin pada Nate. Ia duduk di kursinya, berusaha mengatur napas. Oke, ia memutuskan harus bersikap profesional. Ellie menarik napas panjang sebelum memasuki ruangan Nate.

Ellie mengetuk dua kali dan membuka pintu. "Selamat pagi, Nate."

"Hai, Ellie," sapa Nate.

Ellie masuk ke dalam ruangan dan duduk. Ia lalu menyerahkan sebuah map pada Nate. "Ini data naskah yang sudah selesai kusortir."

"Ellie," ujar Nate. Ellie tahu pria itu sedang menatapnya sekarang, Ellie bisa merasakan jantungnya berdebar lebih cepat dan darah yang naik ke pipinya.

Ellie memberanikan diri untuk menatap Nate. Sialan! Matanya begitu memikat!

"Tentang kemarin," Nate mulai bersuara. Tanpa sadar Ellie berhenti bernapas. Saat ia merasa pusing, Ellie mengingatkan dirinya untuk tetap mengisi paru-parunya dengan udara.

Nate bergerak kikuk. "Aku tidak biasanya melakukan itu. Tapi aku tidak tahu apa yang membuatku melakukannya. Kuharap kau tidak tersinggung dan tidak mengganggapku melakukan hal itu pada semua wanita,"

"Um, tentu saja?" Ellie tidak tahu harus merespon seperti apa. Ia pun berpikiran kalau Nate sudah biasa melakukannya dan tidak ada masalah dengan itu. Tapi mendengar pengakuan Nate seperti ini membuatnya terkejut.

"Aku tidak mau kau salah sangka," Nate melanjutkan. "Tapi aku sangat menikmati apa yang kita lakukan. Kuharap akan terus berlanjut."

Perasaan dalam diri Ellie ingin meledak dalam kebahagiaan. Ia ingin berteriak dari atas gedung untuk meluapkannya. Menahan semua gejolak dalam dirinya, Ellie tersenyum, "Tentu saja. Aku juga senang melakukannya."

Tunggu, Ellie. Kau tidak boleh mengatakannya. Kau tidak bisa...

Oh, diamlah. Nikmati dulu momen ini. Batin Ellie berlawanan.

"Bagaimana kalau kita pergi keluar malam ini?" ajak Nate.

Ellie sebenarnya sangat ingin menyetujui. Tapi ia harus membantu Alec mempersiapkan apartemen karena wanita misterius ini akan datang. Melihat tingkah Alec tadi pagi, Ellie semakin bertanya-tanya siapa wanita itu hingga membuat Alec tiba-tiba menjadi gugup karena tidak menyangka wanita itu akan menyetujuinya.

Raut wajah Ellie berubah muram. "Malam ini aku tidak bisa. Aku berjanji pada Alec untuk membantunya. Mungkin akhir pekan? Di tempatku? Aku pastikan Alec pergi."

Nate terkekeh. "Tentu saja, Ellie. Rencana bagus."

"Kalau begitu aku kembali bekerja dulu," ucap Ellie menunjuk ke arah pintu.

Saat Ellie hendak berjalan keluar, Nate memanggilnya. Ellie berbalik, melihat Nate sudah ada di hadapannya dan langsung menciumnya. Ellie membalasnya. Ciuman itu hanya berlangsung singkat karena keduanya tidak ingin orang lain melihat adegan ini.

Jump Then Fall ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang