JTF; 15

3K 102 2
                                    

​"When pretty isn't pretty enough. What would you do?"
Olivia Rodrigo

Alec tidak meduga kalau Ellie bersungguh-sungguh dengan kalimatnya. Entah sudah berapa kencannya yang dirusak Ellie. Gadis itu mengirim pesan kepada wanita yang Alec kencani sebagai mantan pacarnya dan berkata buruk. Bahkan Ellie datang ke tempat kencan Alec. Ia akan histeris dan menganggap Alec selingkuh.

​Seperti saat ini, Alec sedang kencan dengan seorang wanita bernama Gina yang ditemuinya di kedai kopi. Entah dari mana Ellie tahu rencana kencan Alec, gadis itu datang dan duduk di belakang mejanya.

​Seakan sengaja agar dirinya dilihat Alec, Ellie duduk di posisi yang berhadapan dengan Alec, tapi di belakang Gina. Alec sudah mengancam Ellie untuk tidak melakukan apa pun. Tapi ia tahu Ellie tidak akan mendengarnya.

​"Kurasa tempat ini tidak cocok. Kau mau pindah? Tertarik dengan makanan Itali?" tanya Alec pada Gina.

​Gina yang kebingungan akhirnya mengiyakan. Tapi saat mereka sedang bersiap untuk pergi, tentu saja Ellie datang menghadang.

​"Ellie, hentikan!" Alec memperingatkan sebelum gadis itu memulai sandiwaranya.

​Tapi Ellie tetap tidak mau berhenti. Ia berteriak histeris, menuduh Alec selingkuh padahal ia sedang sakit parah dan butuh dukungan.

​"Ellie, aku bersumpah akan memanggil keamanan!"

​Begitu Ellie tidak mengindahkan peringatannya, Alec memanggil keamanan. Seorang pria penjaga bertubuh besar menghampiri Ellie dan menyeret gadis itu keluar. Ellie memberontak susah payah. Hal itu membuat Alec iba dan menyesal.

​Sial! Kenapa ia harus menyesal? Ellie sudah gila dan kelewatan. Batin Alec dilema.

​Alec memperhatikan Ellie melawan dan memberontak dari cengkraman pria penjaga itu. Begitu gerakan Ellie dikunci, ia merintih kesakitan.

​"Whoa, oke-oke kurasa cukup. Kau menyakitinya," ujar Alec panik berusaha melepaskan Ellie.

​"T-tapi kau sendiri yang—" petugas keamanan kebingungan.

​Alec mengangguk. "Ya, kurasa sudah cukup. Aku bisa menanganinya. Terima kasih."

​Ellie mengusap kedua tangannya dan menggerutu. Alec meraih lengan gadis itu dan mencengkramnya. Mata keduanya beradu. "Apa. Yang. Kau. Rencanakan. Brengsek?!" desis sang pria.

​Alec lupa kalau Gina ada di belakangnya. "Alec, kurasa kita bisa menunda kencan kita."

​Ellie menyeringai bangga. Ia kemudian berbisik. "Aku bisa melakukannya setiap hari dan akan selalu berhasil."

​Kini Alec mengerti. Ellie sedang membalaskan dendamnya karena Alec menolak tidur dengannya. Ratu drama! Jika itu yang diinginkan wanita sialan ini, maka itu yang akan didapatkannya. Alec akan menyiksa Ellie dengan kenikmatan hingga gadis itu akan lupa dengan namanya sendiri dan menyesali perbuatannya.

​Tanpa persetujuan, Gina meninggalkan Alec. Alec mencoba menahan tapi ia tahu ia tidak akan mendapatkan kencan kedua bersama Gina setelah apa yang dilaluinya. Selamat tinggal bokong indah yang tidak akan pernah dipukulnya.

​"Oke, kau mau aku tidur denganmu?! Ayo kita lakukan!" gerutu Alec. "Aku akan mengajarimu bagaimana caranya berhubungan seks! Kau akan menyesal pernah mengenalku setelah ini. Kau akan menyesal karena terus menyabotaseku."

​Sudah dua minggu ini Ellie selalu membuat Alec kehilangan kesabaran. Ellie sering mengirim pesan nakal dan foto-foto sensual kepada Alec. Di apartemen, gadis itu selalu melakukan hal-hal aneh yang membuat Alec menelan ludah. Bajunya yang tersingkap, lupa dengan handuknya, atau tidur di sofa dengan baju tipis yang bahkan tidak menutup pantatnya.

Siapa juga yang tidak tertarik jika di hadapkan dengan wanita seperti Ellie. Tapi berkali-kali Alec menahan diri untuk tidak terjebak dengan permainan Ellie. Gadis itu memang seksi dan cantik, tapi ia licik dan akan melakukan apa pun untuk mendapatkan keinginannya.

​Ellie tertawa mengejek, "Kau pikir aku mau tidur denganmu? Oh, dalam mimpimu, Alexander."

​Alec semakin naik pitam. Ia harus mencari cara untuk membalas Ellie atas semua seks yang hilang begitu saja.

​"Apa kau tidak sadar kau punya pacar? Bagaimana perasaan Nate kalau ia tahu kau mengemis untuk tidur denganku? Bahkan kau mencoba menjebakku untuk tidur denganmu," cibir Alec.

​Ellie mendekatkan dirinya dan menatap tajam. "Kau tidak akan berani melakukannya."

​Alec merasa tertantang. "Oh, ya? Kita lihat saja!"

​"Aku akan menyabotase Brenda!" ucap Ellie balik mengancam.

​Alec tertawa pahit. "Kau pikir aku masih berhubungan dengan Brenda? Dia kembali dengan suaminya! Aku tidak punya apa pun untuk kau hancurkan, bitch!"

​Alec kira Ellie akan kembali menyerangnya dengan kalimat jahat lain. Tapi di luar dugaan, Ellie bergeming dan menatap Alec dengan sedih.

​"Aku minta maaf. Aku tidak tahu," nada bicara Ellie menjadi pelan. "Kau baik-baik saja?"

​Ada perasaan hangat dalam diri Alec melihat Ellie peduli padanya. Tapi amarahnya masih menguasai. Ia belum terima dengan apa yang Ellie lakukan padanya beberapa waktu ini.

​"Kau tidak bisa menganggu hidupku lalu tiba-tiba peduli, Ellie," ucap Alec ketus.

​Ellie menyadari kalau Alec tidak melunak. "A-aku minta maaf, oke? Aku hanya marah sekali dan malu karena kejadian tempo hari. Kurasa aku keterlaluan."

​"Ya, kau diam di sini dan pikirkan kesalahanmu." ujar Alec ketus. "Aku akan pergi. Jangan ikuti aku."

•••

Please give your vote and comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Please give your vote and comment.
Thank you💜

Jump Then Fall ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang