JTF; 07

3.3K 108 1
                                    

"It is a risk to love. What if it doesn't work out? Ah, but what if it does?"
Peter McWilliams

​Seharusnya Ellie memiliki rencana cadangan karena Alec benar-benar mengusirnya. Ia kira Alec setidaknya akan membiarkan ia diam di kamar sampai kencan selesai. Tapi rupanya Alec serius hingga mengancam akan membuang pakaian Ellie ke luar jika ia tidak pergi.

​Karena tidak punya rencana, Ellie hanya duduk di taman, melihat orang berlalu lalang dan memperhatikan pepohonan yang mulai meranggas. Ia lalu teringat dengan Clare dan menghubunginya.

​"Ellie, honey, maafkan aku. Aku sedang berada di Portland sekarang," jawab Clare saat Ellie mengajaknya untuk bertemu.

​Ellie mengerutkan kening. "Kau pindah tanpa memberitahuku?!" protesnya.

​Terdengar suara Clare tertawa. "Tidak, bodoh! Perusahaanku mengirimku ke Portland untuk sementara. Mereka membuka cabang baru dan butuh orang tambahan."

​"Kenapa kau tidak memberitahuku?! Berapa lama kau di sana? Oh, astaga kita baru tidak bertemu kurang dari sebulan dan kau meninggalkanku!"

​"Jangan berlebihan, ratu drama! Aku memberitahu Alec saat bertemu dengannya di toko kemarin lusa. Kukira dia memberitahumu. Semuanya memang serba mendadak."

​"Tunggu, kapan kau pergi ke Portland?" Ellie tidak mengerti.

​"Kemarin. Saat aku bertemu Alec sebenarnya aku sedang membeli perlengkapan yang kubutuhkan untuk perjalanan."

​"Kapan kau kembali?"

​"Dua bulan lagi."

​"Kau jahat sekali tidak memberitahuku!" pekik Ellie kesal. Bagaimana mungkin Clare pergi dalam waktu lama dan tidak memberitahunya?

Clare memilih mengalihkan topik. ​"Bagaimana denganmu? Aku merindukanmu, tahu! Kudengar dari Alec kau mengencani bosmu, ya?"

​Ellie memekik, "Astaga! Akan kuhajar mulut sialannya itu!"

​"Tenang saja, Ellie. Kurasa itu bagus untukmu. Siapa namanya? Alec bilang namanya Freddy tapi kurasa dia hanya mengingat nama itu karena sepanjang pembicaraan dia mengatakan bosmu mirip dengan Freddy dalam film Scooby Doo."

​"Nate. Namanya Nate." Ellie menyebutkan nama bosnya dengan penuh penekanan meski ia tahu Clare tidak akan mengejek Nate seperti yang Alec lakukan.

​"Kenapa kau tidak menghubunginya sekarang? Kau butuh teman, kan?"

​"No way!" tukas Ellie.

​"Ellie, ayolah! Kau ini membuang waktumu denganku sementara kau bisa bertemu dengannya di luar jam kantor."

​"Aku sudah berjanji bertemu dengannya akhir pekan nanti." Ellie mencari alasan.

​"Hubungi dia sekarang!" lalu suara Clare menjauh, ia seperti berbicara dengan orang lain. "Aku harus pergi, Ellie. Serius, hubungi dia!" ucap Clare lalu seketika memutus sambungan.

​Ellie menimbang-nimbang sesaat. Setelah Clare, ia memang tidak punya teman lagi untuk diajak bertemu. Ellie mengutuk dirinya yang tidak memiliki teman dekat selain Clare dan Alec. Mungkin ia akan menghubungi teman-teman kuliahnya saja? Tapi Ellie sedang tidak ingin nongkrong di bar karena mereka sudah pasti mengajak Ellie ke bar.

​Ellie menggerutu. "Ugh, baiklah. Persetan!" umpatnya lalu mencari kontak Nate dan menghubunginya.

•••

"Hei," sapa Ellie melihat Nate menghampirinya.

Hampir setengah jam menunggu, Ellie bernapas lega melihat Nate menghampirinya. Hampir saja Ellie pergi karena berpikiran kalau Nate tidak jadi datang. Meski Nate mengiyakan dengan segera ajakan Ellie, tapi dalam hatinya Ellie tidak ingin Nate menilainya sebagai cewek agresif. Tapi persetan itu semua. Ellie senang Nate ada di dekatnya.

Jump Then Fall ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang