Extra Chapter

2.7K 42 2
                                    

Hi! Seperti judulnya, aku ada extra chapter sebagai lanjutan/penutup cerita ini. Tapi yang aku post di sini cuma spoiler aja ya. Full versionnya ada di KaryaKarsa.

Di extra part nggak ada konflik baru kok. Cuma kalau mau tau gimana pacarannya Ellie sama Alec and ofc they're 🌶🌶🌶 scene, how Ellie dealing with her condition, and her intimacy relationship with Alec sila baca di KK ya.

Cari aja username @/nesitara atau klik link ini karyakarsa.com/nesitara

See you guys later

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See you guys later. Again, thank you for all your appreciation. Million kisses and hugs from Ellie and Alec💜

•••

SPOILER

"Boleh aku memelukmu?" tanya Alec, seperti yang selalu ia lakukan setiap malam.

Ellie mengangguk. Tidak lama, ia merasakan hangat tangan Alec melingkar di tubuhnya dan sebuah kecupan mendarat di keningnya.

"Alec?"

"Hm?" gumam Alec dengan mata mulai setengah terpejam.

"Can you touch me?" tanya Ellie.

Kedua mata Alec kembali terbuka. Ia melihat ke arah Ellie dan bertanya. "Di mana kau ingin aku menyentuhmu?"

Ellie merasakan keraguan dan keberanian datang bersamaan dalam dirinya. Hanya saja kali ini ia cukup berani untuk mencoba hal yang tidak pernah dilakukannya. Mengusir keraguannya, Ellie bangkit dan posisinya dan duduk di atas Alec. Gadis itu lalu meraih satu tangan Alec dan membawanya menelusuri wajahnya.

Alec menggerakan tangannya sesuai arahan Ellie, membiarkan gadis itu mengambil kendali. Pria itu menyapukan jemarinya ke wajah Ellie, membelai pipi dan rahang Ellie dengan sentuhan lembut. Gadis itu memejamkan mata dan menyunggingkan senyum.

"Kau wanita paling cantik, Elle. Aku tidak akan pernah bosan mengatakannya," ujar Alec masih dengan posisi yang sama.

Ellie tidak merespon dengan kalimat. Senyumnya semakin mengembang. Gadis itu lalu membawa tangan Alec turun ke leher, dada, dan berhenti di sana, membuat Alec menautkan alis.

Sesaat, pria itu tidak bergerak. Tangannya menggantung di depan dada Ellie, tidak berani menyentuhnya. Sejak mereka resmi berpacaran, Alec tidak pernah menyentuh Ellie kecuali gadis itu yang memintanya. Beberapa kali Ellie membuat Alec ejakulasi dengan tangan dan mulutnya. Tapi Ellie belum pernah mengizinkan Alec menyentuhnya.

"Touch me here." Ellie menarik tangan Alec dan menempelkannya di antara kedua payudaranya.

"Kau yakin?" tanya Alec memastikan.

Ellie menurunkan tangan Alec dan menempatkannya tepat di atas bagian intimnya. "Dan di sini," gumam Ellie hampir berbisik.

"Ellie, are you sure?" tanya Alec lagi ingin benar-benar memastikan.

Sesaat Ellie terdiam. Ia tidak begitu tahu apa yang ada dalam pikirannya. Yang ia inginkan adalah hangat tangan Alec di setiap inci tubuhnya. Tapi Ellie tidak yakin berapa lama perasaan ini akan bertahan.

"Kau tidak perlu melakukannya jika belum siap," ujar Alec lagi saat Ellie tidak kunjung bersuara.

Ellie menggigit bibir. "Bisakah kita mencobanya?" tanyanya.

"Kau yakin?" tanya Alec untuk ketiga kalinya. Kali ini nada suaranya lebih memaksa.

"Entahlah. Mungkin," jawab Ellie ragu.

"I take consent seriously, baby." suara Alec memberat.

Mengangguk pelan, Ellie menjawab. "Untuk saat ini, aku sangat yakin. Tapi aku tidak bisa mempercayai diriku untuk beberapa menit ke depan. Kau mungkin harus memastikannya lagi nanti."

"Well, that's some gray area there, but I'll take it as a yes." Alec menyahut. Seringai pria itu membuat Ellie tertarik ingin menciumnya. "Pastikan kau memberitahuku jika kau berubah pikiran."

Ellie mengangguk. Gadis itu kemudian mencondongkan tubuhnya ke arah Alec untuk meraih bibirnya. Bibir mereka menyatu dalam ciuman dengan tempo yang terus naik. Keduanya tenggelam dalam kegiatan yang mereka lakukan. Ellie membuka mulutnya yang membuat Alec bisa dengan leluasa mengeksplor ciuman mereka. Begitu suara desahan sang gadis terdengar, Alec semakin memperdalam ciuman mereka, seakan menggali sesuatu yang sudah lama terkubur di dalam sana.

"What do you want me to do, baby?" tanya Alec di sela ciumannya.

"Touch me," desah Ellie.

"Where?"

"Anywhere you like," jawab Ellie yakin.

Jawaban Ellie membuat Alec semakin ingin menggoda sang gadis. Satu tangannya menelusup ke balik baju yang dikenakan Ellie. "Is it enough?" tanyanya saat Alec meremas payudara Ellie.

Gadis itu melenguh dan mengangkat wajahnya, merasakan aliran listrik mulai menyerangnya lewat sentuhan Alec. "Tidak cukup," erang Ellie.

Alec bangkit dari posisinya yang terlentang. Kini Alec duduk dan bersandar di sofa dengan Ellie yang masih duduk di atasnya. Gadis itu memberi isyarat untuk membuka pakaiannya yang langsung dilakukan oleh Alec. Saat kaus yang dikenakannya sudah tergeletak di lantai, Ellie membuka bra-nya.

"God you are so fucking beautiful!" erang Alec melihat bagian atas tubuh Ellie yang polos tanpa sehelai benang pun.

Ellie mencibir. "Itu karena gairahmu sedang naik. Aku yakin jika monyet telanjang di depanmu saat ini, kau akan menyebutnya cantik juga."

"Kau selalu tahu cara membuat pria bergairah," ucap Alec dengan nada sarkastik. Pria itu melingkarkan tangan di tubuh Ellie dan menarik gadis itu agar berada di bawahnya. "So, mungkin kita harus mengatur kode isyarat."

"Kau terdengar seperti Christian Grey." Ellie terkekeh. "Seperti yang pernah aku katakan, aku bukan penyuka BDSM tapi kurasa aku setuju."

"Kuning jika kau merasa tidak nyaman dan merah untuk berhenti?" tanya Alec memastikan.

"Lalu apa kode jika aku ingin terus melanjutkan?" Ellie bertanya balik.

Alec menyeringai. "Kau bisa meneriakan namaku dan mungkin menancapkan kukumu di bahuku."

Memutar bola mata dan mencibir, Ellie mengejek. "Kau benar-benar ahli dalam BDSM."

Alec terkekeh. "Mungkin aku akan mempertimbangkan membuat red-room di kamarmu."

...
FULL VERSION on KaryaKarsa

Jump Then Fall ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang