JTF; 28

2K 89 18
                                    

"I wanted you in my life from the beginning. Any way I could have you. Even if it meant just as friends."
Missy Welsh

Pesta kejutan ulang tahun Tina berada di kediamannya di sebuah griya tawang wilayah Upper East-Side. Meski Tina seorang pemimpin dari penerbit kecil, ia cukup terkenal di dunia penerbitan New York. Hal itu karena ia punya keluarga yang menggeluti bidang yang sama. Tina bekerja untuk perusahaan keluarganya sebelum ia berhenti dan merintis perusahaan baru.

Begitu lift terbuka, suasana pesta yang begitu glamor langsung terasa. Musik pelan, caterer, sampanye, dan orang-orang dengan pakaian mahal, semua ada dalam satu ruangan. Ellie tahu kalau atasannya ini termasuk orang penting di dunia penerbitan US, tapi ia tidak tahu Tina memiliki selera tinggi. Di kantor, wanita itu terlihat sederhana dan sangat mudah berbaur. Melihat sekeliling, Ellie tahu orang-orang yang ada di ruangan itu adalah orang penting, mungkin pejabat.

"Gugup?" tanya Alec melihat gurat gelisah di wajah Ellie.

Ellie menggangguk kecil. "Kukira tidak akan semewah ini."

"Ini Upper-East Side. Begini caranya mereka berpesta," ujar Alec santai. Ia kemudian menaikan tangannya agar Ellie bisa mengamitnya. "Shall we?"

Keduanya menyusuri pesta. Seorang caterer menawari sampanye. Ellie segera mengambil satu sedangkan Alec tidak, karena ia berusaha tetap sadar dan tetap bisa berkendara.

"Kau yakin, Alec?" tanya Ellie.

Alec menggangguk. "Ya, tentu saja."

"Baiklah." Ellie menyesap sampanyenya. Ia mengedarkan pandangan dan melihat teman-temannya berkerumun. "Hei, itu teman-temanku!" ujarnya menarik Alec ke arah teman-temannya.

"Ellie, baby!" seru salah seorang dari mereka.

Alec memperhatikan satu per satu dari tiga orang yang berdiri di sana yang ia yakin pasti Daniela, Frank, dan May—teman-teman Ellie di kantornya yang baru. Tatapan Alec pada ketiganya seketika terlihat tidak ramah.

"You're with Alec!" seru Frank. Ia melihat ke arah Alec dengan antusias dari atas ke bawah. Alec membalas Frank dengan tatapan tajam. Matanya menyipit dan menebarkan aura permusuhan.

"Guys, this is Alec, my roommate." Ellie memperkenalkan Alec secara resmi. "Alec, ini May, Daniela, dan Frank."

Daniela menjabat tangan Alec. "Oh, Tuhan. Akhirnya kita bertemu dengan Alec."

"Jangan berlebihan, Daniela," sergah Ellie.

Frank kini mendekat ke arah Alec dan mendekapnya sekilas, memegang kedua biseps Alec berkali-kali setelah melepaskan pelukannya. "Aku tidak tahu kau bisa tinggal dengan lelaki setampan ini dan tidak tidur dengannya."

"Frank. Hentikan." May menyela. Ia menggeleng karena merasa itu tidak sopan.

Alec segera saja menjauh dari Frank. Bukannya ia tidak suka pria yang punya preferensi seksual berbeda darinya. Hanya saja Alec tidak suka saat mereka melakukan tindakan-tindakan menjurus ke arah seksual seperti menggodanya.

Melihat tatapan tidak suka Alec pada teman-temannya, Ellie berdeham sekali. Ia tidak mau teman-temannya merasa canggung dengan aura permusuhan Alec.

"Atau jangan katakan kalian sudah–?" Frank menebak, menghiraukan gerak-gerik Alec yang sudah melihatnya dengan tatapan tidak suka.

"Tidak." Alec menjawab dengan nada tegas. Suaranya tajam dan ekspresinya berubah dingin. "Aku mau mengambil minum," ucap Alec mengalihkan pembicaraan.

"Kukira kau tidak akan min—" Alec tidak menunggu Ellie menyelesaikan kalimatnya. Pria itu tidak menghiraukan Ellie dan berjalan menuju bar.

Jump Then Fall ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang