JTF; 29

1.9K 92 5
                                    

"There are only two mortal sins in the world; one of these is to be cruel and the other is to possess, and they are both destructive of happiness."
John Cowper Powsy

Orang-orang kantor Ellie sudah berada di Bemelmans lebih dulu. Mereka tersebar di seluruh penjuru bar. Beberapa hanya duduk dan menikmati minuman mereka sambil mengobrol. Sisanya berdansa dan bersenang-senang di lantai dansa. Sepertinya Tina hanya mengajak orang-orang kantor karena Ellie tidak melihat tamu-tamu penting yang hadir.

Baguslah, itu artinya tidak ada Nate atau orang-orang dari kantor lamanya. Batin Ellie berkata.

Ketiga teman Ellie langsung menghambur menuju bar. Ellie berjalan pelan di belakang bersama Alec. Mengedarkan pandangan, Ellie merasakan gugup menyerang. Ingatan tentang Nate, Mark, dan semua lelaki tiba-tiba menyeruak dalam kepala Ellie. Untuk pertama kalinya berada di bar membuat Ellie tidak nyaman.

"Kau yakin tidak ingin pulang saja?" Alec meyakinkan sekali lagi. Ia melihat keraguan dalam diri Ellie dan merasa kalau gadis itu hanya terpaksa berada di sini untuk teman-temannya.

Menelan kekhawatirannya, Ellie tersenyum semringah. "Ya, kurasa ada baiknya kita bersenang-senang dan melupakan masalah kita. Kau mau minum? Atau berdansa. Ayo berdansa!"

"Ellie, aku tidak—"

"Ayolah, Alec!" seru Ellie kemudian menarik Alec ke lantai dansa.

Awalnya Alec hanya memperhatikan Ellie menggerakan tubuhnya tanpa arah, bahkan sama sekali tidak mengikuti musik. Tapi akhirnya Alec menyerah dan ikut berdansa bersama Ellie. Ia menarik Ellie untuk berputar dan menjaga agar tubuh gadis itu berada di dekatnya.

"Baiklah aku akui kita membutuhkan ini," ujar Alec terkekeh di tengah-tengah gerakan mereka yang tidak kompak.

"Menyenangkan, 'kan?" balas Ellie. Ia lalu memeluk Alec dan membuat gerakan cepat dan mencoba mengikuti suara musik.

Alec tertawa. Ia membuka tangannya dan membiarkan Ellie berputar di hadapanya. Gadis itu bergerak seperti melayang. Suara tawanya terdengar, membuat sesuatu dalam diri Alec bereaksi. Hatinya menghangat karena ia bisa kembali membuat teman serumahnya tertawa. Alec bersumpah ia akan melakukannya lagi dan lagi hingga tidak ada kesedihan tersisa dalam diri gadis itu.

Setelah lagu berhenti, keduanya tersenyum lebar. Iris keduanya saling menatap. Ellie melihat senyum lembut Alec dan matanya yang berbinar. Hal yang kontras dengan apa yang dilihatnya di rooftop sebelum ini. Seakan keduanya adalah orang yang berbeda.

"Aku akan duduk di sana," ujar Alec setelah musik berganti.

"Kau tidak mau melanjutkan?" tanya Ellie dengan bibir mengerucut.

Alec menggeleng. "Nope."

Meski Alec masih mendengar gerutuan Ellie, pria itu tetap berjalan ke bar sementara Ellie tetap berada di tempat dansa. Kini Frank dan Daniela yang menemaninya.

Alec memperhatikan dari bar. Daniela terlihat membisikan sesuatu pada Ellie. Lalu Frank ikut berbicara. Alec tidak bisa menangkap secara jelas ekspresi Ellie, tapi sepertinya gadis itu tersipu. Alec tiba-tiba menjadi sangat penasaran apa yang dibicarakan Ellie dan dua temannya itu.

Tidak lama ketiga orang itu bergerak semakin cepat mengikuti musik. Daniela menggoyangkan kedua tangan Ellie. Keduanya melompat-lompat dengan gembira. Alec tersenyum kecil saat melihat Ellie hampir jatuh karena terlalu antusias melompat. Dari tempatnya duduk, Alec bisa melihat Ellie tertawa.

"Kau tidak mau memberitahunya?" suara May tiba-tiba membuat Alec sedikit terperanjat. Alec melihat ke samping dan May sudah duduk di kursi sebelahnya.

"Memberitahu apa?" tanya Alec bingung.

Jump Then Fall ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang