JTF; 09

3K 111 2
                                    

"It's not finding yourself that hard; it's facing yourself that is."
Alexander Den Heijer

​"Selamat pagi," sapa Alec berjalan keluar kamar. "Elle, bisa kau belikan aku sikat gigi di supermarket kalau kau belanja?" tanya Alec kemudian.

​Alec melihat Ellie sudah duduk di pantri dengan laptopnya saat ia keluar kamar. Gadis itu tidak melakukan apa-apa, hanya menatap kosong ke layar laptop. Bahkan saat Alec mengajaknya bicara, Ellie tetap tidak merespon.

​"Ellie?" Alec melambaikan tangannya di hadapan wajah Ellie. Kini gadis itu mengerjapkan mata, kembali menemukan kesadarannya.

​"Ya?" tanyanya setengah sadar.

​Alec angkat bahu. "Tidak apa-apa," jawab Alec sekenanya. "Hanya saja aku tidak pernah melihat seseorang menatap layar sangat fokus tanpa ada film porno."​

​Ellie keheranan, "What?"

​"Kau baik-baik saja? Ada masalah dengan pekerjaan?"

​Ellie mengangguk beberapa kali. "Ya-ya, semuanya baik. Aku hanya sedang berpikir,"

​"Ada masalah dengan Nate?" tanya Alec dan langsung membuat Ellie menatap ke arahnya sinis. Bingo!

​"T-tidak," Ellie gelagapan. "Well, ya, tapi tidak penting. Aku harus pergi ke kantor sekarang."

​Saat Ellie beranjak dari kursinya, Alec meraih lengannya dan memaksanya duduk lagi. "Tidak, kau hanya ingin menghindariku. Duduk. Ceritakan padaku."

​Ellie menggerutu, "Ugh, baiklah," jawabnya. "Tapi sebelum itu, ceritakan dulu padaku kencanmu dengan Brenda kemarin."

​Alec mengangguk tenang. "Semuanya lancar. Kami makan, mengobrol—"

​"Bercinta?" Ellie menyela.

​Alec menatap Ellie tajam. "Tidak, otak mesum!" pekiknya. "Sebenarnya kesempatan itu ada, tapi aku tidak ingin memanfaatkannya. Aku hanya ingin tahu cerita kehidupannya dan mengeratkan kembali hubungan kita."

​Ellie terkekeh, "Aku belum pernah melihatmu seperti ini," gelaknya. "Kuharap aku bisa melihat atau mendengar tentangmu sebelum Brenda mencabik-cabik perasaanmu."

​"Fuck you!" umpat Alec. "Aku tidak peduli dengan pendapatmu. Kami akan bertemu lagi akhir pekan ini."

​"Wohooo, nice," seru Ellie jahil.

​Tanpa basa-basi, Alec langsung menodong Ellie dengan pertanyaan. "So, ada apa dengan Nate? Kalian bertengkar? Hubungan tidak berjalan dengan baik? Dia sudah menikah?"

​Sebelum Alec terus memberondongnya dengan dugaan yang semakin tidak masuk akal, Ellie memukul lengan cowok itu. "Tidak, bodoh! Berhenti dengan semua dugaanmu."

​"Lalu?"

​Ellie menarik napas panjang sebelum memulai ceritanya. Ia kemudian menceritakan kejadian kemarin. Berawal dari makan bersama, mengobrol, hingga kejadian di apartemen Nate. Ellie tahu Alec akan sangat tertawa puas mendengar ceritanya ini.

​Setelah cerita Ellie selesai, Alec terdiam. Tapi Ellie tahu ekspresi Alec sangat menahan diri agar tidak tertawa.

​"Elizabeth Hutley can't enjoy sex?" Alec menahan tawa.

​"Oh, demi Tuhan! Tertawakan saja aku!"

​Alec tertawa keras.

​"Aku akan pergi," ketus Ellie.

​Alec menahan dirinya agar tidak tertawa lagi. Tapi ia masih belum bisa. Ditambah air matanya pun keluar karena terlalu keras tertawa. "Ellie! Ellie! Maafkan aku, kembalilah!" Alec menarik lagi lengan Ellie. "Maaf tawaku belum selesai. Tapi aku janji akan membantumu."

Jump Then Fall ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang