Pria Putih Masih Mengikuti

449 46 2
                                    

Para gadis dimasukkan ke dalam kereta kuda secara paksa. Kali ini para prajurit gagal membawa 10 gadis karena tiga gadis berhasil melarikan diri saat Arum membuat kekacauan. Kini gadis yang tersisa adalah delapan, termasuk Arum.

Berdasarkan perbicangan antara prajurit dengan pria tampan itu selama perjalanan, Arum mengetahui bahwa pria tampan itu bernama Huang Shong. Pria itu adalah tangan kanannya Raja Zhang. Huang Shong bisa berada di tempat kejadian hanyalah sebuah kebetulan. Huang Shong yang pulang dari bertugas tidak sengaja melewati tempat kejadian dan melihat sebuah kekacauan.

"Hei kalian para pria." Arum berbicara dari dalam kereta kuda. "Kalian tidak merasa kasihan kah pada kami?"

Tidak ada satupun yang menjawab.

"Kalian tahu tidak, aku ini berasal dari negeri yang sangaaaaat jauh. Aku kemari bukan untuk cari perkara. Lagian Raja Zhang tidak mungkin memilih aku."

Lagi-lagi tidak ada yang menanggapi.

"Kalian tahu? Ini adalah perbuatan yang sangat salah. Apa kalian tidak memikirkan perasaan orang tua para gadis ini? Mereka pasti sangat sedih. Apakah kalian tidak memiliki adik ataupun kakak di rumah? Seandainya adik atau kakak kalian dibawa untuk dijadikan tumbal seperti ini kalian akan diam saja?"

"Aku adalah adik salah satu prajurit itu ...." cicit seorang gadis yang mengenakan hanfu kuning.

"Ah, begitu ..-- apa?!" Arum memekik.

"Hei, gadis satu itu berisik sekali. Tutup mulutnya!" perintah kepala prajurit.

Kereta pun dihentikan. Salah seorang prajurit masuk lalu membekap mulut Arum dengan kain.

"Hm! Hm! Hm!!!" Arum tidak terima, akan tetapi tidak bisa berbuat apa-apa.

Berbeda dengan Arum yang sejak tadi mengoceh saja, keponakan Shen Hong hanya menangis dalam diam. Di antara semua gadis, dialah yang paling cantik. Tidak hanya paling cantik, dia juga yang bentuk tubuhnya lebih aduhai. Lagi-lagi berbanding terbalik dengan Arum yang kurus kerempeng dan rata.

'Hm, pasti Jing Ji yang akan terpilih. Bagaimana ini? Pasti paman Shen Hong akan sangat sedih. Kalau aku sih mana mungkin terpilih. Begitu masuk gerbang istana saja sudah ditendang lagi, langsung didiskualifikasi.'

Jujur saja Arum tidak khawatir akan terpilih. Ia hanya mengkhawatirkan Jing Ji. Baginya Shen Hong adalah orang yang sangat berarti, dan bagi Shen Hong, Jing Ji sangat berarti. Jika terjadi sesuatu pada Jing Ji, maka Shen Hong pasti akan sangat terpukul.

Dalam perjalanan menuju istana, tidak ada yang tahu bahwa seorang pria berambut putih, berjubah putih, berkulit putih, berwajah tampam terus mengikuti rombongan mereka. Dia melompat dari pohon satu ke pohon lainnya. Ketika tadi kereta kuda berhenti karena salah seorang prajurit akan membekap mulut Arum, pria putih itu menghela nafas.

"Mengapa ada Shen Hong? Begini caranya aku tidak bisa membawa kabur Arum."

Pria putih itu ada pria yang mengikuti Arum secara diam-diam saat masih di Nusantara.

* * * *

Setelah beberapa hari, akhirnya Arum dan gadis lainnya tiba di istana Luzong. Begitu melihat istana, Arum benar-benar terkagum-kagum. Seumur hidupnya, baru kali ini ia menginjakan kaki di istana. Bahkan di Nusantara sekalipun ia tidak bisa pergi ke istana walaupun ingin, sekalipun ayahnya adalah dukun santet istana.

Inginnya Arum mengoceh memuji betapa megah dan mewahnya istana Luzong, namun sayang mulutnya masih ditutup. Oleh sebab itu hanya matanya lah yang bisa bergerak liar dan berbinar.

Arum merasa beruntung bisa sampai di istana pada siang hari. Dengan begitu dia bisa melihat pemandangan istana dengan leluasa. Istana ini memiliki beberapa bangunan terpisah di dalamnya, seakan ada banyak istana di dalam istana.  Setiap bangunan menghadap ke halaman yang luas dan memiliki taman belakang masing-masing.

Namun saat berjalan ke salah satu bangunan, mata Arum sempat melihat ada satu bangunan yang paling jauh dan paling ujung. Bangunan itu tertutup oleh bangunan lain dan tampak sangat sunyi tanpa ada penjaga.

'Jangan-jangan itu tempat penumbalan?'

Pikiran Arum sudah sangat negatif. Bahkan bangunan mewah yang ia masuki tidak bisa membuat ia terpukau lagi.

"Masukkan mereka ke masing-masing kamar! Panggil perias segera! Yang Mulia ingin memilih mereka nanti malam." Kasim datang untuk menyampaikan keinginan raja mereka.

Huang Shong yang ikut mengantar para gadis ke istana selir membungkuk. "Baik, Kasim Agung."

Entah ada angin dari mana, Huang Shong tiba-tiba menatap Arum lama, padahal sejak perjalanan pria itu tidak melirik Arum sama sekali.

"Khusus untuk gadis itu, jaga kamarnya dengan ketat. Kawal perias yang masuk ke kamarnya. Dia ganas."

Arum melotot lebar. "HM! Hm hm hm hmm hmhm!!"

Prajurit yang memegang Arum membungkuk. "Baik, Tuan."

* * * *

Huang Shong berjalan keluar dari istana Selir. Niatnya setelah ini ia akan menghadap Raja untuk melaporkan tentang mata-mata yang sudah ia tangani dengan baik. Namun langkahnya harus ia hentikan karena kepala prajurit mengejarnya. Kepala prajurit pun menghadap.

"Tuan Shong, mohon bantu hamba. Hamba benar-benar tidak sanggup untuk menghadap pada Yang Mulia Raja. Yang Mulia Raja pasti akan marah besar karena hamba hanya berhasil membawa delapan gadis."

Huang Shong menghela nafas. Ia paling malas mengurus sesuatu yang bukan tugasnya. Namun sering kali para petinggi istana meminta bantuannya untuk menyampaikan sesuatu pada Raja Zhang Zou apabila berita tersebut adalah berita buruk. Tidak ada yang berani menghadap pada Raja jika Raja sedang marah.

"Aku juga sedang tidak ingin membahayakan nyawaku. Kau harus bertanggung jawab atas kelalaian tugasmu."

Kepala prajurit tersebut bertekuk lutut. "Tuan, hamba mohon sekali. Anda sangat tahu bahwa 'gadis' adalah sesuatu yang sangat penting untuk Yang Mulia Raja. Jika ada kesalahan, hamba tidak tahu apa yang akan terjadi pada hamba di ruangan itu. Tolong Tuan, tolong bantu hamba. Yang Mulia Raja tidak mungkin membunuh Anda, berbeda dengan hamba."

Setelah dipikir, apa yang diucapkan oleh kepala prajurit ini benar adanya. Mengumpulkan gadis dan memilih satu diantara mereka adalah hal yang sangat penting bagi Raja Zhang Zou. Dulu saat seorang gadis berhasil lolos dalam perjalanan, prajurit yang dipercayai sebagai pemimpin tugas langsung kehilangan nyawa di ruang kerja Raja Zhang Zou.

Karena sekarang ia merasa kasihan pada kepala prajurit yang satu ini, maka Huang Shong pun setuju. "Baiklah. Aku akan melaporkan hal ini pada Yang Mulia."

Kepala prajurit itu merasa sedikit lega. Namun tetap saja ia takut untuk menghadap pada Raja Zhang dikemudian hari. Walaupun demikian, ia merasa lega, setidaknya untuk hari ini lehernya masih utuh.
Kepala prajurit membungkuk. "Terima kasih, Tuan. Terima kasih."

Huang Shong mengangguk. "Sebagai gantinya, awasi gadis yang tadi membuat onar. Dia sedikit tidak tahu takut. Takutnya dia kembali membuat masalah di sini."

Kepala prajurit mengangguk. "Baik, Tuan."

Arum dijaga ketat Guys. Kira-kira pria putih misterius itu siapa ya? Kenapa ngikutin Arum terus dan apa tujuan dia mau bawa Arum kabur tadi?

Queen Of King Zhang's Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang