Sepertinya Arum datang cukup terlambat. Di sana, di sekitar rumah Jing Ji terjadi kekacauan. Beberapa rumah sepertinya baru saja diobrak-abrik sehingga mengalami kerusakan parah, sedang para warga berjejer bertekuk lutut ketakutan di tengah jalan. Terlihat juga beberapa gadis berbaris terpisah, dan mereka dijaga ketat oleh beberapa pria berseragam merah hati. Dan yang paling dijaga ketat adalah Jing Ji.
Arum segera bersembunyi dibalik gentong besar yang dijadikan tempat menampung air oleh tetangga Jing Ji. Mata Arum melirik ke sana kemari dengan cepat, mencari keberadaan Shen Hong dan juga ibunya Jing Ji yang sedang sakit.
"Di mana paman Shen Hong?" Arum jadi khawatir.
Tidak lama kemudian, dari dalam rumah Jing Ji, dua orang prajurit menyeret Shen Hong yang telah lemas tak berdaya serta babak belur. Tangan Arum mengepal, amarahnya memuncak. Dia sama sekali tidak rela pamannya diperlakukan seperti itu.
"Paman!" Jing Ji menangis melihat kondisi pamannya. Tadi pamannya bersikeras menahan para prajurit dan berakhir dihajar habis-habisan.
"Jing Ji," ucap Shen Hong lemah yang kemudian dipaksa berlutut bersama warga yang lain.
Jing Ji ingin menghampiri pamannya, akan tetapi ia ditahan oleh seorang prajurit. "Paman."
"Maafkan aku, Jing Ji. Aku tidak bisa melindungimu." Shen Hong terlihat akan pingsan. Mungkin seluruh tubuhnya remuk oleh pukulan para prajurit.
Arum menggeleng cepat lalu menyiapkan ketapel cap bh nya. "Menangis tidak akan membuat kau lepas, Jing Ji. Tenang, aku akan membantumu dan paman."
"Sudah lengkap?" tanya kepala prajurit.
Prajurit yang menjaga para gadis mengangguk.
"Bawa mereka ke dalam kereta kuda!" Perintah kepala prajurit sambil bergegas pergi.
Ketika melewati Shen Hong, Shen Hong memegangi kakinya. "Jangan bawa keponakanku. Aku mohon ...."
Dengan kasar kepala prajurit itu menyentak kakinya hingga Shen Hong tersungkur ke tanah. "Jika kau masih bersikeras melawan, aku tidak segan membunuh-"
"Argh!" Salah seorang prajurit yang hendak memasukkan gadis ke dalam kereta kuda mengaduk sembari memegangi kepalanya yang berdarah. Hal tersebut mengalihkan fokus kepala prajurit.
Mata para prajurit pun bergerak kesana-kemari, bingung dengan apa yang terjadi. "Ada apa? Apa yang terjadi?"
Di saat itu, batu sebesar kepalan tangan melesat mengenai kepala para prajurit seperti anak panah.
Pltak!
Satu prajurit pingsan karena batu tepat mengenai sarafnya.
Pltak! Disusul dengan satu prajurit lagi.
Melihat prajurit pingsan karena terkena batu ketapelnya, Arum memandangi kagum pada ketapel yang ia ciptakan mendadak. "Wah, beruntung kau lebar, jadi aku bisa menggunakan batu besar. Bagaimana mereka tidak pingsan coba. Haha." Arum berbicara sendiri pada ketapelnya.
Mendengar suara tawa kecil, Kepala prajurit berhasil mengetahui asal serangan. Matanya melotot begitu melihat seorang gadis berdiri tegak dengan ketapel di tangan. Tidak disangka gadis sadis yang menggunakan batu sebesar bogeman tangan itu adalah seorang gadis kecil.
"Serang dia!"
Teriakan kepala prajurit membuat Arum terkejut. Melihat sisa prajurit berlari ke arahnya, Arum bersiap memasang gigi 1 untuk start, lalu ke gigi 4 nantinya.
'Alamak! Kabuuuur!'
"Paman! Jing Ji! Paham paham saja lah ya!" Itulah kata terakhir Arum sebelum kabur. Tidak mungkin ia berkata 'Jing Ji, lari!', yang ada para prajurit itu tahu bahwa ia hanya mengalihkan perhatian.
Kali ini Arum akan mengerahkan semua jurus andalannya. Dimulai kaki seribu, tapak sancang, banteng ngamuk, kuda terbang, semua akan ia kerahkan. Kecepatan lari Arum berhasil membuat para prajurit itu tercengang. Akhirnya para prajurit membuat strategi untuk mengepung Arum. Mereka pun berpencar.
Di depan ada perempatan, ketika Arum sedang asik berlari, tiba-tiba seorang prajurit muncul di depannya. Arum pun berniat berbelok ke kiri. Namun saat akan berbelok, rupanya ada prajurit juga di sana. Ketika akan memutar arah, rumahnya di arah kanan juga sudah ada prajurit. Dan di belakangnya, ada beberapa prajurit yang masih mengejar.
"Mau lari ke mana kau, huh?" Para prajurit itu menyeringai, bagai sedang mengepung anak ayam.
Bukan Arum Gentini Danura namanya kalau tidak bisa kabur dari berbagai macam situasi. Tiba-tiba saja Arum membungkuk hormat. "Hormat Yang Mulia Raja Zhang!"
Sontak semua prajurit berbalik ke arah Arum memberi hormat. Mereka semua refleks akan memberi hormat. Ketika mereka sadar bahwa Arum menipu, sesuatu yang mengejutkan terjadi.
Tadi saat Arum melihat prajurit lengah, dia segera meloroti celana para prajurit satu persatu dengan cepat. Tentu saja para prajurit terkejut.
"Hahahah, kejar aku kalau bisa!" Arum segera berlari selagi para prajurit menaikkan kembali celananya.
"Dasar gadis cabul!" teriak kepala prajurit murka. Namun dia belum bisa mengejar karena memperbaiki posisi celananya.
"Awas kau!"
* * * *
Arum kembali ke rumah Jing Ji, memastikan gadis itu dan Shen Hong telah melarikan diri. Dia berlari dengan semangat dan gembira. Baru kali ini ia merasa puas karena larinya kali ini bukan untuk mencuri, tapi untuk membantu orang lain.
Namun sesampainya di belokan, Arum berhenti di tempat, tubuhnya mematung. Di hadapannya kini semua gadis terduduk dengan tangan dan kaki terikat. Begitu juga dengan para warga dan juga Shen Hong yang tidak berdaya. Anehnya, jumlah prajurit bertambah dua kali lipat.
Dan yang membuat penasaran, siapa yang berdiri di depan para gadis, membelakangi dirinya. Perawakannya lebih bagus dari pada prajurit, dan cara berpakaiannya pun berbeda.
"Nah, itu dia gadis itu!" Korban ketapel Arum menunjuk Arum dengan berapi-api. Yang pingsan sudah sadar dan kini kepalanya sedang diobati oleh prajurit lainnya.
Pria yang membelakangi Arum berbalik. Begitu pria itu berbalik, Arum bisa melihat sosok itu dengan jelas.
Byeol bichi naerinda ... Syalalala la la la..
Bagaikan dislowmotion, gerak rambut dan jubah pria itu melambai dengan indah. Wajah tampannya bersinar seperti mentari pagi walaupun hari sudah siang. Alunan lagu romantis berputar, tapi tiba-tiba ....
Sya lala la lo lo low ....( Kasetnya rusak)
Arum menggeleng. 'Tidak tidak! Pria ini pasti bagian dari para prajurit jahat itu. Jangan sampai terpesona.'
Shen Hong memaksa membuka matanya saat mendengar prajurit itu berteriak. Dengan lemah, Shen Hong menyuruh Arum pergi. "La ... ri ...."
Pria tampan itu menatap Arum dari ujung rambut hingga ujung kepala. "Tangkap dia!" perintahnya dengan tegas.
Belum sempat Arum lari, para prajurit yang tadi mengejarnya telah sampai dan mengepung dirinya.
"Kena kau."
Waduh, bagaimana nasib Arum selanjutnya Guys? Apakah akan dieksekusi di tempat? Atau dibawa ke istana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Of King Zhang's Heart
RomanceAda seorang gadis dari Nusantara bernama Arum. Dia pergi ke negeri China demi menggapai cita-citanya yang sangat nyeleneh. Apa cita-cita tersebut? Dan di negeri China, ada seorang Raja bernama Chen Zhang Zou. Raja muda yang setiap tahunnya membawa p...