Surprise! Update lagi nih hari ini. Kuy baca lagi
Arum masih di posisi yang sama, dia begitu malu sehingga tidak bisa menarik lidahnya sendiri. Raja Zhang pun terus menatap Arum, membuat pipi Arum kian lama kian memerah seperti kepiting bakar, nyaris hitam.
"Bangun!" Perintah Raja Zhang masih dalam posisi yang sama.
Arum menarik lidahnya kemudian pelan-pelan bangkit berdiri. Ekspresi dan gerak-geriknya seperti anak takut dimarahi karena mengompol.
Setelah Arum berdiri, mata Raja Zhang menyapu Arum dari ujung kepala hingga ujung kaki, lalu kembali lagi ke atas, berakhir menatap mata Arum yang menunduk malu.
"Dapat dari mana baju seperti itu?" Raja Zhang benar-benar menambah rasa malu Arum dengan pertanyaan dan nadanya yang datar, seolah tidak mengerti bahwa Arum sedang malu setengah mati.
"Lu Lu," jawab Arum sambil menunduk.
"Lu Lu?" Raja Zhang berdiri tegak, tapi posisinya masih bersidekap dada. Ekspresinya mulai tidak senang. "Siapa dia? Kau keluar kamar tanpa seizinku?"
Arum buru-buru menggeleng. "Lu Lu adalah Ryongyu, pelayan pribadiku. Itu nama panggilan kesayanganku padanya."
Walaupun sudah dijelaskan siapa itu Lu Lu, namun sorot tajam Raja Zhang tidak berubah. "Berani-beraninya dia memberimu pakaian seperti itu? Kau pikir kau cantik berpenampilan seperti itu? Kau pikir bisa menggodaku? Kau tahu, sekarang kau seperti wanita penghibur. Untuk apa kau melakukan itu?" Raja Zhang mengomel tanpa sadar.
Arum menunduk lebih dalam. Meskipun bisa dibilang ia tidak feminim dan mendekati tomboy, namun dia tetaplah seorang wanita yang memiliki rasa malu. Apalagi ucapan Raja Zhang tadi. Apakah dia sungguh jelek? Apakah dia benar-benar tidak menarik dimata seorang pria? Entah mengapa ucapan Raja Zhang tadi sungguh menyakiti hatinya.
Jemari Arum saling remat sehingga merah dan ujung kukunya putih. "Aku adalah istri Yang Mulia. Apakah salah menarik perhatian Yang Mulia?"
Raja Zhang menghela nafas. "Apa kau lupa aku memilih dirimu untuk apa? Kau aku nikahi bukan untuk ku jadikan istri sungguhan. Kau harus ingat itu. Ganti pakaianmu dan kau ku hukum. Siapapun tidak boleh menemuimu, termasuk si Lu Lu itu."
Setelah itu Raja Zhang berbalik dan bergegas pergi. Tidak lupa ia menutup pintu menggunakan kekuatannya hingga terkunci rapat. Langkahnya cepat dan tegas, menyusuri lorong hitam hingga sampai di ruang utama istana belakang. Saat di ruang yang cukup cahaya, barulah terlihat bahwa wajah Raja Zhang memerah.
"Dasar bocah ingusan."
Raja Zhang terus melenggang pergi. "Lu Lu itu harus diberi pelajaran."
* * * *
Terpaksa malam-malam begini Huang Shong mencari Lu Lu lagi. Padahal ia malas bertemu dengan gadis itu. Wajah dan otak Lu Lu membuat ia kadang malas berbicara dengan gadis itu. Gadis itu terus menebar senyum, namun sama sekali tidak menarik. Senyumnya seperti senyum orang bodoh.
Sampailah Huang Shong di asrama pelayan. Bermodalkan bertanya, akhirnya ia bisa menemukan Lu Lu yang sedang melipat pakaian di dalam kamarnya. Tanpa mengetuk pintu, Huang Shong membuka pintu lalu berdiri tegak di sana.
"Kau, kemari!"
Suara Huang Shong membuat Lu Lu dan satu temannya terkejut. Lu Lu menoleh dan langsung tersenyum melihat Huang Shong. "Ah, Tuan. Apakah Tuan memanggil hamba?"
"Bukan. Aku sedang memanggil orang di luar sana." Huang Shong kesal. Siapa lagi kiranya yang ia panggil kalau bukan gadis itu. Jelas-jelas matanya tertuju pada gadis itu.
Lu Lu tersenyum lebar lagi. "Oh ...."
Dan dia kembali membelakangi Huang Shong, melanjutkan kegiatannya melipat pakaian.
Huang Shong melotot. "Ya! Tentu saja kau yang aku panggil, bodoh!"
Bentakan Huang Shong sukses membuat Lu Lu terperanjat kaget. Buru-buru dia bangkit dan tergopoh menghampiri Huang Shong. Dia segera menunduk. "Ampun, Tuan. Maaf."
Huang Shong ingin mengatakan apa yang ingin ia katakan di sini karena tidak ingin membuang waktu, akan tetapi ia melihat ada teman Lu Lu. Huang Shong pun menarik tangan Lu Lu.
"Ikut aku!"
Langkah tegas Huang Shong sungguh sulit untuk Lu Lu kejar. Lu Lu harus setengah berlari mengejar Huang Shong hingga sampai di tempat yang sepi.
Huang Shong melepas Lu Lu lalu berkacak pinggang. "Apa yang ajarkan pada Ratu Arum hingga membuat Raja Zhang marah-marah padaku dan padamu?"
Lu Lu mengedip bingung. Dia tidak merasa mengajarkan sesuatu yang salah. "Hamba tidak mengajarkan sesuatu yang salah. Hamba hanya memberitahu apa yang ingin Ratu Arum ketahui."
Huang Shong menggaruk pangkal hidungnya. Baiklah, ia harus sedikit bersabar menghadapi gadis berotak polos mendekati dungu seperti Lu Lu. "Baiklah. Apa yang kau beritahu pada Ratu Arum."
Jujur saja Huang Shong juga bingung mengapa Raja Zhang datang marah-marah dan mengomel, padahal biasanya Raja Zhang kalau marah akan diam seribu bahasa, menguarkan aura kelam di sekitar. Tadi saat marah, Raja Zhang tidak menyebutkan sebab kemarahannya dengan benar, Raja Zhang hanya memerintahkan dirinya untuk menghukum Lu Lu. Jadi sekarang ia penasaran apa yang menyebabkan Raja Zhang begitu marah.
"Yang Mulia Ratu ingin tahu bagaimana caranya memikat seorang pria, tapi hamba tidak tahu. Ya sudah hamba bertanya pada Lu Ming. Dia berkata kalau mau memikat pria, pertama kita harus terlihat seksi. Lalu dia memberikan pakaian yang hamba tidak tahu seperti apa. Katanya sih masih baru, namun belum pernah dipakai karena kekecilan di tubuh Lu Ming. Setelah itu, katanya harus mendorong si pria ke tempat tidur."
Nah nah, Huang Shong sudah tahu ini akan mengarah ke mana. Pantas saja Raja Zhang marah. Hadeuh, ia memijat keningnya.
"Lalu goda dengan pose seksi. Setelah itu, rayu dengan kata-kata manis dan memikat. Lalu-"
"Sudah-sudah, aku sudah tahu." Huang Shong menghentikan Lu Lu sebelum berkelanjutan ke mana-mana. Lu Lu masih polos, jadi dia tidak akan mengerem sebelum ceritanya habis. Sekarang Huang Shong bersidekap dada.
"Apakah kau tahu, kata Raja Zhang, Ratu sedang datang bulan, mengapa kau mengajarinya sekarang?" Tadi Raja Zhang bilang beruntung Raja Zhang ingat Arum sedang datang bulan.
Lu Lu berkedip-kedip lagi. "Memangnya kenapa?"
Huang Shong menghela nafas, ia lupa kalau Lu Lu ini spesies langka, hampir punah. "Sudahlah, kau tidak akan mengerti." Huang Shong kembali berdiri tegak. "Sekarang kau ikut aku. Sesuai perintah Raja Zhang, kau harus dihukum."
Lu Lu melotot. "Apa? Tuan, apa salah hamba? Mengapa hamba dihukum? Bukankah bagus hamba membantu Yang Mulia Ratu?"
"Ya, Ratu senang atas bantuanmu, tapi Raja Zhang tidak." Tidak ingin membuang waktu, Huang Shong segera menarik tangan Lu Lu untuk dihukum.
Wah wah wah, Huang Shong kayaknya mulai deket sama Lu Lu walaupun kedekatan mereka gak akrab. Penasaran? Lanjut gak? Hehe, lanjut terus dong. Walaupun sepi pembaca dan sepi komentar, sely akan berusaha update tiap hari. Tunggu episode selanjutnya ya kakak kakak!😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Of King Zhang's Heart
RomanceAda seorang gadis dari Nusantara bernama Arum. Dia pergi ke negeri China demi menggapai cita-citanya yang sangat nyeleneh. Apa cita-cita tersebut? Dan di negeri China, ada seorang Raja bernama Chen Zhang Zou. Raja muda yang setiap tahunnya membawa p...