Rencana Shen Hong

404 47 0
                                    

Ryongyu telah membantu Arum dan juga memberitahu Arum apa yang ia ketahui tentang wanita, sesuai seperti apa yang diperintahkan oleh Huang Shong. Ryongyu memberitahu Arum semuanya.

Setelah tugasnya selesai, Ryongyu segera keluar. Sesuai peraturan, Ryongyu tidak boleh berlama-lama di istana belakang setelah tugas selesai dilaksanakan.

Sekarang Arum tinggal sendirian. Baru menginjak malam, tapi Arum sudah merasa sangat mengantuk. Mungkin karena kelelahan menahan sakit, jadi kantuk pun datang. Arum terlelap sebelum waktu makan. Dia tidur begitu saja tanpa memakai selimut.

Seperti biasa, walaupun tidak ada keperluan dengan Arum, Raja Zhang harus memeriksa Arum di istana belakang, memastikan Arum tidak kabur lagi. Memang sedikit merepotkan karena harus memeriksa Arum hampir setiap saat, akan tetapi akan lebih merepotkan jika orang lain masuk ke dalam istana belakang.

Raja Zhang melangkah santai di lorong hitam. Ia telah berganti pakaian, hanya memakai pakaian hanfu putih polos untuk tidur. Begitu sampai di depan pintu, menggunakan kekuatannya, Raja Zhang membuka pintu kamar.

Sedang di luar, pria putih sedang berjongkok di benteng, memperhatikan Arum yang tidur nyenyak di dalam kamar lewat jendela yang ia buka tadi. Wajah Arum begitu damai saat tidur, membuat hati pun damai saat melihatnya.

"Seandainya saja saat kau membuka mata kau tetap damai seperti ini," gumamnya sambil menggerakkan jari telunjuknya dengan ringan ke arah selimut. Secara gaib, selimut tersebut bergerak naik menutupi tubuh Arum segera lembut.

Sedang di dalam istana, Raja Zhang yang baru membuka pintu tentu terkejut melihat selimut yang bergerak sendiri menyelimuti tubuh Arum. Walaupun melihat selimut bergerak sendiri, namun entah mengapa ia tidak bisa mendeteksi dari mana kekuatan itu berasal dan jenis apa kekuatan itu.

Akan tetapi mata Raja Zhang ketika itu melihat jendela yang terbuka, jelas-jelas sebelumnya telah ia kunci menggunakan kekuatannya sehingga manusia biasa tidak bisa membuka jendela tersebut. Benar, tidak salah lagi, kekuatan itu berasal dari luar jendela.

Dalam sekejap mata Raja Zhang tiba-tiba muncul di depan jendela. Munculnya sosok Raja Zhang yang tiba-tiba membuka Pria Putih terperanjat kaget. Belum sempat otaknya berpikir, bola mata Raja Zhang bergerak ke arahnya, membuat ia segera menjatuhkan diri ke belakang, terjun bebas ke bagian luar istana.

Bugh!

Tubuh Pria Putih mendarat di tanah dalam posisi telentang. Pinggang, punggung, bokong, dan kepala menjadi korban utama.

"Owh!" Sakit bukan main ternyata. Bagaimana tidak, ia baru saja terjun bebas tanpa kekuatan. Seandainya tadi ia sempat berpikir, mungkin ia akan melompat menggunakan kekuatannya, sehingga tidak harus jatuh seperti ini.

"Kamvret!" Pria Putih itu menggunakan bahasa Nusantara.

Alis Raja Zhang berkerut. Ia merasa tadi sudut matanya melihat sesuatu berwarna putih di tembok istana. Ia harus memeriksa. Ia harus memeriksa siapa yang mengamati istrinya diam-diam dan memiliki kekuatan seperti tadi. Serta apa maksudnya orang itu menyelimuti Arum. Siapa Arum untuk orang itu?

Baru akan pergi menggunakan kekuatannya, di belakang, Arum mengaduh dalam tidur. Ia pun menoleh. Di atas tempat tidur Arum memegangi perutnya. Sepertinya perut Arum kembali sakit lagi.

Niat tadi pun ia lupakan. Ia memiliki menghampiri Arum sambil menutup jendela menggunakan kekuatannya.

"Uuuh, sakit." Arum mulai berguling-guling. Dia merengek seperti anak kecil.

Raja Zhang duduk di tepi tempat tidur. "Hey, bangun." Raja Zhang menepuk pelan pipi Arum.

"Huhuhu, sakit sekali." Arum masih belum bangun, tapi keringat sudah bercucuran di keningnya.

Raja Zhang menghela nafas. 1 ... 2 ... 3 ....

Plak!

"Aaakh!" Bukan hanya bangun, Arum langsung melotot selebar-lebarnya, sedang tangan kanan memegangi pipinya yang terasa sakit dan panas. Merasa ada seseorang di sampingnya, Arum menoleh dan mendapati Raja Zhang menatapnya dengan wajah datar.

"Yang Mulia, Anda yang menamparku ya?" Arum protes tidak terima karena sedang tidur dan merasakan sakit perut malah ditampar.

Raja Zhang merasa tidak bersalah, dia malah menatap Arum dengan tatapan dingin. "Lalu aku harus apa? Kau tidak mau bangun tadi."

Arum berdecak. "Huh, pantas saja sudah tua baru punya istri. Gadis mana yang mau dengan Yang Mulia jika membangunkan istri saja seperti ini. Masih untung aku mau menjadi istri Yang Mulia."

Raja Zhang menatap Arum tajam. "Semakin lama mulutmu semakin berani. Ingin ku sumpal mulutmu?"

Refleks Arum menutup mulutnya sambil menggeleng.

Lirikan mata Raja Zhang beralih pada perut Arum. "Apakah perutmu sakit lagi?" tanya Raja Zhang sembari ketus karena masih kesal.

Arum mengangguk, mulutnya masih ditutup.

"Jawab dengan mulutmu." Raja Zhang menatap malas plus kesal pada Arum.

Arum melepas mulutnya. "Sedikit."

Raja Zhang beralih melihat meja. Di sana masih ada mangkuk berisi salep pendingin dan pereda nyari. Ia ambil mangkuk tersebut lalu menyerahkannya pada Arum. "Pakai."

Bukannya diambil, Arum malah menatap wajah Raja Zhang dan mangkuk secara bergantian. Hal ini membuat Raja Zhang kesal lagi. "Apa yang kau tunggu?"

Arum tiba-tiba menyingkap bajunya sehingga sebagian perutnya terlihat. "Oleskan."

Terkekeh Raja Zhang sebelum kembali memasang wajah garang. "Melunjak." Raja Zhang ambil tangan Arum, diletakkannya mangkuk di atas telapak tangan Arum. "Pakai sendiri!"

Ketika Raja Zhang berbalik, Arum cemberut. "Padahal waktu itu saat Yang Mulia mengoleskan pada perutku rasanya sangat nyaman. Yang Mulia terlihat tidak kejam lagi. Yang Mulia terlihat seperti suami yang perhatian."

Mata Raja Zhang melirik ke belakang, namun tidak sampai menolehkan kepala. Entah apa yang dipikirkan oleh Raja Zhang, tidak lama kemudian Raja Zhang pergi meninggalkan kamar.

Sedangkan di kamar tamu, Shen Hong duduk di depan balkon kamar. Ia telah mendapatkan pengobatan terbaik dari istana, dan besok ia akan dipulangkan ke kampung halamannya. Walaupun akan pulang dengan selamat, namun pikirannya tidak bisa tenang. Arum masih berada di tangan Raja Zhang. Meski kini Arum adalah istri Raja Zhang, tapi untuk orang seperti Raja Zhang, tidak menutup kemungkinan pria itu membunuh istrinya sendiri.

Sejak siang, pikirannya melayang kemana-mana, memikirkan cara agar Arum akan berada di sini. Ia tahu bahwa membawa kabur Arum dari Raja Zhang adalah sesuatu yang tidak mungkin untuk dilakukan. Oleh sebab itu ia harus mencari trik.

Dan setelah memutar otaknya sampai jungkir balik, akhirnya ia terpikirkan akan satu cara. Karena teringat cerita Arya akan ucapan aki Jara, akhirnya ia berhasil mendapatkan ini.

"Mungkin inilah jalan takdirmu, Arum."

Kira-kira apa yang sedang direncanakan oleh Shen Hong ya?

Queen Of King Zhang's Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang