Senjata Makan Tuan

455 48 5
                                    

Pada saat itulah Arum mengendap-endap turun dari kereta kuda kemudian masuk kembali ke dalam istana dengan bersembunyi di balik-balik patung, pohon, dan pot besar.

Di atas benteng, pria putih berdiri memantau kereta kuda Arum. Tadinya ia merasa lega karena Arum tidak terpilih dan akan keluar dari istana dengan selamat. Namun sekarang ia melihat Arum yang malah kembali masuk ke dalam istana.

Seketika ia menepuk keningnya.
"Duh! Malah masuk lagi ...!" Mengcapek memang.

Arum mengendap-endap dengan baik. Bahkan beberapa kali dia berhasil menghindari prajurit yang sedang berpatroli. Pencuri legend dari desa Surya memang beda.

'Tenang Jing Ji, aku akan membebaskanmu.'  Itulah tekad Arum dalam hati.

Arum ingat dengan ucapan pelayan yang mengantar mereka, waktu itu pelayanan tersebut mengatakan bahwa istana belakang adalah tempat di mana gadis yang dipilih oleh Raja Zhang akan tinggal.

Arum berhenti di balik tembok. Di ujung sana ia melihat istana belakang yang tampak menyeramkan walaupun masih siang. 'Aku yakin Jing Ji berada di sana.'

Karena tidak ada satupun penjaga di istana belakang, Arum dengan leluasa bisa bergerak mendekat. Begitu sampai di teras istana belakang, Arum baru menyadari bahwa walaupun tidak ada penjaga, pastilah pintu utama dikunci oleh Raja kejam itu.

Arum berdecak, dia harus mencari jalan masuk lain. Jadilah Arum harus mengelilingi istana belakang demi mencari celah untuk masuk. Dan siapa sangka nasib baik menghampirinya. Ada satu buah jendela yang tidak terkunci.

"Hari apa ini? Apakah hari ini adalah hari keberuntunganku?" Arum menggosok-gosokan telapak tangannya sambil menjilati bibir. Dia seperti hewan buas mendapatkan mangsa.

Tinggi antara tanah dan jendela cukup tinggi. Arum harus memanjat terlebih dahulu untuk bisa masuk ke dalam. Arum menunduk, melihat rok hanfu yang ribet menurutnya. Tampak Arum berpikir keras.

"Hm ...? Aha!" Arum mendapatkan ide.

Sebelum melancarkan aksinya, Arum menengok ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada siapapun yang melihat. Terpantau masih aman, Arum segera melancarkan aksinya. Pertama, ia melepaskan alas kaki. Dan yang kedua, Arum melorotkan roknya hingga terlepas!

"Nah ... begini kan enak."

Arum menoleh lagi ke kanan dan ke kiri. Masih aman, Arum melihat ke arah jendela. "Kau masuk duluan."

Wiing ...!

Rok Arum yang masuk terlebih dahulu.

"Bagaimana keadaan di dalam? Aman?" Arum bicara sendiri dengan roknya.

"Sip, aman." Arum juga yang menjawabnya.

"Kalau begitu, ayo beraksi! Yeaah!"

Tanpa tahu malu, Arum memanjat dinding. Berhasil naik ke jendela, Arum langsung meloncat turun. Sesampainya di dalam, Arum terperangah. Bagaimana tidak, istana belakang ternyata jauh lebih mewah di banding dengan istana utama.

Istana belakang luas, pilar-pilar berukir emas, bangku-bangkunya panjang berukir emas dan berlian.  Tidak hanya itu, perabot hiasan juga terbuat dari emas, perak, dan berlian.

Melupakan sejenak Jing Ji dan roknya, Arum menghampiri bangku, dan perabot di dalam istana belakang. Semuanya tidak lepas dari sapuan tangannya. Ia benar-benar mengagumi kemewahan ini.

"Wah, kalau begini aku mau jadi gadis yang terpilih."

Mengingat gadis yang terpilih, Arum pun kembali mengingat Jing Ji. Dia menggeleng. "Owgh, hampir lupa."

Queen Of King Zhang's Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang