Saling Cemburu

381 47 1
                                    

Pangeran Gu Thong yang hendak kembali ke ruang kerjanya mendengar suara gaduh di samping istana pangeran, ia pun bergegas ke sana. Sesampainya di sumber suara, matanya melihat seorang gadis mungil berguling-guling di tanah. Dia terlihat kesakitan. Ia segera menghampiri gadis itu.

“Hormat hamba, Pangeran.” Pelayan pribadi Putri Xue Xing membungkuk hormat melihat Pangeran Gu Thong. Begitu pula dengan Putri Xue Xing yang membungkuk sedikit.

Mendengar nama Pangeran Gu Thong, Arum teringat dengan cerita ayahnya beberapa hari lalu. Pangeeran Gu Thong kakaknya Raja Zhang?’

Arum berhenti berguling dan mengangkat kepala. Di dekat kakinya, seorang pria tampan tengah memandangnya. “Uh?”

Melihat wajah Arum, Pangeran Gu Thong mengerutkan kening. Teringat ucapan Raja Zhang yang mengatakan bahwa Arum berasal dari luar negeri. Melihat wajah Arum yang berbeda dari ras negeri ini, Pangeran Gu Thong yakin gadis yang ada di depannya ini adalah istri Raja Zhang.

"Apakah kau Ratu Arum?"

Mata Arum berkedip-kedip. "Kau mengenalku?"

Mendengar cara bicara Arum yang tidak sopan, Pangeran Gu Thong malah tersenyum. "Hm. Aku mengenalmu. Siapa yang tidak mengenal istri Raja Zhang?"

Di belakang Pangeran Gu Thong, Putri Xue Xing yang tadinya menunduk langsung mengangkat wajah. Pandangannya beralih pada Arum yang masih berbaring di tanah. Putri Xue Xing menatap Arum lekat, dari ujung kepala hingga ujung kaki. Entah apa yang dipikirkan, hanya Putri Xue Xing yang tahu.

Pangeran Gu Thong mengulurkan tangan. "Izinkan aku membantumu."

'Hm, sepertinya Pangeran Gu Thong adalah pria baik. Dia ramah dan suka membantu.'

Arum tidak tahu bagaimana watak Pangeran Gu Thong. Waktu itu Tzu Yang tidak menceritakan kisah Pangeran Gu Thong semenjak kejadian 18 tahun lalu. Tanpa ragu ia meraih tangan Pangeran Gu Thong dan berdiri dibantu oleh pria itu.

"Mengapa kau berbaring di tanah dan kesakitan?" Pangeran Gu Thong bertanya seolah sangat perhatian.

Arum melirik pada Putri Xue Xing yang ada di belakang Pangeran Gu Thong. Ia melihat gadis di belakang Pangeran Gu Thong itu menunduk takut. Namun jujur saja, ia iri pada gadis itu. Gadis itu sangat cantik. Lebih cantik dari pada Jing Ji.

Melihat arah lirikan Arum, Pangeran Gu Thong menoleh pada Putri Xue Xing. Pada saat itu pula Putri Xue Xing semakin menunduk takut. "Apa yang kau lakukan pada tamu kita?" tanya Pangeran Gu Thong tegas. Memang tidak marah, namun dari nadanya saja Arum bisa tahu bahwa Pangeran Gu Thong sedang menyembunyikan amarahnya.

Arum segera menggeleng. "Tidak, Pangeran. Aku yang salah. Aku terlalu bersemangat melihat keindahan istana sehingga tidak melihat ke depan. Aku yang menabrak Putri ini lebih dulu."

Arum menatap Putri Xue Xing. "Aku minta maaf, aku tidak sengaja."

Putri Xue Xing mengangguk, tapi tidak berani mengangkat kepala. Walaupun kentara ekspresi takut itu, Arum tidak mengerti. Ia pikir putri Xue Xing hanya takut disalahkan saja. Ia tidak tahu bahwa Putri Xue Xing sangat takut pada Pangeran Gu Thong.

"Ah, maafkan istriku ya." Pangeran Gu Thong tersenyum ramah. "Dia Putri Xue Xing, istriku."

Alis Arum berkerut. Otaknya bekerja keras untuk mengingat nama itu. Sampai kemudian ia teringat ucapan ayahnya.

"Cih, mimpimu itu dia bisa jadi baik. Hatinya sudah dibekukan, tidak akan ada yang bisa mencairkannya. Katanya dulu pernah mencair karena dia telah jatuh cinta pada seorang gadis, namanya Xue Xing, yang sekarang menjadi istri Pangeran Gu Thong. Tapi setelah ditinggal oleh Putri Xue Xing, dia begitu patah hati dan dendam. Disitulah gurunya datang kembali, dia memasukkan hawa gelap pada hati Raja Zhang dan membuat hatinya beku kembali."

"Jadi dia memiliki mantan kekasih? Dia pernah mencintai seorang gadis?"

Tzu Yang mengangguk. "Katanya begitu. Dia sangat-sangat mencintai gadis itu. Mungkin sampai kini, jika hatinya cair kembali, yang dia cintai adalah gadis itu."

Setelah mengingat, ia menatap Putri Xue Xing lagi. 'Jadi ini adalah gadis yang pernah mencairkan hati Raja Zhang. Pasti dia sangat baik dan hebat. Dia bisa mencairkan hati Raja Kejam itu. Bahkan hati Raja Zhang kembali lebih kejam karena ditinggalkan oleh wanita ini. Betapa dia sangat berarti dalam hidup Raja Zhang'.

Entah mengapa hatinya serasa dicubit, sama seperti pertama kali mendengar tentang Putri Xue Xing dari Tzu Yang. Ia merasa sangat kecil sekarang.

"Kau melamun?" Pangeran Gu Thong melihat Arum melamun.

Karena teguran Pangeran Gu Thong, Arum tersadar kembali. "Oh? Ahahahaha tidak. Aku hanya terkagum melihat kecantikan istrimu. Hahahaha."

"Arum."

Semua mata beralih saat mendengar suara berat nan memikat milik Raja Zhang. Arum berbalik untuk melihat suaminya yang datang.

Tatapan Raja Zhang langsung terjurus pada Arum. Dia tidak melirik kemanapun, sama seperti kebiasaannya selama ini ketika melihat Arum. "Apa kau tidak mendengar ucapanku tadi?"

Mata Arum membulat. 'Alamak, kan ketahuan.'

Tiba-tiba saja Arum membungkuk sembari memegangi perutnya. "Yang Mulia, sejujurnya aku tidak ingin melawan perintahmu, tapi bagaimana lagi? Perutku sangat sakit. Aku berniat pergi ke rumah pengobatan. Menunggu Lu Lu yang memanggil tabib lama sekali. Aku sudah tidak tahan."

"Lama?" Raja Zhang semakin dalam menatap mata Arum. Hal itu tidak luput dari perhatian Pangeran Gu Thong dan Putri Xue Xing. "Aku dengar tabib istana datang kurang dari lima menit karena Lu Lu berlari kencang memanggil tabib. Namun kau sudah tidak ada."

Glek. Arum menelan ludah susah payah.

Dan secara tiba-tiba lagi, Arum berjongkok sembari pura-pura menangis. "Duuuh, perutku sakit sekali. Yang Mulia, tolong jangan marahi aku lagi. Perutku bertambah sakit saat Yang Mulia marah padaku." Arum mengulurkan tangan pada Raja Zhang. "Aku akan kembali ke kamar, tolong gandeng aku."

Bukannya menggandeng tangan Arum, Raja Zhang melangkah satu langkah lebih dekat. Dia membungkuk sedikit, meraih kerah belakang baju Arum kemudian menjinjingnya untuk bangun. "Aku masih bersabar. Cepat kembali."

Tanpa menyapa Putri Xue Xing dan Pangeran Gu Thong, Raja Zhang membawa Arum kembali ke penginapan mereka dengan cara menjinjing kerah belakang istrinya.

Melihat tingkah Arum yang aneh dan unik itu, Pangeran Gu Thong tersenyum sendiri. "Menarik."

Sedang Putri Xue Xing, tangannya meremat satu sama lain, sedang kepalanya menunduk. Dia merasa hatinya pedih melihat interaksi Raja Zhang dan Arum. Pria yang pernah mencintainya itu sama sekali tidak melirik sedikitpun padanya. Tatapan dalam yang dulu memandangnya penuh cinta kini menatap mata gadis lain. Memang ia yang meninggalkan Raja Zhang demi titah kerajaan, akan tetapi melihat Raja Zhang bersama wanita lain, hatinya seperti dicabik-cabik.

Pangeran Gu Thong berbalik untuk menatap Putri Xue Xing. Putri Xue Xing langsung menunduk dalam. "Kau lihat? Pria yang kau cintai itu kini telah menikah dengan gadis lain. Kau, sama sekali tidak ada dihatinya. Mungkin diingatannya. Maka lupakan dia."

Putri Xue Xing mengangguk. "Aku sudah berusaha. Mungkin aku akan segera melupakannya."

Pangeran Gu Thong malah berdecih. "Kau pikir aku percaya? Tatapanmu sekarang menunjukkan bahwa otakmu sedang membuka kenangan lama."

Tangan Putri Xue Xing bergetar. Sepertinya nanti malam ia harus menahan tangis.

Maaf ya udah lama gk update. Huhuhu, sely akan usahakan untuk tamatin cerita ini walaupun idenya mulai ilang timbul.

Queen Of King Zhang's Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang