Nayya keluar dari kamarnya dengan rambut basah selepas mandi, menemui Ibu Ayu yang tengah berkutat di dapur, lalu memeluknya erat dari belakang.
"Ibu lagi masak Nay," begitu respon Ibu Ayu ketika tiba-tiba Nayya memeluknya.
"Dua hari gak ketemu, Nayya jadi kangen." Ucap Nayya jujur sambil menghirup aroma tubuh Ibu Ayu dalam-dalam. Aroma yang selalu menjadi penenangnya.
Ibu Ayu hanya tersenyum simpul, melanjutkan masaknya walau geraknya terbatas karena Nayya enggan melepaskan pelukan. Sekarang mereka sudah berada di meja makan, menyantap sup buatan Ibu Ayu.
"Ibu pernah jatuh cinta?" tanya Nayya tiba-tiba disela suapannya.
Ibu Ayu tersenyum kecil mendengar pertanyaan yang tidak pernah dibayangkannya akan keluar dari mulut Nayya. "Pernah, waktu Ibu seumuran kamu."
Nayya menjadi bersemangat mendengarnya, "Terus yang Ibu rasain gimana?"
Ibu Ayu mulai berfikir, "Hmm, saat itu Ibu cuma selalu senang deket sama dia. Ibu bahagia bersama dengan dia." Dia lalu menatap Nayya dengan teduh, "Kamu lagi ngerasain itu?" tanya Ibu Ayu kembali.
Nayya mendadak kikuk, lalu dengan pelan mengangguk. Ibu Ayu tersenyum senang melihatnya, hatinya bahagia melihat perkembangan dalam diri Nayya. "Siapa?"
Nayya tersenyum malu, "Teman sekelas Nayya."
"Coba ceritain ke Ibu, orangnya bagaimana?" ucap Ibu Ayu dengan lembut.
"Dia baik dan perhatian sama Nayya, bukan sama Nayya aja tapi ke semua orang. Dia punya pemikiran yang buat Nayya kagum, wawasannya luas, dan dia ganteng hehe, Nayya suka!" Ucap Nayya dengan mata berbinar menjelaskan bagaimana Nadir di matanya. "tapi, sepertinya dia cuma anggap Nayya teman." Lanjut Nayya dengan senyum pahitnya.
Ibu Ayu tersenyum simpul, "Jangan sedih, ya. Cinta itu seperti coklat, rasanya manis dan membuat orang yang memakannya senang, tapi gak selamanya coklat itu manis, kan?"
Nayya mengangguk pelan. Berusaha mengakui bahwa perkataan Ibu Ayu benar, tidak selamanya cinta itu berbalas karena terkadang ada salah satu jenis cinta yang sakit dirasakan, seperti misalnya cintanya pada Nadir.
***
Nayya membuka matanya yang sempat terlelap sebentar karena benda persegi di atas nakasnya bergetar tiada henti, dengan penasaran Nayya mengambil ponsel itu. Ada banyak notifikasi yang masuk, terkadang Nayya masih tidak terbiasa dengan perubahan ponselnya yang sekarang menjadi ramai, karena dulu ponsel hanya digunakan Nayya untuk berkomunikasi dengan Ibu Ayu dan keluarga angkatnya saja.
Nayya langsung membuka notifikasi grup baru dengan nama yang menurutnya aneh.
JANGAN MASUKIN DANIL
Anggis Devani
Apaan banget nama grupnya
Nabila Tansika
Wah parah Syarla haha
Syarla Marina
Bodo, awas ya sampe undang itu kunyuk satu
Novia saski
Aman semua kan guys?
Nayl Andika
Iya, aman gak?
Terutama yang diantar Powl pulang gimana? Nabila, Syarla, Danil, Nadir dan Nayya?
Nabila Tansika
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERCOVER
Novela Juvenil"Bagaimana kalau Nadir gak ada?" Nayya tak bergeming, matanya memerah dengan spontan. "Nadir mau pergi?" tanyanya dengan suara sendu. "Nadir cuma bertanya, bagaimana kalau Nadir gak ada? Nayya akan kesepian karena gak punya teman selain Nadir." Pere...