Seorang gadis tengah bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Ia memakai cardigan rajut bermotif tengkorak. Lalu ia segera membawa tasnya menuju dapur.
Saat di dapur, ia tak melihat kedua orang tuanya.
"Apa mereka berantem lagi?"
Buru-buru Nadhira mengambil sebutir telur. Lalu ia goreng di wajan yang sudah berada di atas kompor.
"Mama" panggil Nadhira saat melihat Tiara sedang berjalan ke arahnya.
Tiara hanya diam saja tak menggubris panggilan Nadhira.
Nadhira pikir, Tiara menghampirinya. Namun, ternyata dugaannya salah. Tiara mendekati teko berisi air putih. Lalu menuangkannya di gelas yang berada di tangan kanannya.
"Ma, Nadhira udah mau lulus"
Tiara menoleh kepada Nadhira.
Nadhira yang merasa dirinya di tengok, mulai mengulas senyum tipis. "Nadhira gak pernah minta apa-apa sama Mama"
"Jadi sekarang, kamu mau minta?"
Nadhira menggeleng, "Nadhira cuma mau Mama ada di hari kelulusan Nadhira"
"Saya sibuk"
Setelah mengatakan itu, Tiara langsung pergi dari hadapan Nadhira.
Nadhira menghela nafas berat. "Sebenernya, Nadhira anak Mama atau bukan?"
Langkah Tiara terhenti, "kamu itu anak pembawa sial, saya gak pernah mau melahirkan anak seperti kamu"
Lalu, ia kembali melanjutkan langkahnya.
Nadhira menunduk, "sebenernya, selama ini gue salah apa?"
Bau gosong mulai tercium, buru-buru Nadhira mengangkat telurnya.
Benar saja, telurnya menghitam. "Nasib gue gini banget. Telur gosong, hati gosong. Udahlah males"
Nadhira mulai menggigit telurnya, "Pahit. Tapi gak apa-apa deh, hidup gue jauh lebih pahit dari ini"
......
Saat ini Nadhira telah berada di parkiran sekolah. Untungnya ia tidak telat. Jam sudah benar-benar menunjukkan pukul 07:19. Yang artinya, satu menit lagi bel berbunyi dan sudah dipastikan kalau guru BK akan menghampirinya untuk memberikannya hadiah.
Buru-buru Nadhira berjalan menuju kelasnya.
Saat di koridor, Nadhira melihat seseorang yang ia kenal.
"Itu gak mungkin 'dia' kan?"
Nadhira menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu ia mulai melanjutkan langkahnya menuju kelas.
Sesampainya di kelas, ia melihat Nevan yang sudah duduk manis di kursinya sembari melihat layar handphonenya.
Ia kembali berjalan menuju kursinya.
"Dor"
"Astaga!"
"Dhira!! Lo ngagetin gue aja!!"
Nadhira tertawa melihat Nevan yang terkejut. Wajah Nevan sangat lucu menurutnya.
"Sorry, abisnya lo serius banget. Lagi liatin apa sih?" tanyanya seraya menaruh tasnya lalu duduk di kursinya.
"Ini, gue liat meme lucu banget. Mau liat, gak?"
"Coba mana"
Nevan menunjukkan layar handphonenya yang menunjukkan seekor katak sedang melompat dengan suara tawa yang sangat lucu.
"HAHAHAHAA, KATAKNYA KOCAK BANGET!!" Nadhira dibuat terbahak-bahak olehnya.
"Kataknya mirip lo" ejek Nevan.
"yeeeuuu enak ajaa!!"
Lalu setelah itu, guru pun datang. Buru-buru mereka merapikan barang-barang.
"Cih, pelajaran Pak Sagara" batin Nadhira. Ia benar-benar sudah malas dengan Sagara. Meskipun Sagara baik, tapi tetap saja ia malas. Sagara tidak sebaik Bu Ajeng!
'Mohon perhatian! untuk Nadhira Nasheera Aulia kelas 12 MIPA 3, harap segera ke ruang BK sekarang juga! Sekali lagi, Nadhira Nasheera Aulia kelas 12 MIPA 3, harap segera ke ruang BK sekarang juga. Terimakasih'
"Lo buat masalah apa lagi, Ra?" tanya Nevan. Ia juga sudah sangat hafal jika Nadhira dipanggil seperti ini, pasti Nadhira habis membuat ulah.
Nadhira menggeleng, "perasaan, gue gak buat masalah kali ini. Tapi gue ke ruang BK dulu deh"
"Ya udah sana, udah ditungguin tuh kayaknya"
Lalu Nadhira pun berjalan melewati Sagara. Namun, ia berhenti sejenak. "Izin" ujarnya tanpa menoleh menatap wajah Sagara.
Sagara hanya membalasnya dengan dehem-an saja .
Setelah itu Nadhira keluar dari kelas untuk menuju ke ruang BK.
Saat sampai di ruang BK..
"Ada apa panggil saya?" tanyanya yang baru saja masuk.
"Duduk!" titah Bu Dewi. Ia malas sekali berurusan dengan Nadhira.
Nadhira pun menurutinya, Ia duduk dihadapan Bu Dewi.
Bu Dewi menghela nafas panjang. "Kamu ini selalu saja buat masalah!"
"Saya sampe pusing sama kamu!!!" lanjut Bu Dewi seraya memijat keningnya.
"Ya gak usah pikirin saya biar gak pusing" jawab Nadhira dengan bersedekap dada.
"Lagian, perasaan saya gak ngelakuin apa-apa hari ini"
"Ibu buat saya bolos di jam matematika!"
Bu Dewi memutar bola matanya malas. "Kemarin, apa yang kamu lakukan pada Pak Sagara?"
"Saya gak lakuin apa-apa"
"Gak usah sok lupa"
"Suer Bu, saya gak lakuin apa-apa" jawabnya dengan kedua jari yang menunjukkan huruf 'V'
Bu Dewi menghela nafas berat. "Kemarin kamu ketahuan berada di kantin di jam pertama. Setelah itu kamu dihukum Pak Sagara, tapi kamu malah bolos hukumannya dan tidur dibawah pohon taman!"
"Oooooo iyaaa saya baru inget!!!!"
"Euuuggghhhh kamu ini anak siapa sih, bisa-bisanya kurang ajar seperti ini" Bu Dewi sangat emosi sekali. Ingin sekali dirinya mencabik-cabik wajah Nadhira.
"Anak Mama saya, lah"
"Ngejawab lagi kamu!!!"
"Ups" sontak, Nadhira pun menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Kamu saya kasih hukuman, bersihkan toilet sekolah!!"
"Gak ah, capek. Yang lain aja, Bu"
"Namanya juga hukuman!! Pokoknya kamu harus bersihkan toilet sekolah hingga bersih!!" titah Bu Dewi dengan sangat ketus.
"Iya deh, tapi besok ya"
"Sekarang!!!!!!!!!!!" jawabnya dengan gemas.
"Capek, Bu. Lagian ntar saya gak pinter matematika gimana? Sekarang lagi jam Pak Sagara, lho"
"Gak usah banyak bicara, lakukan apa yang Ibu suruh. Atau kamu mau Ibu kasih tambahan hukuman?"
"Berchandyaaa berrchandyaaa~"
"Saya lakuin sekarang Bu. Apa sih yang enggak buat Ibu Dewi yang cantik"
"Cepat!!!"
"Siap!" jawab Nadhira dengan gerakan hormat, setelah itu segera pergi dari ruang BK.
Bu Dewi yang melihat kepergian Nadhira hanya bisa memijat pelipisnya. "Bisa-bisa saya darah tinggi gara-gara anak satu ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
NASA [END]
Ficção AdolescenteNadhira Nasheera Aulia. Seorang gadis tomboy yang selalu buat ulah di sekolahnya. Tak jarang ia masuk ruang BK karena kasus yang ia lakukan. Suatu hari, ia mendapatkan wali kelas serta guru matematika baru. Dia adalah, Sagara Angga Algandara. Sagar...