Hari demi hari telah Nadhira lalui. Kehadiran Sagara mampu mengubah hidupnya. Bukan tentang cinta dan kebahagiaan, melainkan, tentang hukuman yang semakin bertambah.
Sagara jauh berbeda saat ditemui diluar sekolah. Mungkin, karena diluar sekolah dirinya jarang membuat masalah.
Dan saat ini, Nadhira tengah dihukum mengelilingi lapangan sebanyak 10 putaran. Cih, Sagara sungguh kejam. Padahal ia hanya tidak mengerjakan PR, tapi sudah di hukum seperti itu.
"Ah, sial banget gue!" gerutu Nadhira.
Tidak ada guru yang menjaganya, namun Nadhira takut ketahuan lagi.
"Eh, siapa tuh?"
Nadhira seperti melihat seseorang yang sangat familiar dilihatnya.
Tanpa basa-basi, ia berlari mengejar orang itu.
"Woy, tunggu!!"
Seorang gadis dengan rambut yang di cepol ke atas menghentikan langkahnya dan berbalik.
Nadhira mengulas senyum tipisnya, "ternyata gue gak salah liat"
"Long time no see, Revanya"
Seorang gadis yang bernama Revanya Adirasya ikut tersenyum. "Gue kangen sama lo" ucapnya lalu memeluk Nadhira.
"Gue juga" jawabnya lalu membalas pelukan Reva.
"Lo apa kabar, Ra?" tanya Reva mengurai pelukan.
"Seperti yang lo liat sekarang"
"Ah, iya. Sejak kapan lo sekolah disini?" tanya Nadhira.
"Sejak-"
"Nadhira Nasheera Aulia! Saya menyuruh kamu untuk lari keliling lapangan, bukannya mengobrol disini!!"
Ucapan Reva terpotong kala Sagara datang menegur Nadhira dengan wajah memerah.
"Kan yang penting saya gak kabur ke kantin" jawab Nadhira. Jawabannya selalu saja membuat Sagara kesal.
"Ah, sudah-sudah. Ayo ikut saya ke ruangan!" ucapnya tak ingin dibantah, lalu langsung pergi dari hadapan mereka berdua.
Nadhira menghela nafas berat. "Ruangan mulu!"
"Va, pulang sekolah langsung ke cafe Kinaraya, ya"
Revanya mengangguk, "gih ke ruangan Pak Sagara, kalo telat pasti lebih di marahin lagi"
Lalu setelah itu, Nadhira pun pergi menyusul Sagara dan meninggalkan Revanya yang tengah berdiri menatapnya.
"Nadhira, lo masih sama kayak dulu.."
.....
Sepulang sekolah, seperti ajakan Nadhira tadi, Nadhira langsung bergegas pergi ke Cafe Kinaraya. Namun, ia datang bersama Nevan. Itu semua karena Nevan juga merupakan sahabat Revanya.
Mengapa Nadhira bisa datang ke cafe sepulang sekolah, padahal ia harus bekerja? Itu semua karena Minggu ini bukanlah giliran-nya bekerja.
Di depan cafe, Nevan terus bertanya-tanya.
"Ini beneran gak apa-apa kalo gue ikut?"
Nadhira berdecak sebal. "Gak apa-apa, lagian emang kenapa sih? Lo sama Reva kan juga temenan"
"Tapi gue ada problem sama Reva sebelumnya"
"Udah, gak apa-apa. Ayo masuk!!" Ajak Nadhira sekali lagi. Lalu ia pun mendorong tubuh Nevan agar tetap masuk.
Tringg..
Suara lonceng pintu berbunyi, Revanya yang tengah duduk sembari memegang hapenya sontak menoleh ke arah pintu.
Nadhira melihatnya, lalu mengulas senyum tipis. "Reva!"
Revanya melambaikan tangan lalu memberi isyarat 'sini'.
Lalu Nadhira pun berjalan menuju Revanya sembari menarik lengan Nevan yang terasa berat.
"Kalo lo gak mau ikut, gue bakal pastiin kalo gue gak mau temenan sama lo lagi" ancam Nadhira tepat di telinga Nevan.
Nevan bergidik ngeri, lalu ia pun mengangguk patuh.
"Hai, Va" sapa Nadhira.
"Eh, ayo duduk dulu"
Lalu Nadhira pun duduk di kursi depan Revanya, dan Nevan duduk di samping Nadhira.
"Ra, lo kenapa ajak dia?" tanya Reva sambil melihat Nevan dengan mata yang mendadak tajam.
"Lho, kan kita sahabatan, masa gak boleh diajak? Dia kan sahabat lo juga" jawab Nadhira dengan keheranan.
"Itu dulu, Ra. Sekarang enggak lagi"
Baru saja Reva mengatakan itu, Nevan sudah berdiri. "Gue balik ya, Ra"
Nadhira mencekal lengan Nevan untuk menahannya. "Tunggu, sebenernya ini semua ada apa sih?"
Revanya menunduk. Ia seakan membisu. Tak mampu berkata apapun.
Nevan menghela nafas berat, "ngapain gue disini? Mending gue pulang"
Nadhira menarik lengan Nevan untuk tetap duduk. "Apa sih?! Jangan kemana-mana!"
"Kok kalian gini, sih? Kalian sebenernya anggep gue apa? Kenapa disini gue kayak orang bego yang enggak tau apa-apa?!"
"Nevan suka lo, Nadhira.." lirih Reva.
"Hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NASA [END]
Novela JuvenilNadhira Nasheera Aulia. Seorang gadis tomboy yang selalu buat ulah di sekolahnya. Tak jarang ia masuk ruang BK karena kasus yang ia lakukan. Suatu hari, ia mendapatkan wali kelas serta guru matematika baru. Dia adalah, Sagara Angga Algandara. Sagar...