"lho, itu kan.."
Betapa terkejutnya Nadhira ketika melihat seseorang yang baru saja ia tabrak, ternyata adalah guru barunya saat ini.
"mampus gue"
Tatapan Sagara tertuju kepada Nadhira yang sedang melihatnya dengan raut wajah panik.
"sepertinya ada murid tidak sopan dikelas ini" ujar Sagara dengan suara beratnya.
Degg..
Jantung Nadhira berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
Meskipun dirinya sudah biasa dihukum, namun kali ini sangat berbeda sekali. Dapat dilihat dari aura Sagara yang sangat mencekam.
"kenapa, Pak?" tanya Bu Ajeng tidak mengerti dengan ucapan Sagara.
"tadi pagi, ada seseorang yang menabrak saya. Namun bukannya meminta maaf, dia malah menghina saya bahwa saya tuli dan bisu"
"dan saya tidak menyangka bahwa siswi itu adalah anak murid saya saat ini" lanjut Sagara.
Raut wajah Bu Ajeng berubah menjadi marah. "siapa yang tadi pagi mengejek Pak Sagara?" tanya Bu Ajeng kepada seluruh siswa maupun siswi di dalam kelas.
".."
"gak ada yang mau ngaku?? kalau gitu, Ibu akan membuat kalian semua berjemur di depan tiang bendera!!" ketus Bu Ajeng.
Perlahan, tangan kanan Nadhira terangkat. "s-saya Bu.." cicit Nadhira.
"OOOO JADI KAMU!!! PANTAS SAJA KAMU TELAT MASUK KELAS, NADHIRA!!!"
"saya pikir, kamu hanya nakal kepada anak murid saja, ternyata kamu juga bersikap tidak sopan kepada guru!!"
"maaf Bu, saya gak sengaja. Saya pikir dia murid baru" jawab Nadhira dengan lesu.
"jadi kalau seandainya Pak Sagara adalah murid baru, kamu jadi bisa seenaknya untuk menghina??"
"gak gitu maksud saya Bu"
"sudah-sudah, Ibu mau kamu berdiri di depan kelas sampai waktu istirahat!" ketus Bu Ajeng tak terbantahkan.
"ya elah Bu, saya kan udah minta maaf"
"Ibu gak terima permintaan maaf kamu"
"dih, kok gitu sih" ucap Nadhira tak terima.
"CEPAT KELUAR KELAS!!!!!!"
"iya Bu!!!!!!!" balas Nadhira lalu dengan cepat, ia membuka pintu kelas dan keluar dari kelas.
Melihat kepergian Nadhira, Bu Ajeng jadi bernafas lega. Memang Nadhira sangatlah nakal. Namun tidak biasanya Nadhira bersikap melewati batas seperti ini.
"saya minta maaf untuk masalah ini Pak"
"tidak apa-apa" jawab Sagara.
"baik, apa ada yang ingin kalian tanyakan kepada Pak Sagara???" tanya Bu Ajeng kepada seluruh siswa dan siswi.
.......
....
..
"gue lagi yang kena hukum, selalu gue. Padahal kan gue gak tau kalo dia bisa ngomong" geram Nadhira.
"sekarang gue malah disuruh buat berdiri disini. Kan nyebelin banget!!"
"kesel kesel kesel. Gue gak mau tau, guru itu harus segera pergi dari sekolah ini!!" ketus Nadhira dengan raut wajah yang benar-benar kesal.
Pintu kelas terbuka, sontak Nadhira menoleh kearah pintu.
"Bu Ajeng??"
Bu Ajeng berjalan mendekati Nadhira. "sebenarnya Ibu kesal sekali sama kamu, tapi karena hari ini adalah hari terakhir Ibu, Ibu akan mencoba untuk tetap sabar" ujar Bu Ajeng.
"Ibu beneran mau pindah?" tanya Nadhira.
Bu Ajeng mengangguk. "Ibu harap, kamu bisa menjadi murid yang lebih rajin dan lebih patuh lagi kepada peraturan sekolah"
Nadhira menggeleng, "kalo gak ada Ibu, siapa yang bakal dampingin Nadhira di ruang BK?"
Bu Ajeng menghela nafas berat. "Ibu harap kamu gak akan masuk ruang BK lagi, tapi jika itu terjadi, mungkin Pak Sagara akan mendampingi kamu"
"gak mau, Pak Sagara bukan orang baik"
"kata siapa? kamu hanya belum tau sifat aslinya"
"tetep aja Nadhira gak mau, Bu"
"lagian kalo Nadhira lagi gak punya uang, siapa yang bakalan jajanin Nadhira??"
Bu Ajeng terkekeh geli mendengarnya. "dasar kamu ya, yang kamu tau hanya jajan jajan dan jajan. Ibu pikir, Nadhira bakalan sedih gak bakal ketemu Ibu lagi"
"ya jelas Nadhira sedih lah, Bu. Ibu Ajeng itu udah kayak Ibu Nadhira sendiri. Bahkan Ibu kandung Nadhira aja gak kayak gini" jawab Nadhira dengan senyuman tipisnya.
Bu Ajeng mengelus pucuk rambut Nadhira dengan sayang. "kamu itu anak hebat, Ibu tau itu"
"ini ada uang buat kamu jajan. Gunakan sebaik mungkin ya" ucap Bu Ajeng seraya memberikan selembar uang kertas berwarna Biru.
Mata Nadhira berbinar. "wah, beneran nih Bu?"
Bu Ajeng mengangguk. "ambil"
Lalu Nadhira mengambilnya, setelah itu ia memeluk Bu Ajeng. "Makasih ya Bu!!!"
Bu Ajeng membalas pelukan Nadhira. "sama-sama, yang penting Nadhira bahagia. Ibu juga ikut bahagia"
Bu Ajeng menyudahi pelukan mereka, "udah saatnya Ibu pergi. Kamu jaga diri baik-baik ya, kalo perlu Ibu, Ibu ngajar di SMA Jaya Bakti" ucap Bu Ajeng.
"siap!!! makasih Bu!!!"
Lalu Bu Ajeng pun pergi meninggalkan Nadhira.
"guru yang paling baik sepanjang masa" batin Nadhira seraya melihat kepergian Bu Ajeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
NASA [END]
Teen FictionNadhira Nasheera Aulia. Seorang gadis tomboy yang selalu buat ulah di sekolahnya. Tak jarang ia masuk ruang BK karena kasus yang ia lakukan. Suatu hari, ia mendapatkan wali kelas serta guru matematika baru. Dia adalah, Sagara Angga Algandara. Sagar...