"Jen, lo kalau senyum ganteng."

777 69 1
                                    

- - -
GHOST

----

"Jen, luka lo kurang banyak."

Jeno cuman berdecih waktu ngedenger omongan Jaemin, lagi rebahan di atas kasurnya entah sambil ngapain. Jeno ini habis diserang sama anak sebelah sebagai balasan dendam, tadinya mau nyerang Jeno sendiri tapi ternyata Jeno lagi bareng anak anaknya yang lain.

Jadilah, pertempuran tak lagi dapat dielakkan.

Lukanya Jeno udah diobatin sama Chenle dan Jisung yang kebetulan baru aja pulang dari Luar Kota, bukannya ke rumah masing-masing malah stay di markas ngebantuin orang orang yang pada luka.

Jeno milih tidur, tidur di samping Jaemin dan dia rebahin badannya dengan telengkup, mukanya ngadep ke arah Jaemin berada, matanya langsung ditutup rapat seakan dia udah lelap.

Tapi beberapa menit kemudian, dia buka mata dan langsung disuguhi pemandangan wajah Jaemin yang lagi natap dia dari dekat sambil senyum.

Bulu matanya yang lentik, matanya yang jernih, rambut hitam legam yang dimana poninya ngalangin sedikit bagian mata dia. Kulitnya putih mulus, bersih, senyumnya yang ngembang manis dan tanpa sadar Jeno ikutan senyum.

"Jen, lo kalau senyum ganteng."

Jeno diem. "Jen, gue jadi kangen abang gua."

----

"Gua kayaknya pernah ngeliat Jaemin dah."

"Dimana?" Jam pelajaran terakhir emang agak bosenin, namun celetukan Haechan barusan bikin Jeno, Chenle, Renjun, juga Jisung bersemangat noleh.

Bahkan Mark aja yang tadinya leha lehe di pojokan, langsung bangun dan nyamperin kelimanya. Tugas jam pelajaran terakhir adalah merangkum, sedang gurunya entah pergi kemana, mungkin bersiap mau pulang.

Haechan lanjut mikir, "Gua ngga tau, kayak familiar."

"Gua juga, apalagi pas liat gambaran Renjun kemaren." Chenle ikut-ikutan, terus ngelirik ke arah Mark.

"Relasi lo kan banyak, coba tanya tanya lagi. Yang gua bingung, kenapa Jaemin ada di sekolah kita? Jaemin hantu sekolah ini, kah?" Kata Chenle, mereka diem sejenak.

"Coba Mark, lo tanya beberapa hantu disini." Haechan memerintah, dan Mark pasti bakalan nurut kalau sama beliau.

Jeno natap temen-temennya, "Masalah Jaemin mau diselesaikan gitu aja? Terus, emang kalian gapapa kalau si Jaemin hilang?"

Renjun ketawa, "Hahahaha, ini mah lo kali. Jangan jatuh cinta sama setan, dia itu semu. Dia bukan manusia, tapi kalau udah terlanjur lo kudu inget, cinta ngga harus memiliki." Katanya.

Jeno ngedecak, "Bukan gitu maksudnya, kenapa jadi gua sih."

"Keliatannya gitu, gimana lagi? Lo bisa kirim doa yang banyak ke arwah Jaemin, sebagai bentuk effort." Jisung nyeletuk, Renjun terwakili dan mereka tos Ria.

"Kayaknya gua inget, gua liat Jaemin di Koran cuma gua ngga tau Koran yang mana."

---
To be Continued

Lapak Kritik dan Saran :

Ghost | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang