Penyerangan

725 68 0
                                    

---
GHOST

----

Sebulan setelah perencanaan Sunwoo and the gang, itu bukanlah waktu yang sebentar. Bahkan ada banyak kejadian yang berat, misalnya tentang upaya Aliansi Barat yang pengen banget nguasain wilayah Timur.

Sulit buat nyari petunjuk, bahkan beberapa senior dan tetua pun banyak yang menentang rencana ini. Udah cukup Pertempuran antar Aliansi yang makan banyak korban Jiwa dan jadi keresahan warga, jangan lagi ada part dua.

Apalagi sekarang, ngga ada lagi anak emas tragedi dua tahun lalu, ngga ada orang dalam nya. Tapi ngga sedikit juga yang dukung, bahkan sampai ada beberapa clue menarik yang bisa dijadiin bukti.

"Mungkin, SW Corp punya beberapa sisi baik yang harus dipertahanin. Tapi ketika yang merugikan pun seimbang, ya mau gimana lagi? Harus dituntaskan lah, kalau ngga ya harus ada penerus baru, yang ngebangkitin dan ngembangin baik-baiknya."

"Belum tau, tapi coba cek foto ini."

Ada foto yang bisa jadi clue, sejauh ini pergerakan mereka belum bisa dibaca karena cuma inti aja yang tau. Senior pun, senior inti atau para petinggi yang tau. Kaya Mingyu, Jungkook, Bambam, Eunwoo dan beberapa yang masih dirahasiain.

Jeno ngedapetin satu foto —

"Jen, darimana lo dapet foto itu?" Jeno noleh, ada Jaemin yang natap dia juga foto yang ada ditangannya secara bergantian.

Jeno sebenernya tau semuanya, cuma kadang nunggu beberapa moment tepat buat nyeritain ke Jaemin, secara Jaemin ini ketika kesinggung sesuatu tentang masa hidupnya, bakalan nguras banyak energi dan tenaga.

Jadi sebisa mungkin Jeno nyari waktu dan kata kata yang tepat.

"Gua mau cerita, tapi lo harus bisa kontrol diri lo."

Jaemin ngangguk, Jeno duduk nyamanin diri. Jaemin sendiri ikut sandaran, suasana kamar Jeno bikin nyaman dan juga tenang. Hening sebab kamar yang kedap suara, menurunkan resiko kuping dari Lucas dkk yang rajin banget nongkrong di pohon depan balkon kamar Jeno.

"Gua sering cerita beberapa hal, tentang nama lo dan apa yang gua temuin tentang lo secara perlahan. Gua sebenernya pun, ngga begitu tau pasti lo siapa. Tapi, lo adalah adik tiri dari Jaehyun tapi lo adalah bungsu dari SW Corp."

Jaemin ngangguk, hal ini dia udah tau, dia cuma pengen tau apa yang ngga dia tau. Kalau bisa semuanya, kalau bisa memperjelas keabu-abuan dari ingatannya.

Jeno natap Jaemin lembut, Jaemin terbuai dibuatnya. "Apa lo inget tentang Aliansi Persatuan dan Kesatuan Timur?" Kening Jaemin mengerut.

"Aliansi yang gua ajuin untuk dibuat, tiga tahun silam ke bang Jungkook." Sekarang giliran Jeno yang kaget, ingatan tentang Jaemin kembali atau hanya kebetulan?

"Lalu foto itu dapet dari?"

"Ini gua dapet dari bang Mingyu. Akhir-akhir ini, Aliansi dari Barat sering banget ngerusuh ke wilayah Timur cuma buat ngerampas dan nguasain wilayah kita. Ngga satu atau dua orang jadi korban, bahkan banyak. SDM kita lama lama habis, maka dari itu bakalan ada serangan balasan lewat belakang.

Beberapa informasi udah banyak yang dapet, tentang pasar gelapnya SW Corp, tempat judi di salah satu sekolah wilayah Barat, juga penganiayaan anak anak Yatim Piatu dan dijadikan pengemis serta pengamen.

Parahnya, banyak sekolah dibawah naungan perusahaan tersebut di Wilayah Barat. Yang dimana anak-anaknya bukan dijadikan tempat sekolah yang bener, tapi sekolahnya para preman."

Jaemin natap Jeno dalam, "Kalau lo mau beberapa bukti baru, dan dibantu hukum —lo bisa ke Mingyu, dia kuncinya. Tapi.." Jaemin menggantung.

Kemudian Jaemin menyeringai, "Kalau lo mau tau semuanya, bahkan hukum yang mau tak mau harus tunduk sama kalian dan ngegugurin SW Corp, gua bisa bantu."

Anak emas yang sama, kembali dalam wujud yang berbeda. Slebew, harus dijadiin JJ soalnya vibes Jaemin kata villain.

- - -

Penyerangan secara mendadak tiba tiba datang dari Aliansi Barat, Aliansi Timur yang sedang dalam masa rehat-rehatnya dibuat kewalahan sebab ngga ada persiapan dan pertahanan yang cukup.

Tapi para petinggi, senior senior untungnya gerak cepat pun tim Inti dari Aliansi PKT yang bisa diandalkan. Mungkin ada beberapa yang luka, tapi ngga sedikit juga yang selamat aman sentausa bahkan masih sehat dan bugar.

Jaemin natap Mingyu selama tahap evakuasi, ada Chenle juga Jisung yang natap Jaemin bingung. Kenapa tatapan Jaemin sebegitunya ke Mingyu, dan ini bikin Mingyu jadi merinding.

"Kook, kok gua merinding ya anjir. Apa karena malem? Gua kesibat ngga ntar?"

"Norak lo, kampung." Diketawain Bambam.

"Bukti bukti yang kita rekap, tolong dijaga dengan baik. Sudah di duplikat banyak, kan? Tolong dijaga kalau bisa jaga sepenuh hati, sejiwa raga kalian. Pertaruhkan, ini ngga cuma buat Aliansi PKT, tapi juga perdamaian antar wilayah dan diri sendiri." Sunwoo berucap Lantang dalam setiap perundingan dan pertemuan.

Perundingan selalu diadain, dihadiri sama petinggi-petinggi senior juga inti, persiapan pasukan untuk jaga jaga semakin hari semakin ditingkatkan. Karena perusahaan ini bukan perusahaan biasa, ngga bisa main main.

Nyawa bisa jadi taruhan.

"Gua pengen ngasih barang bukti lama, tapi gua punya masalah yang cukup serius. Ini atas dasar kegoblokan si pemegang kunci, yang sayang sekali beliau sudah meninggal."

Walaupun pertemuan kali ini bersifat rahasia dan sembunyi-sembunyi, mereka tetep waspada. Mingyu dan Jungkook kembali hadir, mahasiswa hukum dan Teknik Informatika yang sibuk ini mendadak banyak jadwal kosong.

"Bukan tanpa alasan gua jadi anak hukum, gua disini pun mau jadi yang menegakkan keadilan buat tragedi dua tahun lalu yang masih membekas di ingatan gua. Tentu, emang ilmu gua masih cetek tapi karena ini gua banyak relasi."

Lanjut Mingyu disana, pertemuan yang dihadirin sama Sunwoo, Jihoon, Soobin, Renjun, Jeno, Haechan, Chenle juga Jisung mendadak serius. Ngga cuma mereka, ada Yangyang, Sanha juga Jaemin disana.

Jaemin sendiri duduk tepat disamping Jeno, tangannya saling bertautan meski ngga hangat sama sekali. Hangat, hati keduanya. Kita diem aja, dunia milik berdua.

---

To be Continued

Miss me?
Vote, please. Thank you

Ghost | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang