"Don't fall in love with ghosts, Jeno."

728 62 1
                                    

- - -
G H O S T

- - -
Kasus penggelapan dana, penganiayaan, pengedaran Narkoba, perampasan hak asasi manusia, kasus pembunuhan, dan lainnya atas nama SW Corporation mulai tersebar luas dalam berati lokal, bahkan luar negeri.

Beberapa konspirasi bermunculan, semua kerjasama dicabut, dalam waktu semalam SW menjadi runtuh. Sidang akan dilaksanakan petang ini, sedang Nara ditangkap polisi dengan keadaan kacau entah dalam psikis dan mental, tidak memungkinkan.

Dan pada hari ini juga semua alat medis di tubuh Jaehyun akan dilepas, ajakan Jaehyun untuk pergi ditolak Jaemin dengan alasan menyusul. Sedang Jeno termenung, mengabaikan tumpukan koran koran yang isinya memberitakan tentang tragedi pertempuran pertumpahan darah, juga perusahan tiga besar korea yang gulung tikar dalam waktu semalam.

"Dendam dan kebebasan Aliansi Timur, udah dibayar, kan?" Jeno kesentak kaget, ada Jaemin yang duduk di depannya dengan senyum manis.

Tampilan Jaemin adalah tampilan terindah yang pernah Jeno lihat, tanpa sadar Jeno senyum. "Lo ganteng, kalau senyum."

"Lo juga, manis."

"Don't fall in love with ghosts, Jeno."

"But, i do."

Jaemin ketawa, mereka lagi ada di belakang sekolah ngomong-ngomong. Sebenarnya, pertempuran mereka dua hari lalu sampai ke telinga pihak sekolah. Jeno dapet skors, beruntung ngga dikeluarin dari sekolah sebab backingan dari keluarganya.

Jaemin melambai, hantu pohon belakang.

"Bibi! Jaemin udah ketemu sama abang!"

"Eh, serius? Ketemu dimanaa?!"

Tawa Jaemin hangat, tiba-tiba muncul Lucas juga Mark yang turut bergabung. "Jaemin, katanya mau ada pesta perpisahan. Tapi kok malah disini? Berduaan sama si Jeno." Lucas menggerutu.

"Selamat pagi bibi, udah sarapan?" Mark menyapa.

"Mana bisa?! Jaemin katanya udah ketemu sama abangnya, eh kok ada acara perpisahan?"

"Jaemin harus pergi." Ada nada sendu dalam ucapan Mark, bikin si hantu itu ikutan sedih.

"Jaemin beneran mau pergi?"

Anggukan Jaemin semangat, aura yang ditakuti udah hilang sirna. Cuma ada aura kebahagiaan disana, bikin mereka yang ngerasain ngerasa tenang.

"Jeno, malam ini ayo ketemu di taman deket bangunan yang gua maksud."

- - -

"Ngga mungkin, ngga mungkin semua itu hilang gitu aja. Brengsek, siapa yang berani beraninya ngehancurin keluarga saya?! SIAPA!!"

Ngga peduli pergelangan tangannya memerah memar, ngga peduli tenggorokannya yang sakit sebab banyak teriak, penampilan yang acak-acakan dengan pikiran melayang kemana-mana.

Penjaga yang jaga dari luar sel, lebih milih abai atas tindakan Nara. Dia di rantai, sebab kalau ngga bakalan ngamuk ngerusak apapun yang ada di sekitar.

"JAEMIN SIALAN! JAEHYUN BEDEBAH! NYESEL SAYA NGELAHIRIN KAMU KALAU HARUS GINI! JAEMIN UDAH MATI, KENAPA MASIH JADI ALASAN BUAT NGUSIK SAYA!!"

"AAARGHHH!! LEPASIN!!"

Tangis, teriakan jadi satu.

Nara yang tadinya menggila mendadak diam membeku, pucat pasi liat Jaemin yang tiba-tiba ada di depan mata dengan tampilan terburuk yang pernah ada.

"PERGI!! JAUH JAUH! PERGI KAMU JAEMIN! SIALAN!" Mau seberusaha apapun Nara untuk lepas, borgol itu malah makin bikin pergelangan tangannya sakit.

Jaemin nyeringai, lampu berkedip kedip bikin penjaga kebingungan. Merasa ada yang salah dan menyangka listrik yang kurang benar, keduanya memilih untuk memeriksa.

Meninggalkan Nara dalam ketakutan, melihat dengan mata kepala sendiri kegilaan Jaemin. Barang disekitar berterbangan, mengarah padanya seakan Nara akan dibunuh saat itu juga.

Tangan Jaemin merambat, mencekik Nara membuat Ia berteriak kesetanan.

"PERGI! PERGI KAU! PERGI KAU SIALAN! BEDEBAH!!"

"Ibu yang malang, ibu sialan. Jaemin sayang sekali pada ibu, ingin rasanya ditimang oleh seorang ibu." Raut wajahnya mendadak sedih, namun tatapannya menusuk telak pada Nara.

Nara meminta ampun, cekikan semakin terasa membuat Nara sesak nafas. "TIDAK! KUMOHON, JAEMIN!"

"Ibu rampas semuanya dari Jaemin, Jaemin kesakitam ibu... Jaemin sakit, seluruh badan Jaemin sakit karena ibu. Jaemin sakit, Jaemin sakit sekali."

"JAEMIN, MAAF! MAAFKAN IBU, KUMOHON AARGHH!!" Aura dari Jaemin berubah mendadak, seringainya muncul bersamaan dengan rantai yang tiba tiba melilit di leher Nara.

"Jaemin tidak akan sampai hati membunuh ibu, tapi... Terimalah rasa sakit ini, bu. Terimakasih sudah meminta maaf." Jaemin tertawa, "Tadinya akan Jaemin bunuh dan ikut bersamaku, lho. Bedanya, Ibu ke Neraka."

"ARGHHHH!!"

---
To be Continued

Lapak Kritik dan Saran :

Ghost | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang