Chapter 6 : Hotel

62 6 1
                                    

Mila hanya bisa merengut menahan segala kekesalan di dalam hati.

Dirinya pikir Ferdy akan marah-marah, lalu meninggalkan nya di parkiran mobil karena kedatangan Keano yang mengaku sebagai pacar nya.

Tapi ternyata salah! pria itu duduk berhadapan dengan Keano sembari menikmati secangkir kopi yang sudah disiapkan Ibu sejak kedatangan mereka sepuluh menit lalu.

Ternyata Keano adalah adik tingkat Ferdy di kampus. Walaupun Ferdy sudah lulus ketika Keano masuk kuliah, Ferdy ternyata rajin mengisi seminar di waktu senggangnya memberikan materi serta menceritakan pengalamannya sebagai lulusan terbaik di angkatan fakultas ekonomi kampus mereka.

Sepasang mata Mila hanya bisa menatap tajam pada Keano yang sesekali terlihat menyengir layaknya keledai di hadapannya. Pria itu mengucapkan kata 'maaf' dalam obrolan telepati mereka. Terlihat penuh sesal, Keano seakan menyampaikan satu lembar penuh untaian kalimat memohon ampun karena tidak bisa membantu Mila melancarkan aksi pura-pura pacaran.

Mila mendengus, lalu mengangkat jari tengah tangan kanan ke udara. Keano meneguk ludah kasar, kembali menunjukkan senyum tak berdosa nya.

"Gimana Ken, apa kegiatan rutin seminar tetap di jalankan?"

Keano mengalihkan pandangan nya pada sang sahabat kepada sosok tampan di hadapan nya. Keano mengangguk antusias, dapat dilihat dari raut wajah pria tambun itu kalau ia adalah fans berat Ferdy.

Sialan! umpat Mila dalam hati.

Tidak lama kemudian, terdengar suara motor bapak memasuki pekarangan, lalu beberapa menit kemudian pintu rumah dibuka dengan iringan salam yang meneduhkan.

"Ada Ken Ken?" sapa bapak riang.

Bapak memang suka sekali dengan Ken Ken katanya sebelum Biyan lahir ke dunia ini, bapak ingin Ken Ken yang jadi anak laki-laki nya. Keano itu lucu, suka makan, mirip sekali sosoknya seperti 'Giant' dalam kartun Doraemon, tapi sifatnya saja yang berbeda. Keano adalah 'Giant' versi Nobita, bisa diterka sendiri bagaimana sifat bocah berkacamata itu.

Keano berdiri, lalu menyalami bapak. Biyan yang juga pulang bersama bapak menyalami Keano setelah pria itu menyalami punggung tangan bapak.

Tibalah waktu nya si calon menantu kesayangan bapak mengulurkan tangan kanannya, menyalami bapak penuh khidmat. Sudah seperti acara sebelum ijab kabul saja pikir Mila.

Bapak ke kamar untuk berganti pakaian, juga beristirahat sejenak. Begitupun Biyan yang katanya ingin mengerjakan pekerjaan rumah berupa pelajaran matematika.

Kembali ke mereka bertiga.

"Jadi yang mengirim pesan ke kakak itu, kamu Ken?"

Keano menggaruk tengkuknya, malu, juga tegang bukan main. Mana ia tahu ternyata calon suami Mila adalah senior yang paling dihormati di kampus nya. Terkenal akan prestasi dan sepak terjangnya yang sering memenangkan olimpiade Nasional dan Internasional.

"Hehe, iya Kak."

Mila mendengus kesal, Keano memang tidak bisa diharapkan.

Ferdy lalu menoleh menatap Mila disampingnya, lalu memberikan senyuman hangat yang sumpah membuat hati Mila ketar-ketir.

"Aduh jantung ku kenapa?" Mila memegangi dada sebelah kiri nya, takut tiba-tiba kena serangan jantung.

"Mila sedang marah sama Mas, jadi wajar kalau melakukan hal seperti tadi," ucap Ferdy dengan suara serak-serak berat yang sayangnya mirip salah satu aktor Korea Selatan, Lee Dong Wook. Ya Allah, Mila jadi gerogi.

Jodoh SialanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang