Chapter 23 : Jodoh terbaik

80 5 1
                                    

Pernah terjadi kesalahpahaman selama lima tahun, kini sudah menjadi sepasang suami-istri membuat Mila harus lebih dewasa menyikapi kesibukan Ferdy sebagai seorang CEO perusahaan yang bergerak di bidang Franchise atau waralaba restauran dan cafe.

Wanita yang tengah hamil besar itu melangkahkan kakinya dengan hati-hati menapaki tangga menuju ke lantai dua dimana letak ruang kerja Ferdy berada, tepat di salah satu cafe miliknya.

Helaan nafas Mila menguar lelah, namun ia memang sengaja tidak memberitahukan kepada Ferdy mengenai kedatangan nya dengan tujuan memberikan kejutan.

"Bapak sedang berbicara dengan client, bu," ujar wanita yang memang bekerja sebagai pelayan di cafe dengan konsep kekinian ini.

Mila mendengarkan sembari berpegang pada pergelangan tangan kiri pelayan wanita disamping nya.

"Wanita, bu," lanjut pelayan wanita itu.

Mila mengembuskan nafas kasar tengah menahan rasa cemburunya yang memang begitu besar semenjak mengandung buah hatinya

Tiba lah keduanya di depan pintu yang menjadi ruang kerja Ferdy jika melakukan pemeriksaan kerja di tempat ini.

"Saya pamit bekerja lagi, bu," ujar pelayan wanita itu sebelum kembali turun ke lantai pertama.

"Baiklah, terimakasih ya?" jawab Mila, mendapatkan anggukan sopan dari si pelayan wanita.

Telapak tangan Mila menggenggam knop pintu, lalu memutar nya.

Cekrek!

Pintu itu terbuka.

Pemandangan pertama yang dilihat nya adalah seorang pria berjas hitam duduk di kursi berbahan kulit sintetis tengah berbicara dengan seorang wanita berpakaian modis tampak elegan dengan rambut panjang yang sudah di curly sedemikian rupa.

Pria yang adalah Ferdy itu terlihat profesional, namun si wanita itu terlihat sering menunjukkan gerakan seductive dengan mengelus-elus paha mulus nya yang terlihat saat masih dalam posisi duduk bersilang di atas kursi itu.

Ferdy yang sudah menghentikan pembicaraan sejak pintu ruangan nya terbuka, berdiri diiringi senyum hangat di bibir nya.

"Saya menyambut istri saya dulu, bu Sarah."

Kepala wanita itu mengangguk kaku, memberikan waktu pria tampan yang menarik perhatian nya untuk menyambut sang istri.

Disaat Ferdy berjalan menuju Mila, si wanita itu berbalik untuk melihat istri seorang pemilik perusahaan yang terkenal muda serta tampan nan rupawan.

"Kenapa tidak menghubungi?" Ferdy mengecup puncak kepala Mila, lalu menuntun Mila duduk di sofa yang ada di dalam ruangan.

Mila duduk, sedangkan Ferdy berjongkok dihadapan nya.

"Tunggu ya sayang, mas ada rapat sebentar."

Mila mengangguk diiringi senyum manisnya yang merekah.

Ferdy pun mengusap lembut kepala Mila, kemudian kembali mengecup puncak kepala istrinya.

Rapat kembali dilanjutkan, si wanita yang menjadi lawan bicara Ferdy itu terlihat kaku atas kehadiran wanita cantik yang tengah hamil di dalam ruangan ini, tidak seperti tadi yang terlihat berusaha merayu secara halus.

Mila memerhatikan gerak-gerik wanita itu, sudah biasa baginya selama lebih dari sepuluh bulan menikah mendapati beberapa wanita yang curi-curi pandang pada suaminya. Beruntung Ferdy adalah suami yang  sangat setia, tidak pernah tergoda sedikitpun akan rumput hijau di luar sana, karena bagi pria itu istrinya terlalu berkilau jika dibandingkan wanita lainnya.

Jodoh SialanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang