Chapter 9 : Cemburu

57 3 0
                                    

Tidak ada namanya tidur terpisah! Jangankan terpisah, pinggang ramping Mila saja dililit kuat oleh lengan panjang Ferdy dari belakang.

Canggung? Bukan lagi! Jantung Mila bahkan sudah memompa melebihi batas degupan normal yang disarankan oleh dokter.

Mila ingin bersuara, namun hembusan nafas Ferdy di ceruk leher nya terasa teratur. Suaminya yang baru sah tiga jam yang lalu ini sudah terlelap tidur. Ferdy pasti lelah sekali, karena sebelum akad nikah ada rapat mendadak sore harinya di perusahaan yang mengharuskan CEO untuk hadir. Mila jadi kasihan.

Ia juga sudah lelah. Hari pun semakin malam, Mila memutuskan memejamkan matanya untuk menjemput mimpi yang sudah berstatus sebagai seorang istri.

"Eng."

Lenguhan lembut dari seorang istri di pagi hari, membuat si suami tidak hentinya tersenyum manis.

Gadis cantik yang masih terlelap, entah bermimpi apa hingga menunjukkan simpul senyum tipis ketika nyawanya masih berada di alam mimpi.

Ferdy menatap tanpa berkedip istrinya, mengecup beberapa kali bibir lembut yang sedikit terbuka ini. Pagi harinya mulai hari ini akan dilalui dengan kebahagiaan.

Mila yang berbaring menghadap Ferdy perlahan mengubah posisinya, secepat kilat pria ini mendekap tubuh Mila agar raga cantiknya tidak luput dari penglihatan.

"Sayang bangun," bisik Ferdy tepat di depan bibir merah jambu istrinya.

Mila bergumam pelan, bibirnya semakin terbuka, lalu terlihat menyesap bak bayi polos. Jemari tangan Ferdy mengusap lembut bibir gadis nya, sekali lagi ranum itu dirasa oleh permukaan bibir nya.

"Sayang, pagi ini harus ke Malang loh, katanya ada bimbingan."

Kedua kelopak mata Mila mekar perlahan namun dengan enggan. Selama beberapa menit, hingga sepasang iris indahnya menangkap wajah tampan yang berada di atasnya.

Mulut Mila akan terbuka, Ferdy sudah menebak hal itu. Cara paling menyenangkan adalah melumat bibir sah hanya miliknya, memagut lembut, semakin dalam, lalu memaksa mulut gadis nya terbuka.

Kecupan itu berubah menjadi ciuman panas tanpa jeda, Ferdy adalah definisi pencium yang sangat handal.

Mila menyadari apa yang tengah terjadi, kesadaran nya kembali, kedua telapak tangan nya mendorong agar tubuh Ferdy menjauh.

Mila meraup oksigen sebanyak mungkin agar pasokan nya kembali memenuhi paru-paru.

"Mas apa-apaan?!"

Mila bangkit, kemudian duduk di atas ranjang. Ferdy mendekap kembali tubuh istrinya, pria ini akan menjadi suami posesif yang menempel pada istri tercintanya seperti cicak di dinding.

"Mas pengap!" gerutu Mila.

Ferdy menopang dagu di pundak kanan istrinya, menghirup aroma tubuh Mila. Istrinya ini masih begitu wangi, khas yang sangat disukai olehnya.

"Selamat pagi istrinya mas," sapa Ferdy lembut, lalu kecupan manis disematkan di pipi kanan gadis nya.

Mila mendengus kesal, tapi dirinya ingat petuah sang ibu, kalau seorang istri harus patuh kepada suaminya.

Jodoh SialanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang