Hari ini Mila akan menghadapi pertempuran terakhir di kampus yaitu sidang komprehensif.
Sejak semalam istri dari Ferdy ini tidak bisa tidur dengan nyenyak, gelisah bercampur cemas. Bahkan Ferdy harus turun tangan dengan menepuk-nepuk bokong istrinya agar bisa tertidur lelap. Namun karena Mila selalu menyembunyikan perasaannya, wanita ini terus mencoba bersikap tenang di depan suaminya, jika ditanya selalu menjawab 'tidak apa-apa' khas jawaban kaum Hawa sekali.
Setelah memastikan penampilan nya rapi, mengenakan kemeja berlengan panjang berwarna putih dipadankan dengan rok dasar hitam sebatas lutut, serta rambut panjang nya di kuncir kuda ke belakang, Mila dengan manis sedang menunggu Ferdy yang masih menyesap segelas cappucino pagi harinya.
"Sarapannya sedikit sekali sayang," ucap Ferdy, baru saja beranjak dari kursi tempat nya duduk tadi.
Mila yang sejak tadi duduk termenung di atas ranjang hanya menanggapi dengan menyunggingkan senyum tipis.
"Mila sudah kenyang, mas," ucapnya lirih.
Ferdy mengambil dompet, ponsel, serta jas hitamnya yang tersampir, kemudian mendekati sang istri.
"Ayo," ucapnya, sembari menjulurkan kanan untuk menggenggam telapak tangan istrinya.
Mila menyambut dengan menelusupkan jemari-jemari tangan kirinya pada sela jemari-jemari tangan kanan Ferdy, kemudian keduanya melangkahkan kaki untuk segera keluar dari kamar hotel.
Sepanjang melangkahkan kaki di lorong lantai lima belas hotel bintang lima ini, Mila hanya menatap lurus ke depan tanpa menoleh ke samping kirinya dimana Ferdy dengan setia menggenggam erat telapak tangan mungilnya.
Memasuki lift setelah pintu terbuka, Mila masih berada di dunia nya sendiri. Ferdy pun merangkul pundak istrinya, ia tahu kalau Mila merasakan ketegangan sebelum menjalankan sidang komprehensif. Telapak tangan Ferdy juga mengusap-usap punggung istrinya demi menenangkan.
Melangkah lagi keluar setelah pintu lift terbuka, Mila tidak sengaja menyenggol pundak seseorang. Kesadarannya kembali kepermukaan.
"Maaf mbak," gumamnya.
Ferdy dengan cepat mengeratkan rangkulan nya, "kenapa minta maaf kamu tidak salah, mas yang tidak memeluk kamu dengan erat."
Pandangan mata pria yang ada samping nya ini membuat hati Mila ketar-ketir, sungguh semakin dilihat dari jarak sedekat ini tidak terdapat cela kejelekan sedikitpun di wajah suaminya.
"Ferdy?!"
Keduanya yang sejak tadi saling tatap beralih fokus pada sosok mengenakan setelan blazer berwarna tosca dihadapan mereka. Semakin erat lah dekapan Ferdy pada istrinya.
Ferdy hanya mengangguk malas mendapatkan kejutan melihat tetangga yang sudah lama tidak dilihat nya, Tania sang mantan pacar satu-satunya.
Wajah Tania berbinar cerah bertemu cinta pertama sekaligus pria yang selalu menjadi pujaan nya sejak duduk di bangku SMP.
"Saya dan istri saya pergi dulu," ucapnya, lalu mengajak Mila menjauh dari sosok mantan yang akan berpotensi membuat hubungan nya dan sang istri kembali memanas.
"Istri?," lirih Tania, ketika melihat punggung Ferdy bersama wanita yang tidak sengaja tertabrak tadi dengan nya.
Terlihat guratan kekecewaan, putus asa, juga kemarahan di wajah ayu dengan polesan make up mencolok khas kaum sosialita itu.
⏳
Tidak ada waktu untuk bertanya siapa wanita yang tadi mengenal suaminya. Sekarang Mila harus fokus untuk menghadapi para dosen pembimbing serta dosen penguji di dalam ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Sialan
ChickLitKamila Anandita Utami yang biasa di panggil Mila harus bertemu kembali dengan tetangga kost-an nya lima tahun lalu. Bukan tetangga kost-an biasa, tapi yang sudah di cap nya sebagai pria mesum. Pria yang disinyalir mesum itu ternyata jodoh yang sudah...