Chapter 10 : Suami

61 5 1
                                    

Ferdy diam tanpa kata dalam perjalanan pulang menuju ke hotel tempat mereka menginap. Mila yang ingin memulai obrolan selalu membatalkan niatnya, nafasnya tertarik masuk kembali ke dalam paru-paru, percuma juga Mila malas membujuk suami nya.

Disaat mobil putih yang dikendarai Ferdy berbelok ke arah jalan yang selalu Mila lalui setiap hari nya, gadis berambut panjang ini membuka mulut.

"Ke kost-an Mila ya mas?"

"Ehm," jawab Ferdy datar.

Mila mendengus malas, hanya karena Marko tingkah Ferdy menyebalkan seperti ini. Seharusnya Mila yang marah bukan? jika dibandingkan dengan suaminya yang dulu pernah berbuat mesum di sebelah kamar kost-an lamanya.

"Mas kenapa sih?!" Mila menggerutu.

Sontak kepala Ferdy menoleh melihat istrinya yang sudah memasang wajah lelah ditambah bibir ditekuk ke bawah.

"Kenapa apa?" balasnya.

Mila malas menanggapi jawaban Ferdy, lebih baik membuang muka menatap keluar jendela memerhatikan rintik hujan yang mulai berjatuhan ke aspal.

"Mila sudah menikah?"

Ibu kost tidak percaya ketika Mila meminta izin untuk masuk ke dalam kamar sewaan nya membawa seorang pria tampan dengan tampilan menawan.

"Iya Bu, Mila sudah me-nik-ah."

Mila sedikit ragu menjelaskan perihal status pernikahan nya dengan Ferdy, tapi sikap suaminya malah tidak tahu malu dengan terus merangkul pundak ringkih nya.

"Selamat ya Mila, semoga sakinah mawaddah dan warahmah." Mila mengangguk diiringi senyum tipis yang mekar di bibir ranum berwarna peach nya.

Setelah mengobrol di rumah utama pemilik kost, kini Mila mengajak Ferdy menuju ke lantai tiga menaiki tangga beton yang ada di luar.

"Sayang kamu setiap hari naik turun tangga seperti ini?" Mila mengangguk, masih dengan sepasang kakinya yang dilapisi sepatu Kets putih menapaki anak tangga.

Mereka tiba di lantai tiga, lalu memasuki kamar nomor dua yang berada diantara tiga kamar lainnya.

Ferdy disuguhkan dengan tampilan kamar yang memiliki luas 4 x 3 meter, terdapat satu kasur busa berukuran kecil di dekat jendela terlapisi sprei berwarna biru langit, di sisi kanannya terdapat meja nakas dengan bantal duduk didepannya, pasti untuk Mila duduk saat belajar.

Ferdy mengedarkan pandangannya keseluruhan sudut kamar yang didominasi warna biru ini, lalu menatap satu pigura foto dimana Mila tersenyum cerah mengarah pada kamera.

"Ini diambil saat kapan?" tanya Ferdy yang sudah menggenggam pigura itu, juga duduk di atas kasur empuk istrinya.

Mila yang sedang membuka lemari berbahan plastik dengan motif kucing betina itu menoleh.

"Waktu kelulusan, sehari sebelum mendengar mas mesum," jawab Mila acuh.

Ferdy melotot mendengar ucapan istrinya. Tangan kanannya meletakkan kembali pigura itu di atas meja nakas, lalu menatap Mila yang sedang mengeluarkan beberapa pakaian dari dalam lemari.

"Kamu pikir mas mesum saat itu?!" Mila mengangguk, sembari masih sibuk memilih pakaian.

Ferdy menarik nafas dalam-dalam, kemudian dihembuskan perlahan.

Jodoh SialanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang