Chapter 19 : Mual

74 6 0
                                    

Sejak pertemuan pertama hingga tragedi salah duga di kost-an itu, Ferdy tidak berhenti memikirkan gadis yang sudah memenuhi seluruh hati nya. Bahkan saat berada jauh di Melbourne pun Ferdy terus memantau keadaan gadis bernama Kamila Anandita Utami itu melalui sang adik yang masih berkuliah di kampus milik ayah mereka.

Ternyata cinta pada pandangan pertama itu benar adanya, pikir Ferdy.

"Nina sebentar lagi lulus mas, jadi tidak bisa mengawasi Kamila lebih lama," ucap Nina pada sambungan panggilan suara.

Ferdy yang sedang mengemban ilmu di salah satu kampus terbaik di Australia saat itu sempat ingin pulang ke Indonesia sebentar, namun karena padatnya jadwal kuliah alhasil ia hanya mengandalkan doa agar Mila tetap menjaga diri dan hatinya.

Tepat ketika di tahun ke-dua perkuliahan, sedang menyusun tugas akhir sebagai syarat sebagai lulusan magister, Ferdy mendapatkan kabar dari sang ayah mengenai perjodohan. Tentu saja Ferdy menolak tegas, namun Nina menyuruh nya menerima saja karena sudah pasti sang kakak akan bahagia.

Ferdy masih tidak ingin menerima perjodohan itu, namun ketika pulang sebentar ke Indonesia, senyum lebar Ferdy merekah ketika menatap selembar foto seorang gadis yang tengah tersenyum itu membuat sepasang matanya berbinar cerah.

"Namanya Kamila Anandita Utami, Nina bilang kamu sudah kenal sama anaknya pak Hilman itu?" ucap Darma ketika menjelaskan perihal perjodohan kepada putra sulungnya yang baru tiba di Surabaya.

"Kenal sekali pak, calon istri pilihan hati mas," ucap Ferdy dengan tidak melunturkan tatapannya pada gambar di selembar foto itu.

Perbincangan mengenai perjodohan berjalan sangat lancar, Ferdy kembali ke Melbourne setelah tiga hari di Surabaya. Pria itu menjalankan sisa waktunya penuh semangat.

Hingga hari kelulusan tiba, keluarga Ferdy mendatanginya ke Melbourne. Sebenarnya ia sangat ingin Mila juga hadir, namun karena gadis nya belum mengetahui perihal perjodohan mereka maka Ferdy memulai perkenalan sebagai anak teman ayahnya setelah satu tahun lebih berada di Surabaya. Ferdy harus memapankan dirinya terlebih dahulu pada bisnis yang sudah ia geluti sejak masa perkuliahan nya, agar ketika meminang gadisnya Ferdy dapat membahagiakan Mila.

Ferdy mulai intens menghubungi calon istrinya, memberikan semangat kepada Mila yang mendapatkan berbagai kesulitan saat menyusun skripsi nya.

"Pa, apa aku masih bisa mengajar di kampus sebagai dosen tamu?" ucapnya.

Ferdy memutuskan untuk menjaga Mila dari dekat, walaupun hanya dalam sekali satu minggu mengingat perusahaan nya di Surabaya masih membutuhkan kehadiran nya setiap waktu.

Ketika kembali menjadi dosen tamu yang Ferdy tuju pertama kali adalah ruangan yang sering Mila datangi, ruang dosen pembimbingnya.

Dari kejauhan Ferdy melihat Mila duduk di bangku itu, menunggu dosen yang akan memeriksa skripsi nya.

Namun karena Mila duduk berdampingan dengan seorang laki-laki, desiran cemburu di hati Ferdy tidak terbendung.

"Kenapa lagi?" tanya pria itu pada Mila.

Mila terlihat lemas dengan kepala tertunduk lesu.

"Hem, dosen pembimbing ku Yan diganti lagi." Mila menghela nafas panjang, lalu terlihat memijat pelipis nya.

Pria yang mengenakan kemeja flannel merah itu tampak begitu peduli pada gadis nya, tentu saja Ferdy semakin tersulut emosi.

"Ya sudah, aku bantu sebisa ku. Mungkin referensi artikel bahasa Inggris aku bisa bantu."

Terlihat kedua mata Mila berbinar jernih menatap pria itu. Sedangkan di dekat pilar itu Ferdy tengah mencengkeram kedua telapak tangan nya begitu kuat.

"Pak Ferdyansyah?" sapa seorang dosen paruh baya di fakultas ekonomi yang sama dengan nya.

Jodoh SialanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang