Sebelumnya Mila menunda satu minggu merevisi skripsi setelah sidang komprehensif, karena kehamilan mendadak nya. Kini ia mulai disibukkan kembali berkutat di depan laptop.
Wanita yang tengah hamil empat minggu ini tetap fokus walaupun beberapa kali mondar-mandir keluar kamar mandi untuk menuntaskan rasa mual nya. Karena tidak ingin menunda lagi, Mila memaksakan tubuhnya untuk bekerja keras agar dapat wisuda bulan depan.
Sedangkan Ferdy tidak mengetahui kalau sang istri yang sebelum ia berangkat ke kantor masih berguling di atas ranjang besar kamar apartemen mereka, kini sudah dua jam duduk di lantai dingin dengan laptop di atas meja kaca ruang tamu apartemen.
"Ah!"
Tiba-tiba perut Mila merasa kram, terpaksa ia menghentikan sejenak kegiatannya demi sang calon bayi.
Sembari mengusap-usap perut nya yang masih tampak ramping, Mila bergumam pelan.
"Dek, Mama mau selesaikan skripsi dulu ya? biar nanti fokus mama hanya sama kamu, jangan rewel ya sayang?"
Kata-kata penyemangat untuk diri nya sendiri yang sudah kelelahan juga untuk sang calon bayi agar janin nya kuat serta tubuhnya masih mampu bertahan.
Setelah lima belas menit beristirahat, Mila melanjutkan kembali kesibukannya. Namun suara bell yang baru saja berbunyi menjeda kembali kegiatan nya.
Dengan susah payah berdiri dari duduk, Mila berjalan sembari mengelus perut.
Pintu kokoh itu dibukanya, ketika dibuka lebar bertepatan seorang wanita dewasa berdiri dihadapannya.
Mila memutar bola matanya, kemudian mencebikkan bibir nya kesal. Wanita bernama Vallerie yang beberapa hari lalu hilang entah kemana, tiba-tiba kenapa bisa berada di kediaman mereka. Pertanyaan yang sebenarnya wanita ini sudah mengetahui jawabannya, karena Vallerie adalah sekretaris Ferdy selama dua tahun jadi tentu saja wanita itu mengetahui tempat tinggal mereka. Tapi yang menjadi pertanyaan, wanita ini kenapa ke kediaman mereka? ada maksud apa?.
"Selamat siang?" sapa Vallerie diiringi senyum tipis mengejek.
"Siang." Mila menjawab singkat tanpa kalimat tambahan.
Vallerie menaikkan sudut bibir kirinya, pun Mila memerhatikan gerak tubuh wanita dihadapannya.
"Maaf mengganggu, saya hanya ingin mengambil beberapa barang saya di sini."
Tubuh Mila membeku mendengar nya, tiba-tiba otaknya merasa kosong. Pernyataan Vallerie terasa ambigu masuk ke kedua gendang telinga nya.
Namun secepat kilat Mila mengubah raut wajah nya menjadi tenang, bertindak sebagai tuan rumah yang ramah.
"Tidak ada barang orang lain di kediaman kami," ujarnya angkuh.
Vallerie masih mempertahankan raut wajah anggun nya ketika suara sinis Mila terlontar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Sialan
ChickLitKamila Anandita Utami yang biasa di panggil Mila harus bertemu kembali dengan tetangga kost-an nya lima tahun lalu. Bukan tetangga kost-an biasa, tapi yang sudah di cap nya sebagai pria mesum. Pria yang disinyalir mesum itu ternyata jodoh yang sudah...