5 Tahun lalu ...
Saat itu Ferdy merupakan dosen tamu di kampus milik sang Ayah yang juga menjabat sebagai rektor. Usia Ferdy baru menginjak 25 tahun, angka yang sempurna untuk menunjukkan kemampuannya sebagai seorang pria yang selalu mendapatkan pujian di setiap keputusan yang diambilnya. Namun karena permintaan sang ayah yang ingin dirinya membantu sementara sebagai dosen tamu di fakultas ekonomi jadilah pria itu mengajar serta sering mengisi seminar-seminar akademik.
Pemilik tinggi 181 centimeter, berat badan 69 kilogram, berkulit putih langsat, berambut hitam pekat serta disempurnakan dengan otak yang encer membuat Ferdy menjadi idola para mahasiswa di kampus. Meskipun ia bukanlah alumni yang pernah mengemban ilmu di sana, Ferdy dapat dengan mudah beradaptasi sebagai seorang dosen tamu yang mengajar dua kali dalam sebulan selama hampir dua tahun.
Tepat pada saat itu, Nina sang adik mengatakan kalau tempat tinggal Tomi kekasihnya bermasalah karena kran bocor yang menyebabkan kebanjiran di dalam apartemen. Sebagai kakak yang baik, Ferdy membantu kekasih adiknya itu untuk mencari tempat tinggal sementara.
"Mas kok kost-an nya sempit sekali sih?!" gerutu Nina yang tidak tahu terimakasih sudah menyusahkan sang kakak selama dua hari ini demi kepindahan kekasih hatinya.
Ferdy mendengus sebal mendengar adiknya menggerutu, masih untung Ferdy yang super sibuk bersedia membantu.
"Malam ini mas tinggal sama Tomi kan? Nina tidak mau Tomi sendirian di kamar kecil ini," gerutu sang adik dengan raut wajah memelas, disertai memperlihatkan bibir di tekuk ke bawah.
Walaupun Nina dan Ferdy seperti karakter Tom and Jerry, dimana yang jadi Tom nya adalah Ferdy sedangkan si Jerry yang licik persis seperti Nina, namun kasih sayang pria itu terhadap adik semata wayang nya tidak perlu diragukan.
Kepala Ferdy mengangguk, lalu kembali mengangkat kardus besar yang entah apa isinya. Ferdy ingin sekali berteriak kesal, tapi hari sudah malam, ia tidak ingin penyewa lain berdemo karena kegaduhan nya.
"Ah!"
Suara Tomi membuyarkan konsentrasi Ferdy yang baru saja meletakkan kardus di samping lemari kayu itu.
Nina bergegas melihat kondisi kekasihnya yang baru saja terjepit pintu kamar.
Sedangkan Ferdy terkekeh geli melihat calon adik iparnya itu seperti anak kecil yang manja.
"Sayang mana yang sakit?!"
Nina berseru heboh, lalu bergerak mencari kotak P3K yang selalu dibawa, mengingat dirinya adalah mahasiswa kedokteran.
Gadis itu membantu mengoleskan salep luka di jari telunjuk Tomi, namun pekikan pria itu membuat Ferdy menggelengkan kepala tidak percaya melihat tingkah dua sejoli yang sedang dimabuk kasmaran dihadapannya. Maklum saja pada saat itu hubungan Nina dan Tomi masih berjalan tiga bulan, jadi masih terasa hangat.
"Dek ini mas taruh di sana saja ya?"
Nina menoleh, lalu menganggukkan kepala diikuti kedua bola mata yang berkaca-kaca tengah merasakan kesakitan yang Tomi rasakan.
Ferdy melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala, dirinya tidak habis pikir kenapa dua orang itu seperti perangko saja tidak bisa lepas satu sama lainnya. Ia juga pernah pacaran, tapi tidak seperti itu. Ferdy cenderung dingin pada pacar pertamanya, Tania yang merupakan teman sekelasnya.
Beberapa saat kemudian dua sejoli itu mulai tenang setelah drama teriakan, erangan, lalu ringisan. Entah apa yang akan dikatakan oleh tetangga sebelah jika mendengar suara pria bernama Tomi itu.
"Mas tidak bisa menginap di sini, besok pagi harus ke Surabaya ada seminar di kampus."
Nina tidak bisa memaksa, kakaknya memang sibuk sekali bolak-balik Surabaya-Malang sebelum kepergiannya ke Melbourne minggu depan untuk meneruskan pendidikan magister master nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Sialan
ChickLitKamila Anandita Utami yang biasa di panggil Mila harus bertemu kembali dengan tetangga kost-an nya lima tahun lalu. Bukan tetangga kost-an biasa, tapi yang sudah di cap nya sebagai pria mesum. Pria yang disinyalir mesum itu ternyata jodoh yang sudah...