Chapter 11 : Janda

48 3 1
                                    

Mas An sedang menerima panggilan suara dari sekretaris nya yang bernama Vallerie. Mila jelas mengetahui kalau wanita itu terlihat tertarik kepada suaminya sejak pertemuan pertama mereka, apa suaminya tidak tahu akan hal itu?

Mila baru saja keluar dari dalam kamar mandi dengan rambut basahnya tergelung di dalam handuk putih. Gadis ini duduk di meja rias kamar hotel tempat mereka menginap. Beruntung sudah kembali ke hotel menghindari si Teti yang berusaha bertanya ini-itu setelah melihat jelas wajah rupawan Ferdy ketika keduanya baru saja menaiki tangga kost-an sehabis pulang dari warung bakso kang Ujang.

Sembari mengusap cream malam agar kulit nya semakin glowing dan terjaga kelembabannya, Mila tengah berpikir keras dengan apa maksud dari suaminya tadi sore mengenai 'terbiasa'. Tapi setelah kembali ke hotel, Ferdy malah sibuk dengan pekerjaan nya serta baru saja menerima panggilan dari sekretaris cantik nya itu. Mila sebenarnya merasa tidak nyaman ketika menjawab panggilan suara itu, suara wanita itu seperti seorang perayu ulung.

"Huuuuu!"

Gadis ini menarik nafas dalam-dalam setelah selesai mengoleskan cream malam di wajah cantiknya, lalu beralih ke hair dryer untuk membuat rambut basah nya menjadi kering.

Masih saja Ferdy berbicara dengan wanita itu setelah beberapa menit terlewati. Mila menjadi ragu mengenai hubungan seorang bos dan sekretaris, apa seperti yang ada dalam bayangan nya. Mungkin sebenarnya Ferdy dan Vallerie...

Setelah beberapa menit termenung sembari bersiap, kini Mila sudah berbaring di atas ranjang, menatap lampu kristal yang tergantung di atas sana. Tiba-tiba suara desahan lima tahun lalu menguasai pikiran nya, membuat nya kembali berpikir buruk tentang suaminya. Haruskah Mila percaya kepada Ferdy seperti yang pria itu katakan kalau 'Mas An nya tidak mesum'.

Bosan menunggu suaminya kembali dari balkon, Mila memutuskan menarik selimut menutupi tubuhnya hingga batas telinga, lalu perlahan memejamkan mata.

Setelah beberapa menit, Ferdy kembali masuk ke dalam kamar. Pria ini melihat istrinya sudah tertidur meringkuk di dalam selimut. Ferdy merasa bersalah, karena harus menerima panggilan mengenai pekerjaan disaat berdua dengan sang istri.

Ia pun naik ke atas ranjang, masuk ke dalam selimut, perlahan menarik lembut tubuh Mila ke dalam dekapannya.

"Sayang," gumam Ferdy, sembari mengecup puncak kepala gadis nya. Ferdy sudah berjanji akan membuat Mila terbiasa.

Perlahan kedua kelopak mata Mila terbuka, didapati nya Ferdy tengah menatap wajahnya dalam.

"Sayang, buka baju kamu."

Sontak kedua bola mata Mila terbelalak. Tubuhnya menegang, namun dengan cepat beranjak dari atas ranjang, menjauh dari jangkauan Ferdy.

Ferdy yang melihat respon heboh Mila tertegun, istrinya yang sempat terlelap begitu semangat mengindari nya.

"Baju apa? jangan macam-macam mas!"

Mila berbicara dengan tidak santai, gadis ini masih berpikiran buruk tentang suaminya. Jelas saja baru dua minggu bertemu kembali, mereka sudah berada di atas ranjang yang sama sebagai suami-istri.

"Mulai sekarang jangan pakai piyama, mas sudah beli lingerie."

Mila tercengang mendengar ungkapan itu dari mulut Ferdy, lingerie!.

Kepala Mila menggeleng menolak tegas, namun Ferdy tidak menerima penolakan. Pria ini tidak akan membiarkan Mila menjaga jarak dengan nya. Ferdy akan menahan diri untuk tidak menerobos sesuatu yang beberapa hari ke depan akan ia terobos, tapi bukan berarti Mila akan bebas berpakaian tertutup ketika berada bersama nya.

Jodoh SialanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang