"Gam, tolong ambil alih aba-aba dulu, ya? Gue mau nyamperin orang dulu." tanyanya.
Gama mengangguk dengan senyum. "Siap, serahin aja ke orang ganteng."
"Pede gila."
Setelah memberikan tugasnya kepada Gama, Sabille memutuskan untuk menghampiri seseorang yang sudah memperhatikannya sejak tadi dari arah koridor depan kelas IPS. Sabille duduk di sebelah nya dan menatap seseorang di samping nya, "Lo masih mau nungguin gue sampe selesai, Bin?"
Sabina mengangguk dan tersenyum lebar kearah Sabille, "Of course, why not?" Sabille hanya diam mendengar jawaban dari Sabina, Sabina yang sadar akan Sabille yang pasti merasa tidak enak ia bertanya.
"Jangan bilang lo gak enak sama gue karena gue nungguin lo gini?"
"Ya.. habisnya. Gue tau ya lo banyak tugas, kenapa gak gunain waktu lo buat tugas aja? Malah bengong-bengong sambil nungguin gue kelar." Ucap Sabille
"Cie– tau darimana kalo gue banyak tugas?"
"Lo lupa? Jean sekelas sama lo dan dia temen gue."
"Oh, maksudnya, lo nanyain gue ke Jean, gitu?"
"Apaan sih, nggak gitu arghh" Sabille merasa frustasi sekarang, Sabina hanya tertawa melihat Sabille.
"Hahaha– bercanda, Bil."
"Ya udah, gue pulang sekarang. Kalo udah selesai, kabarin gue nanti gue jem– " Belum selesai Sabina menghabiskan ucapannya Sabille dnegan cepat memotong ucapan Sabina, "No! Ah, maksud gue, biar kali ini gue balik sendiri aja. Gue gak mau bergantung sama lo terus, Bin. Dari kemarin lo juga selalu balik malem karena gue."
Sabina menganggukkan kepala nya, "Okay, kabarin gue kalo ada apa-apa." Saat Sabina ingin memeluk Sabille, Sabille buru-buru menahannya, "Jangan, Bin, gak enak diliat orang."
"Okay." Sabina bangkit dari duduk nya dan berpamitan kepada Sabille untuk pulang.
•••
Sabille dan teman-temannya kini sedang duduk di pinggiran lapangan bersama anak kedisiplinan, membahas evaluasi dari kesalahan-kesalahan sebelumnya. Sabille sedikit memberikan saran didepan, tanpa sadar Calva sedang menatapnya begitu dalam. Sabille yang membalas tatapan Calva hanya menahan salah tingkahnya, mengingat ia masih di depan banyak orang.
Gama menyenggol lengan Sabille dan membisikkan, "Bil, Santai aja. Lo keliatan banget gugupnya."
Sabille yang sadar Gama menyenggol lengannya pelan, "I-iya, maaf." lalu ia melanjutkan evaluasi nya.
•••
"Atin! Lo belom balik?" Tanya Sabille kepada Kathrina yang sedang berdiri di depan gerbang untuk menunggu jemputannya.
"Lah? Elu, Bil. Gue kira siapa."
"Nih, gue lagi nunggu Kak Gemi buat jemput. Tadi gue abis ngerjain tugas dulu karena hari ini terakhir di kumpulin. Lo udah selesai ngelatih si Calva sama temen-temennya?" Lanjut Khatrina
Sabille menganggukkan kepalanya, "Udah, nih pengen balik, baru pengen mesen ojol. Tapi pas lo bilang lo dijemput Kak Gemi, hehe–" Sabille melingkarkan tangannya di lengan Kathrina "Bareng dong."
Kathrina hanya memutarkan matanya malas, "GAK!TITIK." Sabille mengerucutkan bibirnya, mendengar jawaban dari Kathrina.
"Lagian tumben, biasanya juga dijemput sama si Sabina." Sabille yang mendegar nama Sabina disebut, melepaskan tangannya dari lengan Khatrina, "Gue gak enak, kesannya gue bergantung banget sama dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oxygen
RomanceDisinilah, dunia Sabille yang penuh dengan angan-angannya tentang Calva.