Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
"BIL! TANGKEP NIH BIL!"
Shot!
Hap!
BRUG!
"Awh– " Tubuh yang terbilang mungil itu menimpa tubuh seseorang yang tengah menahan sakit.
Segerombolan murid dari gabungan beberapa kelas yang sedang menikmati jam olahraga nya seketika menghampiri 2 orang yang sedang tersungkur di atas lapangan yang penuh serpihan sebu.
"ABIL?! ASTAGA ABIL!" Kathrina yang panik segera menghampiri Sabille, tetapi betapa terkejut nya Kathrina ketika mengetahui seseorang yang ditimpa Sabille saat ini, tidak lain dan tidak bukan adalah—
Calva.
•••
"WOI PELAN-PELAN MONYET!"
Ya, betul itu adalah suara Sabille yang memekik sangat keras. Kathrina, Darma, Sastra, Jean, Natha kini telah berasa di UKS membantu Sabille yang kini nyaris tak bisa jalan karena kaki nya cedera pada bagian pergelangan kaki nya.
"Ck! Bisa diem bentar gak?! Baru begini doang mulut lo udah kayak dijejelin rawit 5 kilo alias gak bisa diem sebentar." Omel Kathrina yang sedang mengobati beberapa goresan di dengkul Sabille dan memijat pelan pergelangan kaki nya.
"Lo mending gak usah masuk kelas dulu, Bil. Gue cuma takut nanti lo kebanyakan jalan malah tambah parah" Ucap Darma yang kini duduk di sisi ranjang UKS.
Mendengar ucapan Darma, yang lain mengangguk setuju dengan saran yang diberikan Darma. Melihat kondisi Sabille yang tidak memungkinkan juga untuk mengikuti pelajaran hari ini.
Tak berselang lama muncul seorang siswi yang kini telah mengganti pakaian nya yang tadi memakai baju olahraga menjadi kemeja dan rok sekolah. Terlihat pada wajahnya terlihat sangat khawatir sambil menghampiri Sabille yang tengah berbaring di ranjang UKS tersebut.
"Sabille, you okay? Im worried about you."
Sabille yang melihat raut wajah Sabina yang terlihat begitu khawatir tentang nya tersenyum kepada Sabina "I'm okay, Bine. Gak usah khawatir."
"How about your ankle?" Tanya Sabina sambil melihat bagian mata kaki Sabille yang terlihat cukup memprihatinkan, munculnya warna biru keunguan membuat nya meringis. 'Itu pasti sakit' pikir Sabina.
Teman-teman Sabille yang melihat pemandangan itu hanya tersenyum satu sama lain, melihat kepedulian Sabina pada teman karib nya ini membuat mereka menaruh kecurigaan bahwa mungkin ada sesuatu diantara mereka.