Chapter 14 : Yang lama terungkap

359 50 7
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Terhitung sudah berjalan dua hari. Ini adalah hari terakhir Sabille melatih anak kedisiplinan. Sedih dan senang bersatu di dalam diri Sabille, senang karena sebentar lagi ia akan terlepas dari keajibannya ini, dan disisi lain ia sedih karena tidak akan melihat Calva berlatih secara intens dengannya.

Berbicara tentang Sabille dan Calva, keduanya akhir-akhir ini cukup dekat berkat sebuah tugas yang mengharuskan keduanya terjalin komunikasi satu sama lain. Tentu teman-teman Sabille mengetahui hal tersebut. Calva juga sudah sedikit mencair, tak seperti dulu.

Tetapi, keduanya kini masih terlihat sedikit canggung. Sebenarnya Sabille saat ini juga sudah sangat bersyukur dekat dengan Calva. Apalagi, waktu nya akhir-akhir ini selalu dihabiskan dengan Calva.

Disisi lain, Sabille melupakan seseorang yang akhir-akhir ini menanyakan kabarnya. Sabina. Mungkin menjawab pesan dari Sabina bisa dihitung dengan jari, bahkan sering kali Sabille tidak menjawab pesan nya.

Bahkan sekarang, Sabille yang memegang Handphone nya tidak berniat untuk membalas telfon dari Sabina.

"Bil, angkat itu daritadi Handphone lo bunyi terus." Ucap Darma.

"Nanti deh."

"Siapa tau itu penting, Bil." Sabille mendecak dari mengeluarkan Handphone-nya dari tas nya, "Iya iya."

Sabille melihat nama Sabina disana, dan menggeser tombol hijau untuk membalas telfonnya, Ia sedikit menjauh dari teman-temannya.

"Halo? Ada apa, Bin?"

"Lo susah banget dihubungin akhir-akhir ini."

"M-maaf, gue emang lagi sibuk aja, Bin."

"Sibuk sama Calva, maksud lo?"

"Nggak. Gue beneran sibuk ngurusin ini itu."

"Gue tunggu di depan gerbang, pulang sekolah."

TIT!

Bunyi telfon dimatikan sepihak oleh Sabina disebrang sana, Sabille menatap layar Handphone-nya, ia merasa bersalah saat Sabina bilang ia mulai susah dihubungi akhir-akhir ini.

Sabille kembali menghampiri teman-temannya, Kathrina yang menyadari bahwa Sabille kembali dengan wajah kusut, ia menyuruhnya untuk duduk di sampingnya, "Kenapa lu?"

"Gapapa."

Teman-temannya hafal dengan sikap Sabille yang seperti ini, mereka lebih baik menunggu Sabille siap menceritakan asalahnya daripada memaksa cerita sekarang juga.

•••

"Eh, cewek galak– bareng?" Ucap seseorang yang kini merangkulnya dan tersenyum kearah nya. Sabille tersentak sambil berusaha menahan salah tingkahnya kepada seseorang yang merangkulnya saat ini.

OxygenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang