Chapter 6 : Rasa ini

514 58 3
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hari jumat adalah hari penghujung dari hari-hari sibuk dalam sepekan. Dimana hari jumat menjadi hari yang sangat santai daripada hari Senin-Kamis. Jadwal pelajaran yang tak begitu banyak dan tak begitu padat untuk di lalui siswa-siswi.

Terdapat sekumpulan siswi yang kini berkumpul seperti rutinitas mereka pada umumnya di dalam kelas yang sepi, terhitung hanya mereka bertiga yang kini berada di dalam kelas tersebut "Bujang-bujang pada kemana tuh? Tumben gini hari belum muncul." Ucap Kathrina yang kini duduk di tengah-tengah antara Sabille dan Natha.

"Palingan lagi nge-war nasi bungkus jumat berkah tuh di kantin. Biasalah mereka paling gak rela ketinggalan yang gratis-gratis." Ucap Natha

"Hahaha emang dasar pada rakus aja itu mah mereka nya, makanan gue dirumah aja sering abis kalo pada main." Ucap Sabille

"Gue jadi lo mah udah gue suruh lepehin apa yang di telen ke perut mereka. Gak rela banget kalo makanan gue abis sama tiga bebegig itu. Kalo makan udah kayak gak pernah di kasih makan satu tahun. Coba lo taburin pur ayam, Bil, depan rumah lo. Gak lama juga di makan tuh sama Sastra, Jean, Darma." Ucap Kathrina di susul ketawa dari Sabille dan Natha

"Lo kira tuh anak ayam kate bjir di tabur pur ayam" Ucap Sabille sambil mengelap tetesan butir air yang keluar dari matanya akibat terlalu banyak tertawa sejak tadi.

Tidak lama setelahnya, datang Jean, Darma, Dan Sastra yang kini di genggaman tangan ketiga nya penuh dengan makanan hasil war di kantin lantai 5. Ntah apa yang membuat mereka kesetanan mengambil banyak sekali makanan sampai memenuhi tangan nya.

"Anying?! Lu bertiga ngambil jumat berkah apa ngerampok dagangan kantin dah? Ini banyak banget buset." Ucap Natha kini membantu mereka membawa beberapa makanan di tangannya.

"Ini kita rela nge-war makanan demi lo lo juga ya, gak liat hasil perjuangan kita kayak apa sampe hasilnya juga gak main-main." Ucap Sastra

"Ya okay, thank you. Tapi yang bener aja ini banyak banget. Siapa yang mau ngabisin coba?" Ucap Kath kepada ketiga laki-laki sinting di depannya

Mendengar pertanyaan dari Kathrina, Sastra dan Jean saling pandang. Tak lama mereka berdua menunjuk Darma dengan cepat.

"Heran gue, makan banyak gak pernah keisi tuh badan nya, cuma keisi angin doang." Ucap Sabille

Mendengar itu mereka tertawa cukup keras, sampai mereka berhenti seketika dan padangan mereka kini tertuju pada seseorang yang baru masuk ke kelas nya.

"I told you, right? Jangan manipulatif kayak gini, Joanne. Lo selalu balik ke gue buat kesenangan lo sendiri karena lo tau gue masih naruh hati buat lo. You such a slut." Kalimat awal yang masih terbilang cukup pelan sampai Sabille dan yang lain tak mendengar nya, tetapi pada beberapa akhir kata terdengar cukup keras, membuat Sabille dan yang lain membelalakan mata nya. Tak percaya dengan apa yang mereka dengar barusan keluar dari mulut Calva. Ya, Calva Deandra.

OxygenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang