Chapter 20 : Dancing with the night

408 48 4
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Saat Sabille menatap Calva dari jarak dekat, ia baru sadar akan detail-detail yang mungkin selama ini terlewatkan. Alis nya yang rapih, rambut kecoklatan tua yang tertata dengan apik, dan garis rahang yang kuat.

Calva yang merasa diperhatikan bertanya, "Kenapa? Ada yang salah sama muka gue?"

Dengan senyuman, Sabille menjawab, "Nggak, malah sebaliknya. Gue baru sadar, kalau lo terlihat lebih sempurna dari sudut pandang ini. Sempurna, kayak lukisan yang dibuat sama Jacques-Louis David,"

"Lebih tepatnya, seni yang hidup dalam kesempurnaan." Lanjut nya sambil megusap surai rambut Calva yang berada di atas pahanya.

Sikap tulus Sabille memberikan efek magis pada Calva. Kata-kata yang terlontar dari mulut Sabille menjadi seperti pancaran oksigen, memberikan udara segar bagi Calva. Setiap kalimat dan senyuman dari Sabille seakan menjadi sesuatu yang kembali hadir dalam hidupnya, setelah sekian lama ia tidak merasakannya.

Kruk..

"Kamu laper?"

Tandai. Untuk pertama kalinya, memakai kata 'kamu' dalam kamus Sabille.

"Nggak kok. Kayaknya nahan salting itu ngaruh ke perut. Sampe bunyi gini. Hehe."

"Orang aneh."

"Gapapa aneh, daripada jadi cegil. This is cegil."

"Aduh– stop deh, tiap hari denger kata itu dari mulut Kathrina. Sampe muak."

"Serius. Kamu laper?" Tanya Sabille, lalu Calva berpikir sejenak dan mengangguk, "Sedikit."

"Ayo, ke dapur. Aku masakin."

"Kamu bisa masak?"

"Jangan salah, gini-gini pernah juara MasterChef. Walaupun rivalnya cuma Bang Egi sih. At least, makanan ku dibilang paling enak sama Bunda."

Gemas. Batin Calva melihat tingkah laku lain Sabille. Bahkan ia sama sekali tidak menyangka jika Sabille memiliki sikap yang lembut seperti ini, berbanding terbalik ketika dilapangan. Kala itu.

"Okay. Let's gooo." Ucap Calva sambil menarik tangan Sabille untuk menuju ke dapur.

•••

Sabille pov on

Kini aku dan Calva sudah berada di dalam dapur, bergulat dengan beberapa teflon dan kompor di depannya. Doakan saja, semoga kami makan dengan sehat walafiat.

OxygenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang