•
•
•Sabille duduk bersama teman-temannya, sementara Calva, Mahesa, dan Keenan juga ikut bergabung di meja yang sama.
Percakapan mengalir begitu saja, membicarakan ujian akhir semester yang sebentar lagi akan dihadapi untuk kenaikan kelas, ke kelas dua belas.
Tiba-tiba, Kathrina bertanya kepada Calva dan teman temannya dengan pertanyaan yang bersinggungan dengan masa depan mereka, "Rencana kuliah kalian setelah lulus gimana?"
Pertanyaan itu langsung direspon dengan jawaban spontan dari Calva, "Gue lagi nyiapin beasiswa sih."
Keenan menyusul, "Gue rencana mau ke Undip, mau jadi arek Semarang."
Sedangkan, Mahesa, tengah bergelayut di pundak Natha, Kathrina yang melihat dengan jengah, "Kalau lo gimana, Sa?"
"Gue sih dimana aja asal deket sama cewe anime ini. Ya kan, sayang?"
Natha dengan sikap ogah-ogahan menjawab, "Terserah." Jawaban Natha pun memancing gelak tawa dari semua orang yang ada di meja.
Namun, kesenangan tiba-tiba terhenti ketika Jean mengeluarkan pertanyaan yang ketegangan di antara mereka. "Lo kuat, Cal, nanti kalau Sabille udah cabut ke France? Kali aja cowo di sana ngebuat Sabille ilang iman."
Calva, yang sebelumnya santai, langsung menatap Sabille dengan rasa penasaran. "France?" tanyanya, mencari penjelasan dari Sabille.
Jean dengan cepat menyadari bahwa dia telah mengungkapkan sesuatu yang seharusnya masih menjadi rahasia. "Sabille belum cerita ya? Sorry, kesalahan teknis, lupain aja, Cal," ucapnya dengan wajah watados nya.
Kathrina yang paham situasinya, Ia mengalihkan topik pembicaraan kearah yang lebih asik. "Tadi lu kenapa kejar-kejaran sama Bu Iis, Je?"
"Si anjir, perkara nilai sosio gue nurun, doi minta gue perbaikan. Bisa aja sih kerjain perbaikan nya, tapi gue yakin nilai nya malah makin anjlok,"
"Lo nya aja yang o'on." Ucap Sastra.
"Mau jadi apaan lo dikit lagi udah mau ujian kenaikan kelas dua belas. Masih blangsakan kayak gini." Ucap Darma.
"Was wes wos.. kok gue diserang begini sih? Ngana punya masalah sama sa?"
Calva, meskipun terlihat ikut nimbrung dalam guyonan teman-teman, sebenarnya masih memikirkan pertanyaan Jean. Ia mencoba untuk menyembunyikan kekhawatiran di wajahnya, tetapi matanya tak bisa berbohong. Pemikirannya tentang Sabille yang mungkin akan pergi ke France menghantuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oxygen
RomanceDisinilah, dunia Sabille yang penuh dengan angan-angannya tentang Calva.