Dua

7.2K 442 15
                                    

Di kantin, Glenn langsung mengajak Zheyan ke meja kosong di area pojok kantin. Padahal kantin ramai, Zheyan heran kenapa masih ada meja yang kosong.

"Ini meja gue, gk akan ada yang kesini" Kata Glenn yang menjawab pertanyaan Zheyan di balas "oh" -an olehnya.

Sesampainya disana, siswi lain yang sebelumnya mengikuti mereka pergi mencari bangku lain, tersisa Glenn, Bayu, Zheyan, Elena, dan Indira disana.

"Mau pesen apa kalian? Biar gua yang pesenin" Kata Indira berdiri dari kursinya menawari.

"Gua mo bakso! Ama es teh" Kata Glenn agak ngegas. "Lo mo apa? " Tanyanya kepada Zheyan.

"Samain deh" Jawab Zheyan masih sedikit canggung.

"Kalo gitu samain semua aja Ra" Kata Bayu yang di jawab anggukan oleh Indira.

"Lo ikut gua Len" Kata Indira sambil menarik tangan Elena.

"Loh kok!? Gua mo ngobrol ama Zheyannnn! " Tak terima, namun temannya itu tak mendengar nya dan tetap menyeret Elena dari kursinya.

Setelah Indira dan Elena pergi memesan. Zheyan menghembuskan napas lega, 'akhirnya tuh cewe pergi' pikirnya. Habisnya sedari tadi dia agak terganggu karena Elena yang menatapnya terus tanpa berpaling, itu sedikit horor bung.

"Gila, untung aja Indira peka. Jadi dibawa tuh bocah tk" Kata Glenn "Yang sabar ya Yan, tuh anak emang suka gila kalo liat cowok ganteng" Lanjutnya.

Mendengar itu Zheyan hanya tersenyum kecil lalu bertanya, "kalo ke kalian? Kok gk gitu? "

Habisnya dua cowok di depannya ini kan ganteng, tapi kenapa hanya dia yang di pelototi.

Mendengar itu Glenn menggelengkan kepalannya, "oh tidak bisa, kita dah kenal dari SD, dan selalu gk pernah akur"

"Mereka temen dari kecil, sedangkan gua kenal mereka dari SMP. Tenang Yan, gua juga awalnya di pelototin gitu, cuma sekarang udah engak untungnya" Kata Bayu menambahkan. "Kalo lo tolak, nanti juga dia diem sendiri"

Zheyan hanya mengangguk mendengar itu, 'berarti nanti dia diem sendiri ya' pikirnya.

Sambil menunggu, mereka baru mulai berkenalan sambil mengobrol-ngobrol ringan, sesekali ada siswi-siswi yang lewat meja mereka menyapa. Sesekali dibalas pula sapaan mereka oleh Glenn dengan senyum dan lambaian. Membuat siswi-siswi itu salting dan lari kegirangan.

"Dasar buaya lo! Kasian tuh anak orang, gk kapok-kapok dapet masalah" Kata Bayu kesal.

"Kenapa? Kita kan harus murah senyum" Jawab Glenn sambil tersenyum miring.

Tak lama Indira dan Elena datang membawa nampan di bantu dengan penjualnya juga. Mereka mulai memakan makanan masing-masing.

Tak ingin membuang waktu, Elena mulai mendekati Zheyan lagi.

"Zheyan" Panggilnya.

Menanggapi itu, Zheyan berhenti makan dan melihat kearahnya. Sedangkan teman-temannya tetap memilih makan dan tak peduli. Mendapati perhatian Zheyan, Elena tersenyum semangat 'ini waktunya! '.

Dimulai dari basa-basi, Elena mulai mengeluarkan pertanyaannya.

"Btw, lo asal mana? "

"Dari Bandung" Jawab singkat Zheyan sambil sedikit tersenyum.

"Oh! Pantesan suara kamu alus banget, sopan gitu. Sukak deh! Heheh" Lanjut Elena cengengesan, fix sepertinya Zheyan sangat cocok dengan tipe idealnya! Baik, murah senyum, suaranya alus, ganteng, dan lagi tinggi! Memperbaiki keturunan!, pikir Elena melantur.

JANGAN SALAH PAHAM [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang