Lima

5.2K 408 18
                                    

Bianglala bergerak perlahan, terkadang berhenti sejenak. Didalam hanya ada Elena dan Zheyan  yang fokus menatap gemerlapnya pasar malam.

Sedangkan Elena di depannya fokus melihat ke arah Zheyan. Tidak dapat di sangkal, manusia didepannya ini benar-benar tampan. Ingin rasanya dia berteriak kegirangan berduaan dengan Zheyan di dalam bianglala.

"Bagus ya disini" Kata Zheyan memecah keheningan. Elena yang mendengar itu tersenyum sumringah, baru kali ini Zheyan mengajaknya berbicara lebih dulu.

"Iyakan bagus, biasanya disini rutin ada pasar malam dua bulan sekali" Jawab Elena. "Btw, kamu disini udah berapa lama? " Lanjutnya.

"Baru tiga hari, masih bingung sama daerah sini" Jawab Zheyan.

"Disini ada kenalan teman? " Tanya Elena penasaran.

Zheyan menggeleng "engak ada" Katanya sambil tersenyum tipis.

"Pasti bosen, disini lumayan banyak tempat nongkrong. Jangan ragu buat ajak main kita kalau bosen" Tawar Elena, mewakili teman-temannya. Yah, hitung-hitung agar bisa lebih dekat dengan Zheyan. Lagipula dia juga yakin temannya akan dengan senang hati mau jika Zheyan mengajak main.

Mendengar itu Zheyan tersenyum "iya makasih" Katanya sambil menatap Elena.

Melihat itu Elena mengalihkan wajahnya kearah luar, terlihat kios-kios pedangang yang mulai kecil. Menandakan seberapa jauh mereka sekarang di atas bianglala.

"W-wah kita dah tinggi banget ya! " Kata Elena mengalihkan perhatian Zheyan sehingga kembali menatap keluar.

Saat ini hati Elena sedang dag dig dug, bukan karena ketinggian mereka saat ini. Tapi karena tadi Zheyan tersenyum kearahnya, benar-benar, Elena pikir dia bisa mimisan sekarang.

Bianglala mereka mulai mencapai puncak, Elena dan Zheyan sama-sama takjub melihat pemandangan diluar sana. Elena terdiam sejenak, berfikir sebentar. Dia pikir ini adalah waktu yang pas.

"Zheyan" Panggil Elena pelan, yang di panggil hanya menjawab dengan dehaman, masih fokus melihat luar.

Elena pun sama, dia tidak sanggup melihat ke arah Zheyan saat ini, sedikit gugup.

"Aku suka kamu, kamu mau gak jadi pacar ku? "

Zheyan kaget, dia tak menyangka akan di tembak di hari pertama mereka kenal. Ditatapnya Elena yang gelagapan, terlihat malu ingin menatapnya atau tidak.

Zheyan berfikir sejenak ingin menjawabnya bagaimana.

"Maaf Len -,"

Deg

Mendengar itu Elena tersenyum tipis, sudah menebak jawaban tersebut. Namun tak pakai waktu lama senyum tipis itu berubah jadi mangap, setelah mendengar perkataan Zheyan selanjutnya.

", - gua gak suka cewek"

Setelah berkata begitu Zheyan sedikit menunduk, sebenarnya agak tidak enak menolak. Namun bagaimana lagi, dia bukan lesbie.

Hening, Zheyan bingung tidak mendengar jawaban lagi dari Elena. Apa Elena sedih sampai tidak bisa menjawab sekarang?
Zheyan pun mendongak, menatap Elena di depannya, terlihat Elena yang sedang melongok menatapnya.

Zheyan memiringkan kepalanya bingung melihat reaksi Elena. 'Kenapa nih anak? ' pikirnya.

"O-oh o-oke-ee" Kata Elena dengan gagap, di menoleh kearah luar dengan nanar. Melihat bianglala mereka sudah akan kembali kebawah, baru kali ini dia ingin cepat pergi dari hadapan cogan, mendengar jawaban tadi, dia benar-benar syok.

Melihat tingkah aneh Elena, Zheyan bingung. Apakah perkataannya tadi terlalu kasar? Dia hanya bilang bahwa dia gak suka cewek. Tunggu.. Sial! Sepertinya Elena salah paham! Zheyan lupa, sepertinya Elena tidak tau dia wanita.

"Eh-emmm itu-, Elena. Sebenarny-"

Baru hendak menjelaskan, pintu kabin bianglala mereka terbuka. Elena dengan cepat keluar meninggal Zheyan.

"Shit! "

Dengan cepat Zheyan keluar, hendak mengejar Elena.

"ELENA! " teriaknya.

Namun terlihat Elena sudah berlari dan menghilang dalam keramaian.

Zheyan menggaruk kepalanya gusar, sial! Dia salah bicara. Dia benar-benar lupa kalau Elena masih berfikir dia adalah pria.

"Elena kenapa Zheyan? "

Pertanyaan dari belakang itu membuat Zheyan berbalik, terlihat Indira dan Bayu yang menghampirinya baru saja keluar dari kabin bianglala.

Zheyan tersenyum tipis, bingung ingin menjelaskannya bagaimana. Melihat Zheyan diam kebingungan, Bayu menyadari apa yang terjadi. Dia menebak-nebak, sepertinya Elena habis melakukan hal bodoh.

"Owalah.. "

Mendengar itu Indira dan Zheyan menatap kearah Bayu bingung.

"Gua ngerti kok Yan, bukan loh kok yang salah" Kata Bayu paham, sambil menepuk-nepuk bahu Zheyan prihatin.

"Gak usah terlalu dipikirin" Katanya.

Zheyan yang mendengar itu hanya tersenyum canggung, apa benar Bayu mengerti apa yang terjadi?

Tak lama Glenn datang, baru turun dari bianglala. Terlihat dia tengah melambai kearah gadis yang turun dengannya. Melihat temannya berkumpul, Glenn menghampiri.

"Elena mana? " Tanya Glenn menyadari Elena tidak disana.

"Biasaa" Jawab Bayu sambil mendengus.

Mendengar itu Glenn terkejut sambil menatap Zheyan ibah. "Yang sabar ya Yan, tenang aja bukan salah lu kok" Katanya sambil menepuk bahunya.

Indira yang melihat kelakuan cowok-cowok didepannya mengernyit bingung. 'Jadi ada apa? ' pikirnya, cowok-cowok di depannya terlalu aneh untuk dia mengerti.

Zheyan yang mendengarnya hanya tersenyum miris, dia sedikit pusing menghadapi tingkah mengejutkan teman-teman barunya ini.

...


Elena berlari kecil membelah kerumunan, dia bingung ingin menangis atau terkejut mendengar jawaban yang di terimanya tadi.

Sudah tidak dipedulikannya teman-teman yang sebelumnya berangkat bersama, dia lebih memilih memesan gojek dan cepat pulang kerumah.

Sampai rumah Elena mendobrak membuka pintu, dihampiri ibunya yang sedang menonton TV.

"Mamah!!!! " Teriaknya merengek. Elena memeluk perut ibunya, sambil tiduran dipangkuan Diana dengan manja.

"Kenapa? " Tanya Diana kepada putrinya.

"Zheyan.. "

Mendengar jawaban si putri, Diana mendengus. "Kenapa? Kamu ditolak Zheyan? " Tanya Diana, sudah terbiasa dengan tabiat anak gadisnya yang sembarangan menembak cowok.

"Iya.. " Jawab Elena sedih sambil membenamkan wajahnya kepelukan ibunya.

"Terus kenapa? Bukannya udah biasa? " Tanya Diana dengan sedikit mengejek. Mengambil gelas teh nya dan menyesap pelan, merasa itu bukan persoalan penting baginya.

Mendengar itu Elena mendengus kesal, dia bangun dari tidurnya dan menatap intens ibunya.

"Tapi mah! Masa dia jawab apa coba?! Dia jawab 'maaf len, gua gak suka cewek' gitu!! " Kata Elena sambil memeragai perkataan Zheyan tadi padanya.

Mendengar itu Diana tak bisa menahan keterkejutannya.

Byurrr

Hingga tanpa dapat dicegah dia menyemburkan teh yang sedang di minumnya kearah Elena.
Elena memejamkan matanya, syok mendapati semburan teh dari ibunya.

"Mamah!! " Teriak Elena histeris.




JANGAN SALAH PAHAM [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang