Duapuluhtiga

2.2K 233 46
                                    

Suara berisik di dalam kelas yang berubah menjadi teriakan membuat cowok-cowok di luar kelas kebingungan, jujur saja hal ini tidak pernah terjadi semenjak kelas mereka  sering menjadi ruang ganti dadakan. Tentu saja hal itu juga membuat Glenn dan Bayu bingung.

"Kyaaa!! Zheyan! "

"Aaaaaa Zheyan! "

"Zheyan pliss jantung gue!! "

"Akhhhhhh!!!! "

Ada apa dengan Zheyan? Mendengar teriakan tantrum dari cewek-cewek di dalam kelas membuat mereka yang di luar saling tatap ke bingungan. Tiba-tiba pintu kelas yang awalnya tertutup rapat terbuka dengan keras, menampilkan Zheyan yang keluar terburu-buru dengan celana olahraga dan kaus tanpa lengan berwarna hitam dengan baju olahraga yang masih di genggamannya. Baru mau bertanya apa yang terjadi, Glenn mengurungkan niatnya melihat Zheyan yang berlari bahkan tanpa melirik nya.

Entah apa yang terjadi di dalam membuat para anak cowok syok melihat Zheyan yang berlari pergi tanpa memakai baju seragamnya dengan rambut yang acak-acakan. Glenn meneguk ludahnya ngeri, sepertinya dia tidak akan mencoba cari gara-gara lagi dengan cewek-cewek di kelasnya.

"Zheyan!"

"Kenapa buru-buru?! Bareng dong"

"Zheyan bareng!"

Teriakan anak-anak cewek kelasnya yang satu persatu keluar dari kelas, mengejar Zheyan yang sudah lari secepat kilat.

"Anjir, kasihan juga Zheyan" Ucap Yuda teman sekelas mereka yang sama-sama menyaksikan kejadian tersebut, membuat Glenn dan Bayu yang mendengar itu mengangguk kompak.

Pintu kelas di buka lebar oleh Indira yang keluar terakhir, wajahnya terlihat syok dan tertekan. "Dasar cewek-cewek gila" Gumamnya sambil jalan meninggalkan kelas yang bisa di dengar oleh cowok-cowok disana.

"Gua mulai takut deh sama anak cewek kelas kita" Kata Bagas sambil berjalan masuk ke dalam kelas.

"Setuju" Jawab mereka yang disana dengan kompak.

***

Sesampainya Glenn di lapangan terlihat belum ada tanda-tanda Pak Natan di sana membuatnya yang datang telat sedikit bernapas lega, dengan di pimpin Bagas mereka memulai terlebih dahulu pemanas sebelum guru olahraga mereka datang. Dan benar, beberapa saat kemudian terlihat Pak Natan di ikuti Zheyan dan Bayu di belakangnya yang masing-masing membawa bola basket di tangannya.

Tentu saja Zheyan sudah memakai seragam olahraganya dengan rapi, rambutnya juga sudah di kuncir seolah tidak terjadi apa-apa. Pak Natan memulai kelasnya setelah Zheyan dan Bayu memasuki barisan dan melanjutkan pemanasan bersama, hingga pemanasan berakhir barulah Pak Natan membuka kelasnya, "Oke selamat siang anak-anak, hari ini kita latihan basket dengan di bagi dua tim masing-masing cewek dan cowoknya"

"Untuk kelompoknya di bagi atau pilih sendiri pak?" Tanya salah satu anak perempuan di kelas mereka.

"Pilih sendiri saja" Jawab Pak Natan, mendengar itu langsung saja anak-anak cewek di kelas mereka ribut merebutkan satu orang. Benar, itu adalah Zheyan.

"Zheyan tim gua!"

"Enak aja Zheyan tim gua!"

"Ayok satu tim bareng Zheyan"

"Yan, bareng gua aja plis"

"Yan-"    

"Cukup! Zheyan masuk tim laki-laki" Kata Pak Natan tegas sambil memijat dahinya pusing, beberapa anak protes namun tidak di gubris oleh guru olahraga tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JANGAN SALAH PAHAM [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang