Duapuluhdua

2.1K 232 24
                                    

TENG! TENG!

Bunyi bel yang menandakan waktu istirahat terdengar ditelinga Zheyan, langsung saja di bereskannya buku-buku di atas mejanya, baru saja selesai Elena sudah duduk saja di samping kursinya.

"Kantin bareng Yan?!" Tawar Elena semangat, Zheyan mengangguk dan langsung berdiri di ikuti Elena di sampingnya.

"Yang lain mana Len?" Tanya Zheyan masih sambil berjalan ke arah kantin, pasalnya dia tidak melihat Indira serta Bayu dan Glenn, bagaimana mereka bisa pergi secepat itu setelah bel?

"Oh.. Tadi begitu bel, Indira langsung nyusul Bu Yurim ke ruang guru kayaknya urusan OSIS" Kata Elena sedikit berfikir, entah sejak kapan tangannya sudah bertengger di lengan Zheyan.
"Kalau Bayu sama Glenn, udah di kantin mungkin? Mereka kalau bel istirahat cepet banget ngacir nya" lanjut Elena, mendengar jawaban itu Zheyan hanya mengangguk-ngangguk saja.

Sesampainya di pintu masuk kantin, benar saja. Bayu dan Glenn sudah di mejanya bersama anggota Phoenix lainnya, Elena yang melihat meja itu sudah penuh langsung saja menyeret Zheyan ke arah meja yang masih kosong.

"Mau pesen apa?" Tanya Zheyan begitu Elena duduk di kursi yang akan mereka tempati.

"Eh, aku aja yang pesen"

Zheyan menggeleng kecil, "aku aja, kamu disini aja jaga meja. Mau pesen apa?" Tanya Zheyan ulang.

"Oh.. Oke deh, aku Somay sama es teh kalau gitu" Kata Elena sambil tersenyum cerah. Zheyan mengiyakan  dan langsung pergi ke stan penjual untuk memesan.

Sedangkan Elena masih belum berhenti tersenyum, hingga kupingnya memerah di tengelamkan wajahnya ke lipatan tanganya di meja. Bisa di dengarnya detak jantungnya berbunyi.
"Astaga Elena, kenapa lu deg-degan! Zheyan tuh cewek!" Cicit Elena, di angkatnya kepalanya tiba-tiba dan melotot "wait! Gua gak lesbie kan?! Akhhhh!" Teriaknya ditahan sambil kembali membenamkan wajahnya sambil menendang-nendang meja di bawahnya gemas, membuat orang-orang di sekitar menatapnya aneh.

Zheyan kembali dengan nampan di tangannya, terlihat Elena yang duduk dengan rapih masih sambil tersenyum disana. Begitu sampai, langsung saja mereka menyantap pesanan mereka.

"Eh Len, Indira udah punya pacar belum?" Tanya Zheyan, dia teringat pertanyaannya semalam yang ingin dia tanyakan. Sambil fokus pada makannya Zheyan menunggu jawaban dari Elena di hadapannya, namun tidak terdengar suara Elena membuat Zheyan menghentikan makannya dan menengok ke arah Elena di depannya.

Terlihat Elena didepannya sedang menatapnya kaget, membuat Zheyan mengerutkan alisnya bingung.
"Lu gak suka sama Indira kan?"

Mendengar pertanyaan itu, wajah Zheyan semakin bingung. "Len, lu inget gua cewek kan?" Tanyanya pada Elena.

Mendengar itu reflek Elena menepuk jidatnya, "Sorry Yan, bukan gitu maksud gue" Ucapan Elena menyesal, tanpa sadar dia menanyakan pertanyaan yang aneh. Padahal dia tidak bermaksud yang aneh-aneh.

Zheyan menggeleng memaklumi, sambil kembali menyantap makanannya di berkata "well, gua cuman penasaran aja. Bayu sama Glenn juga, mereka kan lumayan famous ya" Kata Zheyan sambil memasang tampang  datar, semoga saja Elena tidak curiga dia bertanya begini karena mencurigai Indira dan Davin berpacaran.

"Ohh.. Hmm.. Kayaknya sih engak ya Yan. Indira gak pernah bilang, dia juga gak kayak lagi pacaran sih" Kata Elena sambil sedikit berpikir.

Mendegar itu Zheyan mengangguk mengerti, sepertinya Elena juga tidak tau, pikirnya.

"Kalau Bayu sama Glenn kayaknya-"

"Kenapa kalau gua sama Glenn?" Tanya Bayu yang tiba-tiba ada di samping mereka di ikuti Glenn di belakangnya.

Elena menatap dongkol Bayu yang memotong perkataannya, sedangkan Glenn tanpa permisi sudah duduk saja di samping Elena sambil memakan eskrim di tangannya.

"Engak! Kalau lu sama Glenn gak mungkin ada yang mau!" Kata Elena sewot menjawab pertanyaan Bayu tadi.

"Bukan gk ada yang mau ya, tapi gua pilih-pilih!" Kata Glenn dengan nada sombong tiba-tiba menimpal.

Elena mendengar itu melirik Glenn di sampingnya jijik, "gak usah kepedean deh lu, kesel gua dengernya"

"Bukannya kepedean, ini fakta" Jawab Glenn dengan gaya sombong. Tentu saja mendengar itu Elena tidak terima, dan seperti biasa.. Mereka ribut lagi dengan sesekali Bayu menimpal memanasi.

Melihat itu Zheyan hanya menghela napas mencoba terbiasa, di lanjutkan lagi makannya yang tertunda, hingga entah dari mana Indira datang dengan roti dan susu kotak di tangannya. Langsung saja di hempaskan bokongnya ke kursi samping Bayu dengan wajah lelah.

"Kasihan banget sih anak kesayangan guru, makan aja susah hahaha" Kata Bayu melihat kedatangan Indira disampingnya.

"Berisik lu" Jawab Indira sewot sambil mengigit rotinya. "Anjir banget lah! Emang gak ada murid lain ya yang bisa di mintol anjir" Keluh Indira sebal.

"Hahaha, itu dah nasib Ra, siapa suruh daftar OSIS" Timpal Elena sambil sedikit tertawa.

"Lagian kan tugas OSIS memang membantu sekolah" Ucap Glenn kemudian dengan tampang tak peduli sambil memakan eskrimnya yang tinggal sedikit.

"Ya tapi dari sekian banyak OSIS kenapa gua mulu?!?! Akhhh" Kata Indira frustasi sambil meminum susu kemasannya dengan tidak santai.

"Soalnya lu kan kesayangan bu Yurim, hahaha" Jawab Glenn dengan nada mengejek yang di balas Indira dengan tatapan tajam, membuat Glenn langsung menghentikan tawanya.

Melihat Glenn yang sudah berhenti dari tawa menyebalkannya Indira menghela napas sabar, dan menengok ke arah Zheyan. "Oh iya Yan, tadi guru olahraga Pak Natan nyuruh lo ke ruangannya dulu sebelum pelajaran olahraga hari ini" Kata Indira menyampaikan pesan dari guru olahraga itu yang sebelumnya berpapasan dengannya di ruang guru, yang di jawab anggukan dari Zheyan.

"Lah anjir! Abis ini olahraga? Buruan ganti baju njir! " Teriak Elena heboh sambil berdiri dari kursinya. Pasalnya  sudah 2 menit lagi bel akan berbunyi, membuat mereka semua terburu-buru pergi ke kelas.

Sesampainya didepan kelas terlihat pintu dan gorden yang tertutup rapat dengan beberapa anak cowok dengan wajah bete yang menunggu di luar.
"Anjir, di bajak lagi" Ucap Glenn pasrah.

Seperti biasa, setiap jam olahraga entah kenapa cewek-cewek di kelas mereka lebih memilih berganti pakaian di dalam kelas dari pada di ruang ganti, membuat anak cowok mau tidak mau harus menunggu di luar. Jika mereka menolak? Oh tentu saja akan di teriaki dan di keroyok. Jadi lebih baik tetap diam dari pada harus berurusan dengan calon ras terkuat di bumi.

"Sip, ayok Yan cepet" Kata Elena dengan semangat dan langsung menarik Zheyan ke dalam kelas di ikuti Indira di belakangnya yang melambaikan tangan ke arah Bayu dan Glenn dengan tatapan mengejek, dengan sebelumnya mengetuk pintu dan setelah itu akan di bukakan dari dalam oleh anak yang bertugas menjaga pintu.

Tentu saja anak-anak cowok yang menunggu dengan tidak sabar menyuruh yang di dalam cepat, namun apalah daya suara mereka tidak di dengar.

Glenn dan Bayu bersama beberapa anak cowok lainnya menunggu dengan sebal, hingga entah kenapa suara ribut dalam kelas berubah menjadi suara teriakan? Membuat anak-anak cowok itu bingung. Apa ada bencana di dalam?












Tbc!

JANGAN SALAH PAHAM [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang