Empat

5.8K 379 15
                                    

Tok! Tok! Tok!

Zheyan mengetuk pintu kelas, dibelakangnya terdapat Glenn yang tengah dipapah oleh dua orang siswi PMR yang tadi mengobatinya.

"Iya masuk! "

Terdengar suara sahutan guru perempuan dari dalam kelas, Zheyan dengan perlahan membuka pintu. Melihat ke dalam kelas semua fokus sudah tertuju pada arah pintu.

"Maaf Bu telat, habis dari UKS" Kata Zheyan beralasan. Lalu dia sedikit minggir menunjukkan Glenn yang sedang di papah oleh PMR.

"Loh kenapa kamu Glenn? " Tanya Bu Siti.

"Jatuh Bu tadi saat istirahat" Jawab Glenn memelas, sambil sesekali terlihat meringis.

"Aduh, Hati-hati makanya. Yasudah, kalian berdua silahkan duduk" Kata bu Siti.

Zheyan kembali ke tempat duduknya, terlihat Bayu, Indira, dan Elena sudah berada di bangku mereka sambil memerhatikan. Dengan Glenn yang masuk dengan terseok-seok mendalami aktingnya, kembali ke tempat duduk disamping Bayu.

"Kalau begitu kami permisi ya Bu" Kata siswi petugas PMR itu kepada Bu Siti yang di balas angukan olehnya. Tak lama pintu kembali tertutup, dan Bu Siti melanjutkan kembali pelajarannya.

...

"Assalamu'alaikum! " Teriak Zheyan sambil memasuki rumahnya, dia baru saja pulang dari sekolahnya. Rasa lelah menjalar diseluruh tubuhnya, langsung saja dia jatuhkan asal tasnya di lantai dan langsung merebahkan badannya di sofa ruang keluarga.

Terlihat seorang wanita paruh baya keluar dari arah dapur rumah itu, mengarah kepadanya masih dengan menggunakan apron.

"Eh anak gadis mama, baru pulang? Bagaimana sekolah barunya? " Tanya Mawar Andirahman ibu kandung Zheyan.

Zheyan yang mendengar pertanyaan ibunya itu bangun dan menghampiri. "Baik mah, sangat baik malah" Kata Zheyan tersenyum kecut sambil menyalami ibunya. Dihari pertama dia langsung mendapatkan teman-teman yang suka mencari masalah.

"Assalamu'alaikum! "

Terdengar salam dari arah pintu mengalihkan pandangan mereka, terlihat Seorang anak laki-laki dengan tinggi 180 cm mengenakan pakaian sekolah putih biru memasuki rumah dengan sumringah. Dia Gevan Andirahman adik laki-laki Zheyan, diikuti seorang pria paruh baya dengan tinggi 190 cm di belakangnya yang mengenakan setelan jas, Gerald Andirahman ayah Zheyan.

"Anak bujang mama gimana sekolah barunya? " Tanya Mawar kepada Gevan.

"Seru mah! Aku ditawarin masuk eskul basket nih" Kata Gevan bersemangat.

"Wah bagus dong" Balas Mawar lembut sambil menghampiri suaminya, membantu membereskan barang bawaannya.

"Mama sudah selesai masak, yuk kita makan bareng" Ajak Mawar kepada keluarganya.

Mereka berjalan bersama ke arah ruang makan, terlihat perbedaan tinggi yang lumayan diantara Mawar dengan suami dan anak-anaknya. Dia adalah wanita dengan tinggi standar sedangkan suaminya memiliki tinggi diatas rata-rata, membuat anak-anak mereka juga memiliki tinggi di atas rata-rata. Sehingga Mawar terlihat pendek diantara keluarganya ini.

Dimeja makan terlihat Gevan yang semangat membicarakan ceritanya hari ini, dan di tanggapi Mawar sang ibu dengan antusias. Sedangkan Zheyan yang memiliki sifat seperti ayahnya hanya diam menyimak dan sesekali tertawa melihat tingkah adiknya itu.

JANGAN SALAH PAHAM [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang