Sembilanbelas

3K 278 10
                                    

Zheyan melangkah mendekati kekacauan berniat menghentikan,  namun tiba-tiba langkahnya terhenti akibat tarikan dari belakang. Badannya limbung ke arah belakang tidak siap dengan tarikan tiba-tiba itu, belum sempat mencoba menyeimbangkan diri badannya tertahan oleh orang di belakangnya.

BRUK!

Zheyan menengok ke belakang mencari siapa pelaku yang menariknya, belum sempat melihat dengan jelas, wajahnya yang ingin menengok ke belakang terhenti karena bisikan dari samping telinganya.

"Mau kemana?"

Suara bariton di samping telinganya itu seketika membuat Zheyan merinding, di hentikannya niat untuk melihat orang di belakang. Posisinya saat ini masih dengan menyender kepada orang di belakang dan tangannya masih belum di lepas oleh orang itu.

"Mau misahin kak" Cicit Zheyan, saat ini wajah orang di belakangnya itu berada tepat di samping telinganya yang membuat Zheyan seketika merinding, hembusan napas sesekali dapat ia rasakan di samping telinganya.

"Hobi banget misahin orang berantem" Kata Davin sambil membantu Zheyan kembali berdiri tegak, Zheyan yang semula menyender di dadanya kemudian berdiri dan menghadap kearahnya.

Zheyan yang mendengar itu hanya diam sambil menatap ke arah tangannya yang masih belum di lepaskan, dia mendongak menatap Davin.

"Kak Davin sendiri gak ada niat mau misahin?" Tanya Zheyan bingung, pasalnya bukankah harusnya Davin yang merupakan ketua geng merasa tidak senang kalau anggotanya berantem?

Davin yang mendapat pertanyaan itu mendongak menatap langit sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, berfikir bagaimana harus menjawabnya, dia diam sejenak lalu kembali menatap Zheyan dan menjawab.
"Biasa aja sih, terserah mereka" Katanya dengan raut tak peduli.

Zheyan menatap Davin dengan wajah tak percaya, dia heran dengan jawaban Davin tadi. Apa Davin gak peduli anggotanya bertengkar?

Davin yang mendapat tatapan tak percaya dari Zheyan mencoba mengalihkan, "Mending ikut gua deh dari pada disini nanti keseret" katanya, dan tanpa permisi langsung merebut helm di tangan Zheyan dan menariknya pergi dari tengah kerumunan.

Zheyan yang di tarik mengikut saja, walau niat awalnya ingin memisahkan tapi kalau ketuanya saja membiarkan berarti tak apa kan?

Mereka berjalan keluar dari kerumunan mengarah ke tempat motor Zheyan terparkir sebelumnya, terlihat disana beberapa anggota Phoenix yang sudah berkumpul. Sebagaian besar orang disana sudah pernah Zheyan jumpai saat dia ke markas Phoenix, bahkan kak Intan dan juga Indira? ada disana.

Melihat kedatangan mereka Indira yang awalnya duduk menyender pada salah satu motor langsung berdiri, terlihat cukup kaget mendapati Zheyan disana.

"Loh! Zheyan? Kok bisa disini?" Tanya Indira bingung, di liriknya Davin curiga yang hanya memasang muka datar.

"Tadi kesini bareng Glenn" Jawab Zheyan sekenanya.

Indira mengangguk mengerti, namun dilihat tidak ada Glenn di sana dia kembali bertanya, "Trus Glenn nya mana?"

Mendengar pertanyaan itu Zheyan hanya tersenyum datar dan menunjuk arah keributan dengan ibu jarinya tanpa menoleh "Tuh" Jawabnya singkat.

"Dasar gila" Gumam Indira sambil melihat ke arah keributan dengan heran. Di liriknya Davin di samping Zheyan yang masih berpegangan tangan, entah mereka sadar akan hal itu atau tidak. Ditariknya tangan Davin yang menggandeng Zheyan dengan kasar hingga terlepas, sedikit kaget Davin menatap Indira yang wajahnya terlihat bete.
"Pisahin sana bang! Gak guna banget jadi ketua" Katanya ketus.

JANGAN SALAH PAHAM [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang