Sepuluh

4.8K 401 7
                                    

Suara nada dering bergema disana, tanpa memedulikan siapa yang menelepon Zheyan keluar dari persembunyiannya dan berlari kearah pintu masuk TPA, ada dua orang didepan sana mencoba mencegatnya.

'Lu pasti bisa zee! Dua orang' pikir Zheyan memberanikan diri.

Zheyan berlari mengarah ke satu orang, dengan sekuat tenaga dia melompat, menendang perut orang tersebut. Satu yang didekat sana mendekat setelah melihat temannya yang memegang perut kesakitan, Zheyan dan orang itu sama-sama melayangkan tinju.

Buagh!

Suara pukulan keras mengenai wajah orang itu dan juga Zheyan, mereka berdua mundur beberapa langkah mengamankan jarak menahan sakit. Zheyan mengelap sudut bibirnya, terdapat sedikit bercak merah disana.

Buagh!

Zheyan tersungkur kedepan, punggungnya sakit bukan main. Dengan cepat dia berdiri kembali dan menghadap kebelakang, orang yang di tendangnya tadi terlihat sudah bangkit kembali. Dia mencoba meninju Zheyan, melihat itu Zheyan menghindar kesamping dan menendang tulang kering orang tersebut hingga dia terduduk mengaduh.

Melihat beberapa orang yang mengejarnya mulai menghampiri mereka, tanpa menyia-nyiakan kesempatan Zheyan kembali menendang orang yang tadi di tinjunya sampai dia tersungkur. Lalu dia beranjak lari keluar TPA dengan tergesa-gesa, sesampainya didepan gerbang dia menabrak seseorang, dan mundur selangkah menunduk, mengaduh kesakitan mendapati hidungnya terbentur orang didepannya.

"Lo gak papa? " Tanya orang didepannya dengan nada khawatir.

Zheyan mengangkat kepalanya, melihat orang yang ada didepannya. Senyumnya tidak dapat ditahan saat mendapati orang yang tadi di telponnya sudah ada di hadapannya.

"Kak Davin! " Kata Zheyan tersenyum lebar, entah kenapa dia merasa tenang sekarang.

"Anjing Davin, lu disini? "

Suara itu menginterupsi mereka berdua, Zheyan menengok kearah belakang. Mendapati salah satu orang mendekat kearah mereka.

Kelompok yang mengejarnya mulai berkumpul satu persatu disana, termaksud orang yang tadi di hajarnya sudah berdiri disana menatapnya nyalang.

"Pengecut lo Dimas! Berani-beraninya lu ngeroyok cewek" Kata Davin dingin dengan tatapan yang tajam mengarah ke orang-orang didepannya.

"Hahaha, maksud lo apa? " Tanya Dimas tidak mengerti. "Gua gak tau lu ngomong apa, yang jelas lu mati hari ini!" Teriak Dimas sambil berlari menerjang kearah mereka.

Davin dengan sigap menarik Zheyan kebelakangnya, dan mulai berkelahi dengan mereka sambil mencoba melindunginya.

Terlihat pertarungan yang tidak seimbang, Davin yang bertarung melawan delapan orang sekaligus terlihat kewalahan. Zheyan menatap khawatir, saat dia hendak bergabung mencoba membantu Davin. Tangannya tertahan, ada orang yang menariknya kebelakang.

Zheyan berbalik, terlihat Intan disana memegang tangannya. Dibelakang terdapat beberapa anggota Phoenix termaksud Glenn dan Bayu yang langsung ikut bertarung melawan geng Compas milik IPS.

"Lu gapapa? " Tanya Intan khawatir kepada Zheyan. Mendapati pertanyaan itu Zheyan mengangguk "gapapa kak" Jawabnya.

Terlihat pertarungan yang mulai seimbang didepan sana, mereka saling bertukar tinju disana. Hingga tiba-tiba terdengar suara sirine polisi mulai mendekat kearah mereka.

Dengan panik, mereka bubar dan berlarian. Intan menarik Zheyan berlari berlawanan arah dengan tempat motornya berada, berbelok ke kanan dan mereka mendapati motor sport milik angota Phoenix terparkir disana. Dengan cepat mereka semua menaiki motor masing-masing, Davin menarik pergelangan tangan Zheyan kearah motornya. Menyuruh Zheyan naik ke motornya dan melaju meninggalkan tempat itu.

JANGAN SALAH PAHAM [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang