Delapan

4.8K 400 10
                                    

Elena memasuki rumahnya dengan wajah sumringah, diayunkannya tangannya seperti anak kecil. Sudah tidak dipedulikannya belajaan dari minimarket depan komplek yang sudah terguncang didalam kantong plastik.

Dia berlari-lari kecil sambil sesekali melompat, Diana yang melihat putrinya kegirangan itu heran. Bukannya Elena ijin sekolah hari ini karena sedang galau? Kenapa sekarang terlihat senang begitu?

"Ada apa sih Len? " Tanya Diana yang sedang menyiapkan makan malam kepada Elena.

Elena menyengir kearah ibunya, dan berlari kecil kearah meja makan. Terlihat disana Ayah dan Kakaknya yang sudah duduk rapih menunggunya.

Elena duduk di kursinya, sambil tersenyum malu-malu dia berkata. "Tadi kan Elena dicegat cowok pas balik minimarket.. -"

Belum selesai Elena berkata, Freya kakaknya melotot kearahnya. "Kok dicegat cowok seneng?! Siapa yang cegat? " Tanya Freya ngegas, heran kepada adiknya.

"Ih! Belum selesai! " Kata Elena tak terima ceritanya dipotong.

"Trus kenapa seneng gitu? " Lanjut ayahnya, Andre yang bertanya heran.

"Nah! Pas dicegat, Tiba-tiba ada motor berenti. Taunya motor Zheyan!!" Teriak Elena kegirangan, kakinya berayun-ayun dibawah kursi. "Trus aku ditolongin deh, di anterin pulang lagi! " Lanjut Elena senang.

Mendegar itu Freya dan Andre hanya mendengus, biasa melihat adik dan anaknya yang suka sekali dengan cogan itu. Sedangkan Diana yang sudah tau mengernyit heran, bukannya anaknya itu sedang galau karena Zheyan hari ini. Tapi sudahlah, dia juga tidak mengerti dengan pikiran putrinya itu.

...

Pagi hari itu Zheyan berangkat ke sekolah lebih awal, sesampainya di kelas terlihat bangku-bangku yang kosong. Belum ada yang datang pagi itu.

Merasa bosan, Zheyan keluar dari kelasnya. Berjalan kearah tangga naik ke atap, bersantai sambil melihat-lihat sekolah dari atas berniat menghapal tata letaknya.

Tak lama, netra coklat Zheyan terfokuskan kearah gerombolan motor sport yang memasuki gerbang kearah parkiran motor, terlihat motor-motor itu parkir di samping motornya. Zheyan menyadari dua motor disana yang terlihat seperti milik Bayu dan Glenn, dan benar saja, ternyata gerombolan itu adalah geng Phoenix.

Zheyan sedikit kaget melihat ada beberapa perempuan di gerombolan itu, terlihat Intan yang berboncengan dengan Dion, Elena dengan Glenn, dan Indira dengan Davin. Mereka semua terlihat memasuki gedung hingga tak terlihat di mata Zheyan.

Zheyan berbaring menatap langit, semilir angin bertiup lembut membuat rambutnya sesekali berterbangan. Hingga tak butuh waktu lama dia memejamkan matanya dan masuk kedalam mimpi.

...


Zheyan mengerjapkan matanya, silau matahari membuatnya sedikit kesulitan untuk membuka mata. Bau vape tercium di hidungnya, terlihat asap mengepul di belakang kepalanya. Masih dengan berbaring, Zheyan mendongak kebelakang.

Terlihat seorang cowok dengan baju acakan bersender disana, kulitnya coklat dengan mata tajam dan alis tebal menatap lurus kedepan, rambutnya acakan tertiup angin. Terlihat di tangannya sebuah vape berwarna hitam.

Menyadari siapa yang didekatnya Zheyan terduduk, baru di sadarinya ternyata sedari tadi dia meniduri tas yang bukan miliknya. Davin yang menyadari orang disebelahnya terbangun menoleh, dia tersenyum tipis melihat ekspresi terkejut Zheyan.

JANGAN SALAH PAHAM [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang