Davin menancapkan gas motornya di ikuti motor anggota Pheonix lainnya berjalan membelah kegelapan malam kota, suara bising deru motor yang mereka hasilkan memenuhi telinga.
Zheyan melajukan motornya sedikit pelan dari yang lain karena senderan Glenn di belakang punggungnya.
"Glenn lu gak tidur kan?" Tanya Zheyan sedikit berteriak agar terdengar.
Glenn yang sedari tadi diam akhirnya bersuara, "engak kok yan"
"Kalo gitu pegangan jaket gua biar gak jatoh" Kata Zheyan, pasalnya motor mereka mulai tertinggal karena laju motornya yang ia lambatkan.
"Oke" Jawab Glenn yang langsung saja memeluk pinggang Zheyan dari belakang, dengan senang hati lagi-lagi di senderkannya kepala di punggung Zheyan.
Meski agak terganggu dengan helm milik Glenn yang dia sematkan di lengan kirinya, Zheyan hanya membiarkan Glenn yang malah memeluknya.
"Sakit banget tah tangannya?" Tanya Zheyan yang sedikit khawatir.
"Banget yannnn~"
Mendengar itu Zheyan melajukan motornya kencang menyusul yang lain ke arah markas Pheonix dengan cepat.
Sesampainya di markas Zheyan menghentikan laju motornya, terlihat semua orang sudah sampai dan memasuki bangunan.
Zheyan menyusul di ikuti Glenn di belakangnya, di lantai satu sudah banyak yang berkumpul yang sebagian tengah mengobati luka mereka, termaksud Bayu.
Glenn dan Zheyan langsung saja bergabung disana, Zheyan meraih kotak P3K yang berada di samping Bayu berniat mengambilkan obat.
"Kasa nya abis?" Tanya Zheyan pada Bayu saat mendapati kain kasa yang tidak ada di sana.
"Abis, gua pake"
"Yahhh" Glenn yang tengah melepas jaketnya menghela napas memelas.
"Minta aja sama kak Intan di atas" Jawab Bayu yang masih sibuk menyalepi luka memarnya.
Mendengar itu bukannya beranjak Glenn malah menyenderkan tubuhnya di sofa sambil cemberut, entah kenapa dengan anak ini Zheyan yang kasihan melihat memar di lengan kanan Glenn akhirnya beranjak dari duduknya.
"Yaudah gua ambilin deh"
Mendengar itu Glenn tersenyum sambil menatap Zheyan terharu, "Makasih yan, lopyu!!" Katanya sambil membuat love dengan tangan kirinya.
Zheyan yang mendapati itu hanya tersenyum kecil menanggapi sambil berjalan pergi.
"Ck, anak kek gini gak usah di manjain Yan! Ngelunjak" Kata Bayu sedikit berteriak sambil menatap kesal Glenn.
"Sirik aja lu! Di bantuin gak berterimakasih" Jawab Glenn merasa tersakiti.
"Siapa yang di bantuin?! Lu yang gak tau diri" Bantah Bayu sambil menendang kecil Glenn.
"Lu lah! Coba aja gak ada gua, lu pasti di kroyok Elgar" Jawab Glenn sombong.
"Mata lu! Lu nya aja yang pengen ikut-ikutan anjir" Kata Bayu kesal dengan jawaban Glenn. Sedangkan yang di tendang hanya tertawa.
Zheyan menggelengkan kepala mendengar pembicaraan itu, sambil menaiki tangga ke lantai atas ia menyisir rambutnya kebelakang menggunakan jari tangannya.
Sesampainya di atas Zheyan mengedarkan pandangannya mencari Intan, di dapatinya Intan yang tengah memainkan handphone nya di seberang ruangan.
"Kak, ada kain kasa gak?" Tanya Zheyan setelah sampai di depan Intan.
"Oh, ada Yan. Bentar gua cariin" Katanya sambil beranjak ke arah lemari di pojok ruangan.
Zheyan berjalan mengikuti di belakang, di perhatikannya Intan yang tengah mencari di dalam lemari.
"Indira sama kak Davin mana kak?" Tanya Zheyan sambil memperhatikan sekeliling sekali lagi, pasalnya sejak dia datang ke markas sudah tidak terlihat lagi keberadaan dua orang itu.
"Davin tadi nganterin Indira pulang dulu sih Yan" Jawab Intan sekenannya dan menutup kembali pintu lemari, "Nah, nih kasanya" Sambil berbalik ke arah Zheyan, di ambilnya kain kasa itu dari Intan dan pamit beranjak dari sana, "Oke, makasih kak" Kata Zheyan.
Zheyan kembali ke tempat Bayu dan Glenn dan langsung memberikan kain kasa itu kepada Glenn yang di terima dengan senang hati, di dudukinya bangku kosong di sebelah Bayu.
"BTW, Kak Davin sama Indira pacaran?" Tanya Zheyan tiba-tiba, habisnya dia tidak kepikiran apapun selain itu setelah mendengar jawaban Intan tadi.
Glenn yang baru saja hendak menuangkan antiseptik ke kain kasa menghentikan kegiatannya karena terkejut, "HAH! Seriusan lu Yan?!"
"Gua nanya Glenn" Jawab Zheyan malas, melihat reaksi Glenn yang sangat terkejut membuatnya tambah penasaran.
"Hmmm, gak tau juga sih. Tapi setelah di pikir-pikir mereka emang deket sih" Jawab Bayu sambil mendongak dan melipat tangannya mencoba mengingat-ingat. Dia sudah selesai mengobati dirinya sejak Zheyan datang tadi.
"Eh iya sih, Indira sering banget bareng Bang Davin" Kata Glenn menimpali sambil mengangguk-nganguk setuju. Kini tangannya sibuk memberikan salep ke lengannya yang lain.
"Tapi gua juga gak tau ya pacaran beneran apa engak, soalnya gak pernah nanya juga" Kata Bayu sambil mengedikkan bahu tak peduli.
Zheyan yang mendengar itu hanya mengangguk-angguk mengerti. Sepertinya orang-orang tidak tau, atau dua orang ini saja yang tidak peduli, entahlah.
Setelah itu Bayu mengeluarkan ponselnya dan mulai memainkan game online di benda pipih tersebut. mengikuti Bayu, Zheyan yang juga gabut ikut memainkan game bersama lewat ponsel miliknya.
Glenn yang sudah selesai mengobati dirinya dan mendapati dua teman di depannya tengah asik memainkan game di handphone mengehela napas sambil menyender ke sofa.
"Hah""... "
"Hahhh"
"... "
"HAHHHHHHHH~~~"
"Ck, apaan sih Glenn? Kalau mau ngomong, ngomong aja kali!" Kata Bayu kesal sambil sedikit menendang Glenn.
"Mau main bareng kah?" Kata Zheyan masih fokus menatap game di ponselnya.
Bayu yang sudah kalah dari game miliknya memilih beranjak dan berjalan ke arah kulkas di dekat mereka, "mau minum apa?" Tanyanya.
"Samain" Kata Zheyan sambil meletakan ponsel miliknya, dia baru selesai memainkan game di ponselnya.
Bayu berjalan kembali ke arah mereka sambil membawa tiga kaleng minuman bersoda, di berikan nya masing-masing satu.
"Jadi apaan? " Tanya Bayu kepada Glenn sambil menghempaskan tubuh ke atas sofa.
Tidak menjawab, Glenn diam sambil memalingkan wajah.
"ANJING! Badan bongsor ngambekan, jijik woy! " Kata Bayu sambil menendang kesal ke arah Glenn.
Zheyan melihat itu hanya menggelengkan kepalanya kecil sambil membuka tutup kaleng minumannya.
Glenn memutar bola matanya kesal mendapat reaksi teman-temannya, menghela napas. Di tengoknya sekeliling markas, orang-orang sedang sibuk masing-masing. Bagus, mereka juga saat ini duduk di pojok ruangan.
Mendapati tingkah mencurigakan Glenn, Bayu jadi penasaran sekaligus sedikit kesal. "Cepet! "
Selesai memastikan ke adaan Glenn kembali menatap ke arah Bayu dan Zheyan, dengan wajah serius dia memajukan badannya mendekat ketengah sambil mengkode mereka untuk melakukan hal serupa. Mau tidak mau Bayu dan Zheyan ikut memajukan badan mereka mendekat.
Sebenarnya tingkah serius Glenn ini membuat Zheyan sedikit penasaran dengan apa yang akan di bicarakan ini, namun jika mereka membicarakan sambil bisik-bisik begini bukannya akan membuat yang lain penasaran ya saat mereka menyadarinya nanti. Tapi yasudahlah, mari dengar saja apa yang mau di bicarakan Glenn saat ini.
Sambil sedikit berbisik Glenn berkata "Tadi pas lagi tawuran, gua-"
Tbc!!
Wkwkwk sengaja
🏃♀️💨

KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN SALAH PAHAM [HIATUS]
HumorZheyan Andirahman, Cewek dengan tinggi 185cm yang sering di sangka cowok karena tinggi dan bentuk badannya. Sering didekati cewek-cewek dan di salah pahami sebagai gay, membuat Zheyan menghadapi hal-hal yang cukup absurd dan penuh kesalahan pahaman...