1

3.8K 145 1
                                    

Author pov

Hidup di perantauan membuat Luna banyak belajar. Umurnya kini genap 26 tahun dan sudah 9 tahun dia hidup jauh dari keluarganya. Luna bekerja di sebuah perusahaan besar. Seperti hidup karyawan ibu kota pada umumnya yang dihabiskan di kantor, rumah, jalanan yang macet dan sesekali hang out bersama teman.

Luna sendiri memiliki seorang kakak laki-laki yang tinggal bersama ibunya di kampung. Kakaknya sudah menikah. Tinggal si bungsu Luna yang belum menikah.

.

Luna pov

"Udah senin lagi aja" kata luna sambil beres-beres ranjangnya. Lalu berlalu untuk siap-siap bekerja.

"Pagi Luna...mau berangkat kerja ya?" Sapa ibu kostku yang gaul banget. Umur 55 tahun bertato dan sangat akrab dengan penghuni kostnya. Enak diajak ngobrol dan sering bagi-bagi makanan.

"Iya bu"

"Ya udah ati-ati"

.

Akhirnya sampe di mejaku setelah 30 menit bertarung dengan macetnya jalanan. Biasanya kalo hari senin begini kerjaan seperti musuh menyerbu.

"Udah sarapan Lun? Nih gue ada roti isi lebih kalo lu mau" tawar temanku Mira.

"Mau dong. Makasih ya Mir...tau aja belom sempet sarapan"

"Gue mah apal anak kos kalo hari senin gimana" kata Mira

Sambil sarapan aku memulai aktivitas kerjaku. Sesekali cek email dan wa. Saat aku cek wa ada pesan dari ibu

Ibu
Nak kamu gak pengen tengokin ibu? Ibu kangen kamu.

Ini ibu wa pagi-pagi nyuruh pulang pasti ada maunya. Karna aku selalu pulang tiap 5 bulan sekali buat tengokin beliau. Dan baru 3 bulan yang lalu aku pulang. Maklum perjalanan dari sini ke kota asalku hampir 12 jam perjalanan darat, itulah yang buat aku gak bisa sering-sering pulang

Luna
2 bulan lagi ya bu aku pulang. Kan kemaren baru pulang.

Ibu
Kelamaan itu. Kalo bisa jangan sampe 2 bulan lagi. Ibu mau kenalin seseorang ke kamu

Luna
Ibu..udah ah stop jodohin aku. Ntar aku cari sendiri yang cakep. Baru 26 juga.

Aku tutup chatku dengan ibu. Ini kalo dibiarin bisa disuruh pulang hari ini. Aku kembali fokus ke pekerjaanku.

"Makin gila aja jaman sekarang. Masa sih ini ada kasus anak cewek di perkosa bapaknya sampe berbuah 4 bayi. Dan semuanya dibunuh buat praktik ilmu hitam trus dikubur gitu aja" kata Mira tiba tiba ditengah hening aku dan tim kami bekerja.

"Dunia emang kejam Mir" sahut salah satu teman kerja ku Adi

"Kalo gak kejam gak bakal ada anak yang dibuang, anak dibawah umur dagang tisu ditaman kota, dan masih banyak lagi" timpal Elsa. Penghuni meja sebrang Adi.

"Dunia emang gak adil mir" kataku dengan lirih.

Karna kata-kata Mira aku jadi teringat kata Ibu kalo aku dulu pernah hampir dibuang oleh almarhum kakekku kalo jenis kelaminku laki-laki. Karna kakek cucunya kebanyakan laki-laki dan ingin memiliki cucu perempuan. Ternyata saat aku lahir sebagai bayi perempuan selingkuhan ayahku juga melahirkan bayi perempuan. Pahit banget tiap cerita itu kalo diingat. Ayahku yang suka selingkuh bahkan saat ibu mengandungku. Kakek yang merestui ayah menikahi selingkuhannya saat aku bayi karna selingkuhannya juga melahirkan bayi perempuan.

"Habis makan siang jangan lupa ada rapat bulanan sama Bu Naira" kata Kak Andin selaku ketua tim kami menyadarkanku dari ingatan masa lalu.

"Bahan rapatnya udah siap kan Di?" Tanya Kak Andin pada Adi.

"Udah siap kok. Tenang aja"

.

Author Pov

Jam makan siang datang. Seluruh karyawan mulai memenuhi cafetaria ataupun resto dekat kantor. Tim Luna pun sudah berjejer rapi di meja cafetaria untuk makan siang sambil sesekali ngobrol.

"Guys lu udah pada tau belom kalo Bu Naira ternyata punya adek cewek?" Tanya Elsa pada empat rekan timnya

"Gue udah tau. Pernah sekali lihat waktu Bu Naira di jemput adeknya di depan perusahaan" jawab Mira

"Cakep gak Mir?" Tanya Adi

"Cakep. Mirip sama Bu Naira"

"Wih..jadi penasaran gue" Kata Adi

"Huu...Kepo lu Di. Manusia dipakein bedak sama lipstik juga lu kata cakep Di soalnya" timpal Luna

"Kan yang penting masih manusia Lun" kata Adi sambil tertawa

"Yuk kalo udah selesai makannya balik ke ruangan. Biar segera siap-siap rapat" kata Kak Andin dan disetujui rekan timnya.

.

Rapat berjalan lancar meskipun Luna dan tim nya banyak menerima evaluasi dari atasan. Satu persatu peserta rapat mulai meninggalkan ruang rapat setelah sang atasan keluat ruangan itu.

"Eh Mir temenin ke toilet dong. Udah gak tahan nih" Pinta Luna pada Miraa

"Kalo gitu kami duluan ya Lun, Mir" Kata Andin pada Luna dan Mira

"Oke Kak"

Setelah selesai urusan toilet Luna dan Mira segera menuju lift untuk kembali ke ruangannya. Saat lift terbuka Luna melihat seorang wanita di dalam lift sendiri. Entah kenapa Luna tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wanita itu. Bahkan saat wanita itu keluar, untuk masuk ke dalam lift Luna perlu ditarik Mira.

Bersambung

Perjalanan (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang